Pradita bergegas ke lantai tiga. Napasnya tersengal-sengal karena ia setengah berlari menuju ke sana. Ruangan Pak Gatot terbuka dan kemudian Gina keluar dari sana dengan wajah yang berseri-seri.
"Hai, Kak Dita. Aku pulang dulu ya," ucapnya.
"Oh, oke. Kamu tau jalannya?" tanya Pradita cemas.
"Tau kok, Kak. Aku bisa sendiri," ucapnya ramah. "Nanti aku hubungin Kakak ya."
"Oke deh. Sampai ketemu lagi ya. Dadah."
Gina pun turun tangga sambil melambaikan tangannya. Pradita masuk ke dalam ruangan ber-AC itu sementara Pak Gatot sudah duduk di sana menunggunya.
"Ayo duduk," perintah Pak Gatot.
Pradita menurut untuk menduduki kursi bekas Gina yang terasa masih hangat. "Ada apa, Pak?"
"Tadi saya udah ngobrol sama Gina. Saya setuju mau menerima dia untuk menggantikan kamu," kata Pak Gatot.
"Ah, syukurlah kalau gitu." Pradita mengehela napas lega. Setidaknya, satu bebannya sudah berkurang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com