"Gak tuh," tukas Pradita. "Aku latihan boxing di mana?"
Bara mengedikkan bahunya. "Yaa kan siapa tau kamu suka boxing, soalnya cara mukul kamu bagus. Beneran deh." Ia menghela napas sambil memasang wajah asam. "Mulai sekarang, aku harus hati-hati sama kamu."
"Eh? Kenapa? Kok jadi aku sih?" Pradita melebarkan matanya karena sedikit terkejut.
"Iya, soalnya kamu jago mukul, tangan kamu kuat. Kalau aku macem-macem sama kamu, nanti aku bisa kena pukulan telak. Bahaya."
Pradita langsung tertawa. "Ya, bener. Kamu gak boleh macem-macem sama aku ya."
Bara tersenyum dan kemudian mengajaknya untuk tanding basket. Ia menggesek kartunya di dua mesin. Satu untuk Pradita dan satunya lagi untuk dirinya sendiri. Mereka menekan tombol start bersamaan.
Bola pun mulai turun dari panel penahan. Pradita buru-buru mengambil bola dan melempar ke ring dengan tepat. Ia melakukannya terus sebanyak beberapa kali tanpa ada bola yang meleset.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com