"Baiklah," ujar wanita itu. "Apa besok jam sembilan pagi, Mbak Pradita ada waktu untuk melakukan wawancara? Di catatannya ini Mbak Pradita masih bekerja di apotek ya."
"Iya, Bu. Besok kebetulan saya kerja siang. Saya bisa wawancara pagi hari," ucap Pradita semangat.
"Syukurlah kalau begitu. Kita bisa langsung bertemu besok ya, Mbak. Saya tunggu di bagian HRD lantai empat."
"Oh iya, namanya Ibu Atin ya," ucap Pradita, memastikan.
"Ya, betul. Sampai bertemu besok ya, Mbak," ucap wanita itu.
"Baik, Bu. Terima kasih banyak."
Lalu Pradita pun menutup teleponnya dan melompat senang. "Papa! Aku lulus psikotes! Aku pasti langsung diterima di sana. Besok aku mau wawancara sama HRD-nya, Pa!"
Ayahnya tersenyum sambil mengunyah makanannya. "Syukurlah. Anak Papa pasti gampang untuk mendapatkan pekerjaan, Papa yakin itu. Selamat ya, sayang. Papa ikut seneng dengernya."
Meski suara ayahnya lemas, tapi ia bisa merasakan jika ayahnya juga turut bahagia dengan kabar gembira ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com