Selesai mendengar presentasi, para murid Farmasi diajak untuk berkeliling pabrik obat tradisional. Mereka melihat proses pembuatan obat, pengemasan obat, hingga ke pusat penelitian.
Pradita terkesima melihat semua proses pengerjaan di pabrik obat tradisional itu. Ia sempat berpikir untuk bekerja di pabrik obat, tapi masih belum memantapkan hatinya. Selama ini, ia terbiasa melihat suasana apotek yang ramai oleh lalu lalang para pasien, seperti di rumah sakit.
Lalu, para murid Farmasi pun bergerak menuju ke ruangan lain yang tidak kalah luar biasanya, yaitu museum rekor Indonesia. Alisha menarik Pradita untuk berswafoto di depan tulisan 'Museum Rekor Indonesia' yang sangat megah dan bagus.
"Bagus ya!" seru Alisha sambil melihat hasil fotonya dari ponselnya yang sangat bagus.
"Bagus banget. Nanti fotonya dicetak ya, Al. Gua pengen simpen di buku diari gua, buat kenang-kenangan." Pradita tersenyum pada Alisha yang dibalasnya dengan senyum plus jempol yang terangkat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com