webnovel

HARI MASIH PAGI

Suara kuda membangunkan aku, seperti bermimpi di tengah kerumunan kuda - kuda, ternyata lengkingan kudaku yang baru beberapa hari datang dari kampung sebelah, di belikan ayah sebagai hadia ulang tahunku yang ke 17.

Didesaku biasanya seorang laki -laki akan mendapatkan kuda jantan sebagai bekal untuk memasuki usia dewasa, aku buang selimutku dengan cepat berlari ke kandang kuda, aku hampir menabrak ayah yang sudah dulu bangun untuk menyiapkan makanan untuk ternak kami, ahhh sori ayah aku terburu - buru, sementara matahari pagi mulai menunjukan cahayanya ketika saya tiba di kandang kuda yang ada di belakang rumah, si poni menyambutku dengam suaranya yang gagah, dia kegirangan karena bertemu saya.

Segera saya menyiapkan makanan poni, denban lahap poni pun memakan habis semua makanannya pagi itu, sebelum kami berjalan - jalan mengelilingi kampung, saya mengajak poni bernicara sebentar " Poni apakah kamu senang punya tuan baru ? dengan berloncag -loncat sambil berteriak seolah mengatakan dia senang menyambut pertanyaan saya.

selesai berbicara, saya memasang pelana saya, kemudian dengan cepat saya naik ke atas poni, tidak sabar rasanya pagi ini mengajak poni berjalan - jalan mengelilinggi kampung.

Namun belum sempat kami jalan, suara ayah memecah konsentrasi saya yang sedang bersiap untuk berangkat, ayah berteriak dengan suara yang Cukup keras " Robert Robert, Robert, saya pun membalasnya " ya Ayah, kata ayah kesini. dengan segera saya mengajak poni untuk mendapatkan ayah yang sedang memberi makan beberapa ternak domba kami, jni kebiasaan ayah setiap pagi sedangkan ibu sedang memasam di dapur.

ya ayah kataku " Robert, hari ayah ada tugas buat kamu,

apa ayah ?

Hari ini kamu jangan kemana - mana, karena ada tugas yang harus kamu lakukan

kataku , siapa ayah

Robert kamu harus pergi ke Desa Namodale,untuk menemui salah seora g saudara ayah di sana, kamu harus menyampaikan surat yang ayah kirim untuk Paman Donovan, setelah surat ini kamu sampaikan, cepat - cepatlah kembali, sebab di desa itu banyak orang yang jahat.

Saya pun bersiap untuk berangakat ke desa Namodale, jarak desa itu dari desa kami 3 hari perjalanan jauhnya.

Ibu telah menyiapkan segala bekal yang saya perlukan di perjalanan, sebab perjalanan ini cukup jauh dan melelahkan, suadara - saudara ku yang lain sedang pergi berburu binatang di daerah yang lain, kami semua ada 5 bersaidara, kakak ku yang pertama namanya Gilbert, kedua namanya Franco, ketiga namanya Fredik, dan yang ke empat bernama Jeremias.

Kami semua lima bersaudara dan semuanya laki - laki, saya sangat dekat dengan kakak ku yang ke empat, dia sangat perhayian, dia yang menjari aku banuak hal ketika aku mulai bertumbu dewasa.

Ya karena ereka sedang tidak da di rumah, jadi terpaksa ayah menugaskan aku pergi bertemu paman Donovan di Desa Namodale, sebab pesan yang di sampaika ayah sangatlah penting

setelah siap ayahpun melatakan tangannya di atas kepalaku memberkati aku agra selamat di perjalanan, dengan aku memacu si Poni agar kami tidak kemalaman di hutan, biar kami bisa beristirahat di desa, berikutnya. Melintasi gunung yang cukup terjalan, pinggir sungai yang indah, padang rumput yang luas, akhirnya kami masuk ke hutan, poni tetap melaju dengan ken ang agaf kami tidak kemalaman di hiputan sebab banyak binatang buas dan hutan di dekat desa kami ini sangatlah rawan, banyak penjahat yang biasanya menyerang pelintas pada malam hari.

Akirnya kami melewati hutan dengan selamat, dan tiba di per,ampungan dengan selamat, hari sudah sore, kami harus menemuka penginapan, di simpang jalan desa itu kami bertemu denga salah seorang pemuda di desa itu, saya pun bertanya,

Apakah ada penginapan di desa ini, jawa pemuca itu

kamu berjalan saja terus, kira - kira dua kilometer dari sini, di ujung perkampungan ini ada sebuah kedai kopi dan penginapan.

Setelah mengucapkan terimakasih atas bamtuannya, saya pun bergegas menuju penginapan sebab hari sudah malam.

saya di sambut oleh Lisa sang pemilik pe ginapan

kataku, masih ada kamar,

jawab Lisa, masih ada, kamu beruntung karena masih da satu kamar, biasanya sudah penuh kalau hari sudah malam, sebab banyak orang yang melintas di daerah sini, dan biasanya kebanyakan menginap di sini

Kataku, wahh, saya sangat beruntung. segera Lisa meberi saya kunci kamar mo 7, kata Lisa, kamar kamu di lantai 2, letaknya di ujung sisi sebelah kanan.

Setelah mendapat penjelasan dari Lisa, saya segera membawa poni ke kandang yang di siapkan khusus untuk pengunjung, malam itu saya tertidur dengan lelap sehingga, tidak terasa sudah pagi.

ahhhh, hummm sudah pagi ya, wow.

Sambil bermalas - malasan di tempat tidur, pikiran pun melayang, makan apa pagi ini ya, kebiasaan di rumah,

biasa nya pagi - pagi ibu telah menyiapkan roti, susu dan secangkir kopi hangat. tok tok tok, terdengar suara ketukan pintu yang menganggu lamunanku,

ya saiapa,

saya Lisa,

ohhh, lisa, kenapa Lisa

sarapang pagi anda sudah siap,

jawab ku, sarapan pagi ??

wow

dengan cepat sayapun menuruni tangga untuk sampai di meja makan yang berada di pojok kanan lantai satu penginapan itu, harum roti bakar dan kopi, menghampiri hidungku yang sudah tidak sabar, menikmati hidangan pagi.

Terimakasih Lisa, woow kopi anda nikmat sekali, selesai minum kopi dan makan roti saya mebayar penginapan, bersiap untuk melanjutkan perjalanan, saya harus bergegas karena perjalanan masih jauh.

Si Poni telah di beri makan oleh pelayan di penginapan itu sejak padi, dan dia juga tanpak sangat segar untuk kemimelanjutkan perjalanan

ayo Poni, kita harus cepat, agar kita tiba di namodale sesuai dengan rencana , kali ini perjalanan tidak begitu menegangkan karena kami akan melintasi perkampungan yang ramai penduduk, kampung fopo, dan kampung ufalen. hari kedua dari perjalanan ini sangatlah menyenagkan karena kami masih dapat beristirahat, serta sedikit santai dalam perjalanan.

kami tiba di kampung foto pada waktu masih siang dan, poni dapat beristirah dan mendapatkan makan di padang rumput sekitar kampung, sementara itu saya menyegarkan tubuh dengan mandi sejenak pada sungai yang membelah desa fopo.

karena lelah, saya pun tertidur di bawah pohon rindang yang ada dekat sungai, kira - kira jam 3 sore, saya terbangun karena suara beberapa orang meintas, dan suara mereka membangunkan saya. ahhh ternyata sudah sore, segera saya pergi mencari poni yang sedag makan rumput ketika saya sedang mandi. tapi kali ini poni tidak ada di tempat semula, saya pun memangil -manggil,

poni

poni

Tapi, tidak ada, poni hilang, poni hilang, poni hilang saya panik tidak tau tanya siapa , beberapa menit kemudian lewatlah beberapa orang di tepat itu, saya bertanya, apakah kalian melihat kuda saya, mereka bingung melihat saya, karena mereka tidak mengenal saya, sambil pergi, mereka bertanya satu - sama lain, siapkah orang itu, kelihatannya dia orang baru di sini.

Dalam keadaan bingung, cemas, takut, saya berjalan ke arah timur, dimana rumah penduduk berada. seorang gadis menyapa saya dan bertanya, kamu dari mana, dan mau kemana, kelihatannya kamu bingung, ada apa ?

Dengan cepat saya bertanya, apakah kamu melihat kuda saya, warnanya coklat, seekor kuda jantan, ada tanda di kaki sebelah kanannya. tandanya dalah anak Panah

Kata gadis itu, tenang dulu, baru bicara, biar jelas,

ayo ikut saya kerumah, siapa tahu ayah bisa membantu kamu, saya pun mengikuti gadis itu kerumahnya, dalam perjalanan menuju rumahnya, saya bertanya

nama kamu siapa ?

jawab Gadis itu, nama saya christin,

saya pun meperkenalkan diri, saya Roberts, senang bisa kenalan dengan kamu, Christin adalah gadis yang sangat cantik, ramputnya pirang bergelombang, hidungnnya mancung dan sikapnya pun sangat manis. tak lama kemudian kami sampai di rumah Christian.

Ibunya sangat ramah menyambut saya, kami duduk di banguku panjang yang sengaja di taruh di depan rumahnya, tak lama kemudian ibunya datang mebawa segelas air putih. saya pun inum dengan cepat, ibu Christin bernama sintia, dia wanita yang sangat baik, seperti ibu saya di rumah.

sayapun menceritakan kejadian yang saya alami, ibu Sintia tampak kaget dan terdiam sejenak, sepertinya ada yang dia ketahui, namun dia belum mau bercerita pada saya. bebarap manit kemudian ayah Christin Pulang dari Ladang, Ibu Shintia pergi menyambutnya mengambil semua barang bawaanya, dan membawanya ke rumah, saya dan Christin pun mendekati Pak Christofer, menyampaikan salam perkenalan kepadanya

Saya Roberts,

kata ayah Christin, Saya Christofer, ia pun melanjutkan pertanyaannya, tanpaknya kamu orang asing di daerah kami, dari mana kamu datang ?

saya menjawab,, saya dari desa sebelah, Desa Feapopi,

kata ayah Christin, oohhh, baik, tapi kenapa kamu sampai ke rumah kami, kata Pak Christofer ?

apakah kamu mengalami masalah di desa kami, atau apa yang sedang kamu cari di desa kami ??

Dari perkataan Pak Christofer saya makin curiga, kayanya da sesuatu yang tidak beres di desa ini. Kejadian yang saya alami tentu ada kaitannya.

saya pun menceritakan kejadian yang saya alami pada pada pak Christofer,