Denis bangun lebih dulu dan memilih keluar kamar. Ia masih penasaran dengan Nala yang pulang dini hari padahal sudah meninggalkan asrama sejak pagi. Selesai sarapan lebih tepatnya. Ia bukan tidak menyadari hal itu hanya saja semua itu bukan urusannya jadi sebisa mungkin ia tidak ingin ikut campur. Awalnya ia juga khawatir dengan kepergian gadis yang sama sekali tidak pernah ke luar negeri. Ralat, pernah sekali untuk liburan, tapi bukan negara itu. Ia bukan tidak sadar jika Nala adalah gadis cantik yang lumayan pandai bergaul dan bisa di bilang menyenangkan. Tapi, bagi Denis hal itu bukan acuannya berteman dengan seseorang. Nala baginya sangat berisik dan terlalu ikut campur urusan orang lain. Darimana dia tahu? Karena beberapa kali ia mendengar Nala membicarakan orang lain. Bahkan saat mereka baru kenal, gadis itu membicarakan salah satu teman kelasnya dengan begitu jelas. "Apa peduliku dengannya?" gumamnya kemudian mengusap wajahnya kasar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com