webnovel

"Aku mau... Hanya saja, tumben sekali,"

Malu, itulah yang dirasakan Devan saat kepergok oleh Fandy, ia tengah berdiri diam di depan kelas Nathan. Awalnya memang kawannya itu menatap bingung pada Devan. Tatapannya terus saja menatapnya dengan tak wajar, kernyitan di dahi juga membuat Devan bertambah risih.

Hal itu berlangsung cukup lama hingga secara tiba-tiba Fandy menjentikkan jari di depan wajah Devan. Senyuman tak jelas yang sayangnya terlalu mengerikan untuk dilihat membuat Devan berpaling. Rifky dan Reno yang mulai menyadari sikap aneh Fandy itu pun berusaha menyadarkan dengan tamparan berulang di pipinya. Selama beberapa kali, masih tak mempan, Devan pun memberanikan diri untuk mengumpulkan kekuatan lengannya pada sebuah telapak tangan kecilnya yang sekarang dilayangkan.

"Akhhh...! Gila! Kenapa kalian seenaknya memukuli ku, sih?!"

Jelas, Fandy jelas marah dengan suaranya yang mulai keras. Siswa-siswa di kelas mereka pun lantas teralih untuk menatap keempat orang itu.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo