"Sekarang Kita mau ke mana?" tanya Arthur mulai melanjutkan perjalanan pulang.
"Pulang," jawab Kelsa santai.
"Benar mau pulang?" tanyanya lagi memastikan.
Kelsa menganggukkan kepalanya.
Baru juga mobil jalan sekitar beberapa meter Kelsa memberhentikan mobilnya lagi. "Sayang berhenti," pintanya.
"Ada apa lagi?" tanya Arthur.
"Aku mau martabat itu," jawabnya.
"Tapi, Sayang masih beres-beres belum buka."
Seketika wajah Kelsa pun berubah cemberut.
"Oke, Kita tunggu," kata Arthur lagi mencoba memahami apa yang istrinya inginkan.
Kelsa pun tersenyum. Arthur pun memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan menghampiri penjual Martabak Bangka yang masih belum beres.
"Maaf, Pak. Kita baru datang dan belum beres-beres mungkin lama dan belum buka," ucap penjual Martabak saat melihat Arthur menghampirinya.
"Tak apa, Kita mau menunggu. Aku tak mau istriku menangis karena Aku tak mau mengikuti keinginannya yang sedang hamil muda," ungkap Arthur.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com