Tampang Bara memang keren dan tampan paripurna. Apalagi sekarang Bara hanya mengenakan kaus tanpa lengan dan celana pendek. Mata para ciwi-ciwi membelalak saat melihat tonjolan otot di lengan Bara yang tampak songong untuk dipamerkan.
Pradita tersenyum dalam hati, setidaknya ia sudah pernah meremas otot tangan Bara yang fenomenal itu. Para adik kelas tampak seperti yang menunggu Pradita putus dengan Bara. Ia tidak peduli pada mereka. Ia jalani saja hubungannya dengan Bara dengan santai.
"Nanti jam istirahat kita ngobrol lagi di kantin ya, Yank," kata Bara sambil tersenyum manis padanya.
Entah mengapa saat Bara tersenyum seperti itu padanya, hati Pradita langsung dag-dig-dug tak karuan. Ia malu dilihat oleh adik kelas dan teman-teman kelas sebelas. Mereka semua kan punya kuping dan sudah pasti mereka mendengar seperti apa saat Bara memanggil Pradita.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com