webnovel

221. Sebuah Pengakuan Danu

Setiap kali Pradita menarik napas, setiap kali pula ia merasakan tubuhnya semakin bergairah. Ciuman Bara telah membuatnya terbang melayang dan seketika melupakan pertahanan dirinya.

Tangannya perlahan melemas. Pradita sudah tidak mengeraskan lagi tangannya. Namun, Bara hanya menggenggam tangannya sambil menautkan jari-jari mereka menjadi satu. Saat itu juga, Pradita merasakan kehangatan melingkupi dirinya.

Ia merasa seperti Bara sedang melindunginya dan menjaganya. Pradita hanya bisa pasrah sambil melemaskan matanya. Bara melepaskan ciumannya dan kemudian memeluk Pradita dengan erat.

"I love you, Dita," ucapnya sambil berbisik.

"I love you too," jawab Pradita serak. Napasnya terengah-engah dan ia hanya bisa bersimpuh di bahu Bara.

***

Hari ini adalah ulangan Ilmu Resep. Pak Said berjalan mondar-mandir sambil melihat ke kanan dan kiri. Matanya bak elang yang akan siap menerkam siapa saja yang berani berbuat curang di kelasnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com

Próximo capítulo