Bara menarik tangan Pradita, lalu mereka pun berjalan menuju ke parkiran mobil. Pradita merasa gugup berpegangan tangan dengan Bara seperti ini. Ia merasa tidak enak karena semua orang jadi memperhatikan mereka.
Sebenarnya kedekatannya dengan Bara ini bukan yang pertama kalinya. Mereka telah seminggu berpacaran meski statusnya waktu itu bohong-bohongan. Sekarang ini, Pradita pasti sudah gila karena membiarkan Bara menciumnya dan kemudian menerima Bara sebagai pacarnya yang sungguhan.
Pradita mungkin telah disambar gledek. Ini semua hanyalah mimpi. Namun, bagaimana bisa mimpi ini terasa begitu nyata?
Lalu mereka pun masuk ke dalam mobil Bara. Pendingin ruangan di mobil Bara memang sangat sejuk dan menyenangkan. Pradita betah menaruh wajahnya di depan AC sambil membuka sedikit kemejanya agar hawa dingin itu masuk sampai ke dadanya.
"Eh, iya. Aku gak nyangka loh kamu bisa maen drum," ucap Pradita sambil memandang Bara yang sedang diam sambil menunggu mobilnya panas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com