Ia menoleh ke arah Danu yang sedang mengobrol dengan Arini, Yuan, dan Lilis sambil tertawa. Pradita tersenyum samar. Seketika hatinya langsung senang menerima sleper itu. Ia biasa menggunakannya untuk mengaca. Kadang-kadang, ia juga menggunakannya untuk menyontek pada Danu.
Sekarang, mau bagaimana menyontek? Danunya saja selalu duduk dengan Arini. Pradita menghela napas. Miris rasanya, meski teman kelasnya lumayan banyak, tapi Pradita hanya merasa dekat dengan Danu saja.
Ayuna dan Resti juga teman yang baik, tapi mereka sudah ada teman dekatnya masing-masing. Tetap saja, akhirnya ia merasa sendiri dan tidak mau bergabung dengan yang lain. Itulah mengapa yang terjadi adalah seperti praktikum Farmakognosi; ia malah dipasangkan dengan para siluman rubah.
Hanya Danu seorang, teman terbaiknya, bahkan lebih dari Alisha. Pradita memasukkan seleper itu ke dalam tasnya. Pelajaran Kimia pun dimulai. Pradita berusaha konsentrasi dan mendengarkan dengan saksama.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com