Akhir pekan, remaja pria yang masih bermalas-malasan dengan matanya yang betah terpejam itu masih terus menyamankan posisi meski telah tersadar beberapa menit lalu. Ranjang yang seperti terus membuatnya nyaman serta aroma Mike yang masih tertinggal membuatnya betah.
Seulas senyum pun lantas tampil. Sungguh, remaja bernama Devan itu seperti menjadi gila karena pikirnya yang masih ada di dua arah, antara nyata atau pun ia yang masih terjebak di ruang mimpi. Devan merasa melihat sosok yang di rindukannya membalas senyumannya.
Nyata? Mungkin saja kebahagiaan sederhana itu tak di temuinya secepat ini. Mimpi, itu yang berkemungkinan besar, atau malah bayangannya yang keterlaluannya?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com