Bara membuka kaca helmnya. "Aku mau jemput pacar aku, Mbak."
"Oh." Mbak Romlah langsung tersenyum. "Ya sudah, Mas hati-hati di jalan ya. Pulangnya jangan kemaleman, nanti si Mbak kangen."
Bara terkekeh. "Oke deh, Mbak. Aku pamit dulu ya. Dadah."
Setelah itu ia segera memutar gas dengan secepat kilat. Ia takut jika ia sampai terlambat menjemput Pradita. Syukurlah jalanan menuju ke sekolah cukup lancar meski sebenarnya ini sudah masuk jam macet.
Bara menyelap-nyelip ke kiri dan ke kanan sambil sesekali menerobos lampu merah. Entah kenapa, ia merasa wajib untuk menebus kesalahannya.
Akhirnya, ia tiba di sekolah hanya dalam lima belas menit saja. Masih ada waktu sebelum Pradita bubar praktikum. Jadi, ia diam saja di parkiran untuk menunggu Pradita.
Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Bara terperangah menatap mobil itu. Seseorang turun dari mobil itu dan kemudian berjalan menghampirinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com