"Amin, Ndah. Kamu kalau udah gak tahan, kamu juga keluar aja," saran Pradita. "Itu sih cuman kata aku ya. Kalau kamu masih betah ya udah lanjut aja."
Indah nyengir. "Aku mah cuman lulusan SMA doang, Dit. Gak kayak kamu yang punya titel Farmasi."
"Halah." Pradita menggerakkan tangannya. "Aku juga lulusan SMA, cuman ya SMA-nya Farmasi. Harusnya juga aku kuliah lagi, tapi aku gak ada biaya. Lagian udah kerja gini jadinya males buat kuliah lagi."
"Iya ya. Aku malah pengen kuliah, tapi bingung mau kuliah apa. Aku senengnya masak-masak," ucap Indah sambil melipat bibirnya.
"Ya udah, kalau gitu kamu ikutan kursus masak aja. Kan kalau kamu udah jago, kamu bisa bisnis kuliner. Lumayan tuh buat nambah penghasilan."
Indah tersenyum. "Iya sih. Aku udah mulai jalanin bisnis kuliner. Ah, cuman bisnis kecil-kecilan aja. Kalau pagi-pagi tuh aku bikin nasi kuning, terus adik aku yang jualin. Lumayan lah duitnya buat nambah-nambah beli sembako."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com