Sementara para pendekar masih meributkan soal peringatan yang baru saja diberikan oleh dirinya, Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki akhirnya tiba juga lah di tempat yang mereka tuju.
Di tempat tersebut, lagi - lagi Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki menemukan sebilah pedang yang sedang tertancap.
Bedanya tempat ini dengan tempat yang tadi adalah tidak ada satu orang pun selain mereka berdua yang berada di tempat ini.
Namun Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki dapat merasakan dengan jelas kalau tadinya ada banyak orang yang tiba di tempat ini.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya bercak - bercak darah disana - sini yang terlihat masih baru seperti belum lama mengering.
Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki pun kemudian melihat ke arah pedang putih bersinar yang tertancap di sebuah batu besar berwarna hijau jamrud dan membentuk susunan sisik - sisik tumpang tindih seperti punggung seekor trenggiling atau pangolin tersebut.
[Pedang Tanpa Nama - Three Star Epic Grade Weapon]
[Sebuah artifak pedang yang tercipta secara alami dari kondensasi Sword Intent / Niatan Pedang yang mengaliri batuan mineral yang menjadi makanan sehari - hari dari Hewan Magis yang menciptakannya.]
"Ah? Pedang itu tercipta secara alami? Hewan Magis?" Vivadhi Ranata pun secara refleks mengalihkan Pandangan Surganya dan melihat ke arah batu hijau jamrud besar tempat pedang tersebut tertancap.
[Kura - Kura Tempurung Pedang / Sword Carapache Tortoise a.k.a. SwordToise]
[Kura - Kura Aligator dengan tempurung yang memiliki sisik - sisik tajam yang tersusun seperti sisik - sisik punggung Pangolin dengan warna Hijau Jamrud. Memiliki sebilah Pedang yang tertancap di tempurungnya yang tercipta dari hasil ekskresi batu - batu dan logam mineral yang menjadi makanannya dan dibentuk serta dialiri oleh Sword Intent / Niatan Pedang yang telah diasah oleh Hewan Magis tersebut sejak lahir. Saat ini makhluk magis tersebut sudah berada di Ranah Xiantian Tingkat Akhir atau setara dengan Evolver Tahap Rookie Tingkat Sembilan.]
[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi dari Kura - Kura Tempurung Pedang yang sudah berada di Tahap Xiantian dapat dilihat di kolom komentar atau pun pada komentar di Judul Chapter ini.]
Shhiinnnngggg!!!!! Swisshhhh!!!!
Sebuah desiran angin yang tajam dan mengandung sebuah sword intent di dalamnya yang berniat untuk memotong apa pun yang dilewatinya tiba - tiba berhembus dan melesat dari pedang yang masih tertancap di "batu" tersebut.
Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki secara refleks pun menghindari serangan tersebut sambil merapal mantra [Blade Ward] untuk membuat pelindung di sekitar tubuh mereka untuk berjaga - jaga dari serangan kejutan lainnya.
Shiinnggg! Shinngg! Shinngg!!!
Setiap detiknya, satu hembusan angin yang membawa hawa tebasan dari sebuah pedang yang sangat tajam pun berhembus dan melesat dari pedang tersebut.
Walau pun terlihat begitu cepat, namun bagi Vivadhi Ranata mau pun Faladhina Kiseki yang sudah berada di Tahap Rookie Tingkat Sepuluh dan Delapan yang setara dengan Kultivator Setengah Jindan dan Ranah Xiantian Tingkat Menengah, serangan sword intent dari pedang tersebut terasa begitu lambat bagai gerakan siput.
Dengan mudah kedua orang tersebut pun menghindari semua serangan dari pedang tersebut dan dengan cepat mulai maju semakin mendekat dengan pedang tersebut.
Shiinnggg! Shinngg! Shinngg! Wissh! Wishhh Wisssh!
Suara hembusan angin yang tajam dan gerakan penghindaran berpadu seolah membentuk sebuah simfoni di tanah lapang tersebut.
Hingga akhirnya Vivadhi Ranata telah hampir sampai tangannya untuk mencoba mencabut pedang tersebut dari "batu" tempat pedang tersebut tertancap.
Snappp!!!!
Tiba - tiba saja "batu" tempat pedang tersebut tertancap terangkat ke atas dan sebuah kepala yang sangat mirip dengan seekor kura - kura aligator berukuran raksasa dengan rahang besarnya yang terlihat begitu kuat dan sanggup meremukkan seekor gajah muncul dari bawah "batu" tersebut dan mencoba menyambar Vivadhi Ranata.
Prakkk!!!!
Namun [Blade Ward] yang telah terpasang melindungi sang lelaki melindungi dirinya dari serangan tersebut dan kepala kura - kura tersebut pun membentur aura pelindung [Blade Ward].
Hantaman yang cukup keras pun dialami oleh kepala kura - kura tersebut hingga tersentak ke belakang dan terlihat seperti sedang menengadah ke atas, memamerkan bagian bawah kepala si kura - kura yang terlihat begitu halus dan lembut, berbeda dengan bagian atas kepalanya yang terlihat sangat keras dan kasar penuh duri.
[Pixiu Claw] !!!!
Kesempatan emas ini pun tidak disia - siakan oleh Vivadhi Ranata yang dengan sigap mencakar silang bagian bawah kepala kura - kura tersebut yang terpamerkan ke atas karena kepala si kura - kura yang sedang tertolak ke belakang.
Srerreekkk !!!! Crottt crottt crottt!!!!
Dengan kedua tangan nya yang membentuk cakar, Vivadhi Ranata melukai kepala dan leher kura - kura tersebut hingga membentuk luka yang saling menyilang dan menyemburkan darah segar dalam jumlah yang cukup banyak.
HAAANGGGGHHH!!!!
Kura - Kura Tempurung Pedang tersebut pun membuat suara seperti raungan seekor Godzilla di film - film Kaijuu dan mundur beberapa langkah ke belakang dan menatap Vivadhi Ranata dengan mata merah penuh murka.
Ssrrttt srrrttt Ssrrtttt ....
Seluruh tubuh Kura - Kura Tempurung Pedang yang telah mengeluarkan kepala, ekor dan keempat kakinya dari tempurungnya yang berbentuk seperti sekumpulan duri - duri besar berwarna hijau Jamrud dengan sebilah pedang tertancap di atas nya tersebut tiba - tiba bergetar seperti sebuah gunung yang akan meletus.
Trinngggg!!!!
Lalu dengan menundukkan kepalanya sembari memasang kuda - kuda kokoh dengan keempat kaki dan ekornya, Kura - Kura Tempurung Pedang tersebut pun mengemisikan sebuah gelombang getaran udara yang mengandung Sword Intent ke seluruh penjuru memenuhi area sekitarnya.
[Blade Ward]
Serangan yang memenuhi seluruh tempat tersebut sehingga tidak bisa dihindari lagi membuat Vivadhi Ranata harus dengan cepat memasang kembali pelindung di sekitar tubuhnya.
Sementara itu Faladhina Kiseki yang telah berada sangat dekat dengan Kura - Kura Tempurung Pedang tersebut dan masih memiliki aura pelindung di tubuhnya telah mengeluarkan Guan Dao yang dimilikinya dari kantung dimensi dan menyerang kepala si Kura - Kura Tempurung Pedang yang sedang tertunduk.