webnovel

Malam Kedua di Padang Harta XIII

Namun di dalam kemah, di atas matras yang berbunyi kriak - kriuk tak karuan karena terus menerus dihantam oleh ganasnya permainan asmara penuh kobaran hasrat nafsu di antara dua tubuh yang saling memompa berpacu mengejar kenikmatan birahi....

Suara cipratan - cipratan becek basah yang terdengar bagaikan suara seekor dinosaurus yang sedang melompat - lompat di atas kubangan penuh lumpur yang juga bercampur dengan teriakan - teriakan panas penuh gairah birahi yang begitu luar biasa saling bersahuta - sahutan seolah sedang berlomba untuk bergema memenuhi seluruh hutan purbakala tersebut dengan irama simfoni penuh hasrat di antara Vivadhi Ranata dengan Nadhine Aisyah.

Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah sudah benar - benar tidak peduli lagi dengan apa - apa yang terjadi di sekitar mereka berdua.

Kedua insan yang seolah - olah sudah menggila dibakar oleh hasrat nafsu birahi tersebut sepertinya sama sexali sudah tidak menghiraukan lagi kalau - kalau suara raungan penuh nafsu mereka, suara becek dari peraduan selangkangan mereka berdua, atau pun renyahnya suara matras yang dengan tanpa ampun harus menahan beban yang begitu luar biasa dari gempuran - gempuran dan hantaman - hantaman dahsyat dari persetubuhan Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah tersebut mampu membangunkan seisi hutan purbakala di tengah - tengah alam liar tersebut.

Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane dan Saladhina Olivia sudah sejak tadi terbangun dari kondisi tak sadarkan diri mereka.

Ketiga orang gadis yang memiliki pesona kecantikan yang begitu luar biasa tersebut saling melotot memandangi pemandangan panas membakar hasrat yang langsung tersaji di hadapan mata mereka yang baru terbuka tersebut.

Apalagi Nadhine Alisya yang sedari tadi memandangi saudari kembarnya digarap oleh sang lelaki.

Nadhine Alisya asyik mengocok - ngocok liang cintanya yang sudah basah memuncratkan cairan cinta bagaikan air mancur yang telah banjir dengan jari - jemarinya sendiri sembari menonton adegan syurrrr yang begitu panas menggugah hasrat birahi di antara saudara kembarnya tersebtu dengan sang lelaki yang begitu dicintai oleh dirinya.

Vivadhi Ranata yang melihat Nadhine Alisya dari sudut matanya dan dengan seketika langsung teringat kalau masih ada seorang gadis lagi yang sedang menunggu jatah nafkah batin dari dirinya pun semakin mempercepat ayunan pinggulnya dan memperkuat hantaman selangkangannya.

Sehingga di malam yang seharusnya telah menjadi sunyi senyap sehabis diguyur hujan saat ini dapat terdengar dengan jelas suara misil iskandar sang lelaki yang sedang keluar masuk dengan begitu dahsyatnya mengacak - acak seisi lubang kenikmatan Nadhine Aisyah.

Suara dentuman - dentuman dahsyat yang menggema memenuhi seisi kemah tersebut beradu rasa dengan suara basah dan becek dari selangkangan Nadhine Aisyah yang sudah banjir akan limpahan cairan cinta sang gadis yang sudah tumpah ruah bagaikan luapan waduk dari bendungan yang telah bocor.

Crekk.! Crot! Crekk.! Crottt!!! Crekkk. Crottt!!! Crottt!!! Crek… Crekkk.. Crott!!! Crrek…. Crottt crotttt!!!

Misil Iskandar Vivadhi Ranata yang begitu perkasa bergerak naik turun dengan begitu dahsyat menggesek dan melibas seluruh lipatan - lipatan dari dinding liang cinta sang gadi.

Suara becek nan mesum pun dapat terdengar dengan sangat jelas sekali di telinga setiap insan yang sedang menonton adegan persetubuhan Vivadhi Ranata dan Nadhine Aisyah di tengah - tengah kemah tersebut.

Sesekali Vivadhi Ranata memberikan tekanan yang sangat kuat dengan gerakan pinggulnya yang mantap bagaikan bor sumur minyak menggali dan memperkosa Ibu Bumi, sementara Nadhine Aisyah dengan penuh semangat dan suka cita membiarkan sang lelaki menggali jauh ke bagian terdalam dari tubuhnya yang masih muda belia dan belum sepenuhnya matang tersebut serta dengan penuh kebahagiaan sejati seorang wanita menerima segala kenikmatan yang diberikan oleh sang lelaki yang sudah menaklukkan tubuh dan jiwanya, mencuri hatinya dan mereguk cintanya.

Nadhine Aisyah bahkan dengan gerakan yang begitu erotis terkadang menggoyangkan pinggul serta pantatnya berkali - kali agar mutiara klitorisnya yang bertahta di atas gerbang suci di tengah lembah selangkangannya dapat lebih tersentuh oleh bagian pangkal atas dari misil iskandar sang lelaki yang begitu panas dan keras menggempur liang cintanya.

"Tekan terus, Ran.. AAhhhh… Aahh!!!" Nadhine Aisyah berteriak dengan penuh nafsu, terbakar oleh panasnya hasrat birahi yang menjalar memenuhi sekujur tubuh dan jiwanya.

Melihat Nadhine Aisyah yang sedang terbakar api hasrat birahi pun membuat sang lelaki juga semakin tersulut juga api hasrat nafsunya.

Dengan penuh semangat, sang lelaki pun dengan semakin gencar menekan - nekan selangkangannya yang beradu dengan milik sang gadis sambil menggerak - gerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan, seolah - olah sedang mengebor liang cinta sang gadis dengan adukan - adukan goyangan pinggul dan pantat sang lelaki.

Vivadhi Ranata benar - benar ingin menggarap tubuh indah muda belia milik Nadhine Aisyah sampai benar - benar tuntas sebelum berlanjut menggarap saudari kembar sang gadis yang sedari tadi telah menunggui sang lelaki sambil asyik bermasturbasi.

Eksplorasi dan penggalian liang cinta Nadhine Aisyah dengan misil iskandar sang lelaki yang dia cengkramkan dan dia benamkan dengan sedalam - dalamnya hingga menembus pintu rahim sang gadis benar - benar memberikan sensasi nikmat yang begitu luar biasa baik bagi Nadhine Aisyah mau pun Vivadhi Ranata.

"Ohhh.. OOOohhhhhhhhh OooooHHHH!!!!" Nadhine Aisyah pun melolong bagaikan serigala yang sedang berjaya melepas nikmat yang penuh menhantam sekujur jiwa dan raganya.

Entah sudah berapa kali kah sang gadis mengalami orgasme dan klimaks yang begitu luar biasa malam itu, otak Nadhine Aisyah yang biasanya begitu brilian kini tak mampu memikirkan apa - apa lagi selain kenikmatan yang diberikan oleh lelaki yang sedang menyebadani dirinya.

Seluruh liang cinta Nadhine Aisyah berkedut - kedut dengan segenap tenaganya dan mencengkeram kuat - kuat misil iskandar sang lelaki yang tertanam di bagian paling terdalam tubuhnya.

Tubuh indah Nadhine Aisyah yang sedang ditindih oleh tubuh perkasa Vivadhi Ranata pun menggelinjang dan menegang dengan begitu luar biasa akibat guyuran rasa nikmat yang begitu dahyat membahana ketika sang gadis kembali mengeluarkan cairan nektar khas kewanitaannya yang memancar bagaikan pancuran air mancur membanjiri matras tempat mereka yang saling beradu memadu kasih penuh gelora gairah.

"Eughhh…hhhhh… euuughhhhh….. ahhhhh… AAakkkkhhh!!!!" rintihan, seruan, dengusan dan raungan binal penuh hasrat birahi pun tak pelak keluar dari bibir manis Nadhine Aisyah yang terbuka dengan selebar - lebarnya menyerukan seruan penuh kenikmatan yang menderu menggilas segenap jiwa dan raganya, melumat ke dalam kubangan penuh nafsu.

Sekujur tubuh Nadhine Aisyah bergetar hebat dan menggelinjang dengan begitu liar.

Sang gadis yang secara insting berusaha mencari pegangan agar tidak semakin liar menggila tanpa terkontrol pun memeluk erat tubuh perkasa Vivadhi Ranata sambil menyurupkan wajah cantiknya ke leher sang lelaki, sementara lehernya sendiri menegang dengan nafasnya yang panas menderu - deru, dan hembusan nafas yang panas sarat akan kobaran api hasrat pun tumpah keluar dari bibir sang gadis yang begitu merah menggoda iman tersebut.

Próximo capítulo