"Bara, kamu masih marah sama aku?" tanya Pradita.
Bara menoleh padanya sambil melayangkan tatapan galak padanya. "Buat apa aku ngomong? Kamu juga gak mau dengerin penjelasan aku kan."
"Eh? Gak gitu, Bar. Aku tuh kemaren…."
"Apa? Kamu kan bilang kalau kamu gak mau dengerin penjelasan aku lagi."
Bara menyendok nasi ayam katsunya yang tinggal suapan terakhir dan akhirnya, habis. Pradita melebarkan matanya. Bara makannya cepat sekali. Sepertinya ia tidak mengunyahnya.
"Aku mau dengerin," ucap Pradita dengan suara pelan.
Bara bangkit berdiri dan membuang bungkus bekas makananya ke tong sampah di dekat mereka.
"Telat. Aku mau jelasinnya kemaren. Sekarang udah gak mau."
Pradita jadi deg-degan melihat sikap Bara yang ngambek seperti itu. Aduh, apa yang harus Pradita lakukan supaya Bara jangan sampai marah padanya.
"Bara, sori. Maafin aku ya."
Bara malah berjalan keluar dari kantin, meninggalkan Pradita seorang diri di sana. Tiba-tiba, muncul Ayuna yang langsung duduk di sebelahnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com