webnovel

SLS BAB. 22

Seorang gadis cantik menuruni tangga menghampiri kedua orang tuanya. Terlihat seorang pria dan wanita yang sedang berbincang hangat. "Hai Dad, Mom" Sapa Ava. "Hai mau kemana?" Tanya Angelina yang melihat putri nya sudah rapih. "Mau ke..." Ava berfikir dan menjeda ucapannya. "Ke mall" Ucap Ava.

"Emang kamu punya uang?" Tanya Liam kepada anaknya itu. "Engak" Jawab Ava dan terkekeh pelan. "Yaudah nih buat kamu" Liam memberikan 𝘽𝙡𝙖𝙘𝙠𝙘𝙖𝙧𝙙 miliknya., "makasih dad, Ava pergi dulu ya" Ava pun pergi sehabis berpamitan kepada kedua orang tuanya.

Ava pergi menuju depan gerbang terlihat Felix sedang menunggu di depan mobil sport putih miliknya. "Sorry lama" Ucap Ava sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Lama bet babygirl" Ucap Felix sembari membukakan pintu mobil untuk Ava. Ava pun masuk kedalam mobil.

"Tadi minta izin dulu" Ava memasang seatbelt. Felix mengangguk dan langsung menancapkan gas pergi ke tempat yang dituju. Mobil sport putih milik Felix sudah berada di depan sebuah gedung tua bertingkat 3. Gedung tua itu milik geng Feyenoord Rival Evil psychopath.

"Nih buat kamu" Felix memberikan sebuah Pistol dan juga pisau. Ava mengambil nya dan menaruh pisau tersebut di sepatunya. "Udah siap?" Tanya Felix yang diangguki oleh Ava. Mereka pun mulai bergegas memasuki gedung tersebut. Gedung itu di penuhi penjaga yang sedari tadi bertukar.

Ava dan Felix dengan hati-hati masuk kedalam gedung tua itu. Mereka berdua pergi ke belakang gedung tua itu.

Ctak.....

Ava tidak sengaja menginjak ranting yang membuat salah satu penjaga reflek menengok ke arah sumber suara. "Siapa di sana?" Teriak penjaga tersebut. 1 meter lagi penjaga itu di depan Felix. Dengan sigap Felix mengeluarkan pisau miliknya dan menikam penjaga tersebut. Disisi lain Ava juga menikam salah satu penjaga yang tidak sengaja melihat mereka.

Mereka sungguh cepat bahkan hanya dalam hitungan detik para penjaga itu sudah mati. Ava dan Felix segera pergi ke tempat yang aman. Setelah berlari sekitar 5 meter mereka akhirnya menemukan tempat yang aman dengan penjagaan yang kurang ketat.

Ava dan Felix bersiap untuk memanjat tembok menuju lantai 2. Di lantai 2 banyak sekali anggota Feyenoord. Penjagaan disini ketat karena mereka baru saja mencuri senjata dari seorang mafia. Felix dan Ava sudah menembakan anggota Feyenoord dengan pistol yang tidak memiliki suara.

Sekitar 20 anggota Feyenoord sudah tumbang dengan darah di pelipisnya. Sisa sekitar 5 orang lagi dan mereka menyadarinya. "Udah sisanya sama aku aja" Ucap Ava yang diangguki oleh Felix. "Haii boy" Sapa Ava dengan senyum khas nya.

Ava mulai menembak salah satu dari mereka. Menikam dan lain sebagainya. Ava juga membawa suntikan yang telah ia isi racun. Ava menancapkan suntikan itu ke seorang pria yang hendak menikam nya dengan pisau. "Arghh..." Rintih pria itu sembari memegangi tangannya.

Sedangkan disisi lain Felix sedang menuju lantai 3 menghampiri bos dari Feyenoord. "Hai Ash" Sapa Felix dengan smirk. "Lu kok bisa sampe sini" Kaget Ash karena penjagaan yang dia miliki bisa gagal. "Gak usah kaget gitu donk" Ucap Felix sembari tertawa. "Brengsek lu!" Ash mulai mengeluarkan pisau miliknya.

Felix pun ikut mengeluarkan pisau miliknya. Mereka mulai bertarung. Ash menggores pipi tampan Felix dengan pisaunya. Dan Felix melukai kaki Ash hingga ia tidak sanggup berjalan. Felix tersenyum melihat lawannya yang sudah lemah dan berjalan dengan tertatih-tatih.

"Udah mending lu nyerah aja dan kasihin senjata itu buat gua" Saran Felix. "Sialan!" Umpat Ash. Felix meninju wajah Ash membuat sang empunya batuk darah. Ash menggores kaki Felix membuat Felix berjalan sedikit tertatih-tatih. Ash juga tidak Terima dan mengeluarkan pistol miliknya mengisinya dengan peluru dan mulai memegang pelatuknya dengan jari telunjuknya.

Dor....

Bunyi suara tembakan terdengar membuat Ava yang berada di lantai 2. Segera menghabisi lawanya dan pergi menuju lantai 3. Ava berlari dan sudah bersiap dengan pistolnya. Sedari tadi ia mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah.

Saat sampai di lantai 3. Terlihat seorang pria yang tergeletak di tanah dengan badan yang berlumuran darah. Pria itu juga batuk darah yang membuat Ava panik. Namun Ava seketika tersenyum karena tau bahwa yang tergeletak bukanlah Felix melainkan Ash.

Ava menendang mayat tersebut. Mayat Ash yang di tendang Ava jatuh terguling di tangga. "Dimana senjatanya?" Tanya Ava kepada Felix. "Di ruangannya" Jawab Felix dan pergi ke ruangan itu dengan tertatih-tatih dan diikuti oleh Ava. Mereka berdua mengambil senjata yang sudah diincar dan segera pergi dari tempat terkutuk itu.

Próximo capítulo