webnovel

ENDOMETRIOSIS

"Kiiiy... kesini sebentar dong," panggil Ifa dari kamar mandi. Rizky yang masih di atas tempat tidur buru-buru mendatangi Ifa. Kenapa suara Ifa begitu, seperti orang kesakitan. Apakah dia jatuh di kamar mandi?

"Ada apa, sayang?" tanya Rizky saat sudah di dalam kamar mandi. Dilihatnya Ifa sedang meringkuk di bawah shower. Rizky kaget melihatnya, apalagi saat dilihatnya wajah Ifa yang sepertinya menahan sakit. "Kamu kenapa?"

"Perut gue sakit banget." jawab Ifa lemah. Rupanya hari itu Ifa mendapat menstruasi. "Tolong ambilin pembalut di laci situ. Gue nggak kuat berdiri."

Rizky langsung menuruti permintaan istrinya. Setelah Ifa selesai, Rizky langsung menggendong Ifa keluar kamar mandi. Di atas tempat tidur Ifa meringkuk menahan sakit. Rizky yang bingung tak tahu harus bagaimana, akhirnya menghubungi mertuanya melalui ponsel. Ia tak tega meninggalkan Ifa yang sedang kesakitan. Dengan setia Rizky duduk di samping Ifa sambil mengusap-usap pinggang Ifa, sampai istrinya tertidur. Ia berharap hal itu bisa membantu mengurangi rasa sakit yang Ifa rasakan. Tak lama kemudian emak Bella tergopoh-gopoh datang. Dilihatnya Ifa tertidur sambil meringkuk

"Paaah... elo kenapa? Apanya yang sakit? Buruan kasih tau emak. Ipah kenapa, Ky?" tanya mak Bella kepada Rizky.

"Katanya perutnya yang sakit, mak. Ini hari pertama dia menstruasi. Biasanya memang sakit, tapi nggak kayak begini. Ini aja tadi dia sampai manggil Iky karena nggak sanggup berdiri." jawab Rizky. Tangannya masih terus mengusap-usap pinggang Ifa. "Biasanya dibalur pakai minyak urut agak enakan, tapi kali ini kayaknya sakitnya belum berkurang."

"Apakah penyakit lamanya kumat lagi?" tanya emak Bella pada dirinya sendiri. "Lo telpon si Ridwan minta ijin hari ini kagak ngantor ya. Habis itu elo wa si Alana, kasih tau dia kalau bini lo hari ini nggak kuliah." Tanpa banyak tanya Rizky langsung melaksanakan apa yang mak Bella perintahkan. Sakit apakah sebenarnya istrinya ini. Baru saja Rizky selesai mengabari Alana, bunda Ulfa tergopoh-gopoh masuk ke paviliun.

"Ky, ada apa?" Suara bunda Ulfa terdengar cemas. "Kata si Ujo, tadi emak tergopoh-gopoh kesini. Mana mak Bella dan Ifa?"

"Nggak apa-apa, bun. Si Ifa perutnya sakit. Kebetulan ini hari pertama dia menstruasi."

"Apakah penyakit lamanya kumat?" tanya bunda Ulfa sambil berjalan masuk ke kamar.

Rizky hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Penyakit apa sih yang di derita istrinya, tanyanya dalam hati. Bukannya hal biasa ya wanita menstruasi hari pertama sakit perut? Di dalam kamar dilihatnya Ifa sudah terbangun. Badannya masih meringkuk menahan sakit.

"Maaak... sakiiit," rintih Ifa pelan. Hilang sudah image gadis galak dan tengil. "Kiiy.... sakit banget." Rizky buru-buru menghampiri istrinya dan menggenggam tangannya. Setiap kali Ifa merasa sakit, tangan Rizky dicengkeram dengan keras. Rizky hanya bisa meringis, namun dia tetap tak melepaskan genggamannya.

"Mak, kita bawa aja si Ifa ke rumah sakit." ajak bunda Ulfa. "Aku nggak tega melihat dia kesakitan terus."

"Bun, Ifa sakit apa sih?" tanya Rizky bingung. "Serius banget ya sakitnya?"

"Sebentar Jeng, aku telpon si Husna dulu. Aku mau tanya dulu, hari ini dia praktek nggak." Husna adalah adiknya mak Bella yang cantiknya nggak kalah dengan sang kakak. Kalau mak Bella saingan dengan park Shin Hye, maka Ncing Husna saingan berat Suzy.

"Ky, sana kamu minta tolong pak Gito buat panasin mobil kamu. Nanti begitu Ncing Husna dapat dihubungi kita langsung meluncur ke tempat praktiknya," perintah bunda Ulfa. Dengan enggan Rozky menuruti perintah bundanya.

"Jeng Ulfa, kebetulan pagi ini Husna praktek di rumah sakit Bhakti Husada. Kita bawa dia kesana." Mak Bella sudah berhasil menghubungi adiknya.

Tak sampai setengah jam mereka sampai di rumah sakit. Karena sudah membuat janji, mereka bisa langsung menemui dokter. yang notabene adalah adik mak Bella.

"Cing, Ifa sakit apa?" tanya Rizky khawatir. Kedua ibu mereka mendampingi Ifa.

"Kalian sudah hampir setahun menikah ya? Apakah Ifa nggak pernah mengeluh apapun selama menikah dengan kamu? " tanya Ncing Husna. "Mungkin saat menstruasi datang."

"Memang setiap menstruasi hari pertama dia akan mengeluh perutnya sakit, tapi hanya sebentar. Setelah itu baik-baik saja. Sakitnya pun tidak seperti hari ini," Rizky menjelaskan. "Iky pikir itu biasa dialami oleh setiap wanita. Karena dulu bunda pun setiap menjelang menstruasi atau di hari pertama pasti perutnya sakit."

"Ky, istrimu mengalami apa yang disebut dengan endometriosis. Endometriosis sendiri adalah peradangan yang terjadi akibat adanya penebalan jaringan dinding rahim (endometrium). Hal ini pertama kali terdeteksi saat Ifa SMA. Saat itu dia mengalami apa yang disebut dengan endometriosis minimal, dimana muncul jaringan endometrium yang kecil dan dangkal di indung telur. Peradangan juga dapat terjadi di sekitar rongga panggul. Biasanya penderita endometriosis ini setiap kali hendak menstruasi akan merasa sakit. Walau tingkatan sakitnya berbeda untuk setiap penderita."

"Apakah ini berbahaya, Cing" tanya Rizky khawatir.

"Bila dibiarkan penyakit ini bisa menimbulkan kista endometriosis. Dan semua penyakit bila dibiarkan memang kurang baik kan. Encing perlu beritahu kamu, bahwa penyakit ini juga bisa menyebabkan kalian mungkin akan susah memiliki keturunan." Rizky termanggu mendengar penjelasan Ncing Husna. Apakah itu sebabnya hingga kini Ifa belum hamil? tanyanya dalam hati.

"Apakah saat kalian berhubungan Ifa merasa sakit? Kalau dia merasa sakit, ada kemungkinan dia menderita Kista Endometriosis, yaitu jenis kista yang terbentuk ketika jaringan endometrium tumbuh di ovarium. Kista ini berisi cairan berukuran besar yang terbentuk pada ovarium dan bahkan dapat membungkusnya. Pada orang dengan kista endometriosis, darah yang harusnya dikeluarkan malah kembali ke rahim, melewati tuba fallopi, dan akhirnya masuk lagi ke ovarium. Semakin banyak aliran darah yang masuk, maka semakin mungkin endometrioma terbentuk dan membesar. Lama-kelamaan kista cokelat ini akan semakin besar dan bisa pecah. Tadi saat di USG tidak terlihat adanya kista."

"Nggak Cing, saat kami berhubungan dia nggak pernah mengeluh sakit. Kecuali saat pertama kali Iky jebol." Pletak, bunda Ulfa menjitak kepala anaknya dengan pulpen yang ada di meja Husna.

"Itu mah sakit yang beda, Ky." Rizky hanya cengar-cengir sambil mengusap kepalanya yang dijitak bunda Ulfa.

"Apakah ini artinya mereka nggak akan bisa punya anak?" tanya mak Bella yang saat itu sudah duduk di samping Rizky. "Husna, apakah anak gue mandul?"

"Sekitar 30-50% wanita yang mengalami endometriosis, juga mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas. Meski tidak mudah, namun sebenarnya masih ada cara-cara yang bisa ditempuh, demi mencapai kehamilan bagi penderita endometriosis. Kehamilan dengan endometriosis memang lebih berisiko mengalami komplikasi daripada kehamilan normal, misalnya kelahiran prematur, gangguan plasenta, dan preeklamsia. Meski demikian, risiko ini dapat kamu antisipasi dan minimalkan dengan pemeriksaan menyeluruh bersama dokter. Kabar baik lainnya, tidak sedikit wanita dengan kondisi ini yang berhasil melahirkan bayi dengan sehat."

Rizky, mak Bella dan bunda Ulfa tercenung mendengar penjelasan Husna. Tiba-tiba mak Bella nangis tersedu-sedu. Husna langsung memeluk kakaknya. "Ya ampun Ipaaah.. malang banget nasib lo. Gimana kalau sampai elo nggak bisa punya anak. "

"Mpok, jangan panik dulu. Serahkan semua ke Allah. Dia yang menentukan apakah seseorang memiliki keturunan atau tidak. Masih ada beberapa cara yang bisa ditempuh kalau mereka mau punya anak. Asal kita mau berusaha dan sabar."

"Ky, elo nggak bakal ceraiin Ifa kan kalau dia nggak bisa punya anak? Jeng Ulfa, elo nggak bakal nyuruh mereka cerai kan?" Mak Bella mulai histeris lagi. Tiba-tiba mak Bella pingsan dalam pelukan Husna. Rizky langsung uru-buru membantu menahan tubuh mak Bella.

"Yaelah mpok pake pingsan segala. Mana berat banget lagi. Suster, tolong bantu ambil kursi roda buat kakak saya dan tolong bawa ke ruang rawat." Dokter Husna langsung memerintah asistennya.

Tak lama mak Bella sudah berada di kamar rawat inap. Sementara itu Ifa yang sudah diberi obat pereda nyeri duduk di sofa yang ada di kamar tersebut. Rizky memeluknya erat. Bunda Ulfa dari tadi sibuk menemani mak Bella yang masih tersedu-sedu.

"Mpok, sudahan napa nangisnya. Sakit endometriosis kan bukan berarti besok Ifa bakal mati. Kok nangisnya kayak gitu. Tuh, Ifa aja nggak nangis." Husna berusaha membujuk mak Bella. "Minum dulu deh tehnya. Biar mpok lebih tenang."

"Husna, cuma teh doang nih? Kuenya mana?" tanya mak Bella yang sudah berhenti menangis. Yaelah, emangnya di kafe, batin Husna.

"Ifa, Rizky, kalian nggak usah panik dulu ya soal anak. Masih banyak cara yang bisa ditempuh untuk punya anak."

"Apakah Ifa bisa sembuh, Cing?" tanya Ifa yang masih bersandar dalam pelukan Rizky.

Husna menarik nafas dan kemudian menghembuskannya perlahan. "Saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan endometriosis, tapi ada yang dapat dilakukan untuk meringankan gejalanya. Kamu harus perhatikan pola makan, olahraga teratur dan hindari stress. Oleh karenanya tiga hal itu harus kamu perhatikan benar-benar ya, Fa. Pesan Encing, pasrahkan semua kepada Allah. Tak ada yang nggak mungkin buat Dia. Sabar dan selalu tawakal ya, sayang."

Próximo capítulo