webnovel

Chapter 29: Welcome To El Dorado (Part 2)

Author menghembuskan napasnya kasar dan ia langsung menggeram, "ada apa?" Author menggeleng, Author langsung menghembuskan napasnya karena kini mereka masih berada di dalam gua yang dekat dengan kuil El Dorado. "Author tenangkan dirimu" Author langsung mengambil tasnya lalu ia mengambil belati namun Robert langsung memukul pipinya, Pacar Author langsung menghampiri Author dan ia langsung mengusap punggungnya.

"TENANGKAN DIRIMU, ADA APA!? KAU SEPERTI INI SEMENJAK KITA MELIHAT KOLAM KALEJENGKIN! ADA APA DENGAN DIRIMU!?" SinB dan Wendy langsung memisahkan Robert dan mengusap-usap punggungnya, "aku mohon tenangkan dirimu, kau sendiri bilang kita malam ini harus beristirahat. Ada apa denganmu sebenarnya!?" Author mengusap pipinya lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Gue cuman takut dan gak tahan, jujur gue takut" Author menahan air matanya untuk keluar, "dan kau ingin mundur?" Author menggeleng dengan ragu, "kita udah deket" Robert menghembuskan napasnya kasar. "Aku tidak 100% yakin jika kau ingin mundur" Author menghembuskan napasnya kasar lalu ia menggaruk pipinya. SinB langsung menyuruh seluruh orang yang berkumpul untuk diam. "Kalian denger gak? Ada suara mobil?" Author langsung berdiri dan mengambil senjata M-5nya. "Ngumpet" Author langsung menyiram api unggun tersebut dan menyembunyikan perbekalan mereka di dalam peti kayu yang sudah rusak.

Seluruh orang yang ada di dalam gua tersebut langsung menyelam ke dalam air kecuali Author. Author lansgung bersembunyi di balik batu. SinB langsung melepas peralatan menyelamnya dan ia langsung duduk di sebelah Author. "Lo ngeyel ya di bilangin" SinB menghembuskan napasnya kasar lalu ia kembali memakai peralatan menyelamnya.

SinB langsung masuk kedalam sungai tersebut dan ia melihat Robert yang memberikan isyarat untuk mengikutinya. Mereka berenang menyusuri sungai tersebut. Robert langsung memberikan harpun kepada SinB.

.

.

.

.

.

.

Yeji langsung mendengkus kesal karena ia kehabisan bahan bakar. "Kita ada dimana coba?" Ryujin langsung membuka matanya lalu ia merasak sakit yang teramat sangat di dadanya, "sakit banget" Jennie langsung menghampiri Yeji dan menatap Ryujin, "lo bisa jalan kan ya?" Ryujin mengangguk. Jessica yang sehabis menelpon Author langsung menghampiri Jennie. "Lo bisa nge-PING dia" Jennie menghembuskan napasnya.

"Masalahnya ini malem, gue gak bisa nyalain laptop atau..." Jennie langsung tersenyum, "gue tau caranya" Jennie masuk kembali kedalam mobilnya lalu ia mengambil GPS yang ia lepas setari tadi. Jessica menatap Jennie dan ia menghembuskan napasnya kasar. "Jabatan gue udah bagus-bagus Menteri Pertahanan, punya akses ke PENTAGON, NSA, CIA, NCIS... eh.. di akhir jabatan gue malah di suruh jadi baby sitter Anderson" Jennie memutar matanya malas.

"Ikhlas gak nolongin?" Jessica mengangguk, "yang sabar kak Jes" Yeji langsung mendudukkannya di kursi mobil dan Jennie langsung tersenyum, "dapet lokasinya Author" Jennie menunjukkannya kepada Yeji. "Oke.. itu agak jauh dari sini" Jessica masuk dan ia duduk di samping Jennie, "mending kita tidur aja dulu, Ji. Kasian Ryujin" Yeji mengangguk.

.

.

.

.

.

.

SinB membuka matanya lalu mereganggkan otot-ototnya yang kaku lalu ia duduk. "Udah jam berapa dah?" SinB langsung melihat jam tangannya lalu ia keluar dari tenda, SinB melihat Author yang sedang mengikukir di batang bambu dengan pisaunya. "Lo ngapain?" Author mengendikkan bahunya, "dah lo istirahat... nanti perjalanan lo panjang" SinB melihat Eunha yang juga keluar dari tendanya. "Gue kepikiran Jennie, Yeji sama Ryujin. Mereka baik-baik aja gak ya? Gue seharusnya gak ngambil keputusan buat nurutin nenek gue" SinB menepuk-nepuk pundaknya.

"Lo nerima karena kepaksa, dan sekarang lo jadi penerusnya... Yeji bentar lagi kan jadi pangeran Skotland, dan Jennie bakal jadi Duchess juga" Author memeluk lurutunya dan menenggelamkan wajahnya, "bukan itu... gue takut keberadaan kita di temukan dan ngebahayain nyawa lo semua kek tadi. Tadi hampir aja" Author menatap jasad yang ia bunuh.

"Gue sebenernya gak mau ngebunuh orang..." SinB menepuk-nepuk punggung Author, SinB menuangkan teh kedalam bambu yang Author bentuk seperti gelas dan memberikannya kepada Author. "Gue denger lo suka banget sama Dilmah Earl Grey sama Breakfast Tea?" Author mengangguk, "beda aroma" Eunha duduk di sebrang Author lalu Author meletakkan bambunya di atas tanah, "gue mau tidur dulu kalo gitu" Author berdiri dan ia berjalan menuju tendanya.

Kini hanyalah SinB dan Eunha yang berada di depan api unggun tersebut, SinB melihat gelas bambu milik Author lalu ia menuangkan air sungai kedalam gelas tersebut, dan ia menaruh dekat dengan bambu yang ada ukirannya, "belom tidur?" SinB mengangguk, "udah" Eunha langsung menghembuskan napasnya kasar. "Aku gak tahan kalo kamu dingin kaya gini" SinB mengdengkus kesal.

"Kita udah putus, Eunha" SinB menyalakan EMC lalu ia berjalan menuju tendanya, "SINB HWANG!" SinB berhrnti dan Eunha berjalan menghampiri SinB dan ia langsung menghembuskan napasnya kasar. "Ayok, aku pengen bicara sama kamu... aku..." SinB membalikkan badannya dan ia langsung duduk kembali di tempatnya dan Eunha duduk di samping SinB.

"Apa kamu masih marah tentang Sungjae?" SinB hanya diam, "jawab" SinB langsung mengambil bambunya dan melihat ukiran yang di buat Author. "Kamu suka sama ukiran ini?" Eunha mengangguk. "kamu tau kenapa aku dingin sama kamu?" Eunha langsung menatap SinB, "aku masih kecewa, kecewa sama sikap kamu yang selalu..." SinB meletakkan bambunya "selalu seenaknya sendiri. Kamu tau kenapa aku ngebantuin Anderson?" Eunha menundukkan kepalanya.

"Aku nolongin bukan karena bisnis, Eunha, Aku ngelakuin ini karena keluarga aku... adalah penyebab semua ini, Hwang dulu punya seorang pangeran bernama Hwang Eun Bi, Dia sangatlah jahat, dan suatu hari..." SinB menghembuskan napasnya. "Seoarang dari Clemont menghampiri sang pangeran dan mereka bersepakat untuk menghanjurkan Anderson dan Arthur" SinB menghembuskan napasnya.

"King Arthur mempunyai anak lagi, tapi anak tersebut di culik pada saat perjalanan menuju Korea dan... dia tumbuh bersama para budak" Eunha menatap mata SinB, "jangan-jangan... Author keturunan asli dari King Arrthur" Eunha menutup mulutnya, "berarti dia..." SinB mengangguk. SinB meresakan tanahnya goyang dan seluruh orang yang berada di dalam tenda tersebut dan ia menghembuskan napasnya kasar.

Author langsung mengambil pedangnya dan ia berlalri keluar gua, "ini bukan gempa" Author langsung mengambil belatinya dan menatap seluruh orang yang sudah berkumpul. "Gue salah, gue harus masuk karena..." Author menghembuskan napasnya "kita gak punya waktu banyak" Author langsung mengambil belati dan tasnya. "Aku ikut denganmu" Author menggeleng, "kau akan membutuhkan bantuan" SinB mengangguk.

"Gue ikut" Author menggeleng lalu SinB mengambil tas miliknya lalu ia mengambil tas milik Robert, "ini punya lo" Author mendengkus kesal "fine" Eunha menahan lengan SinB dan mencium bibirnya, SinB menatap mata Eunha lalu ia menghapus air mata menggunakan jempolnya. Author langsung memberikan Pacar Author M-5 miliknya lalu Pacar Author mengusap pipinya. "Aku gak akan bilang apa-apa selain awas aja kalo kamu luka aku potong tangan kamu paham!?" Author tersenyum lalu mengangguk.

Author dan SinB di tarik oleh Robert dan ia langsung melihat Elizabeth dan Queen Guenivere di hadapannya, "apa ini..." Author mengangguk. "Gue telpon temen gue, Seulgi yang di Dubai waktu itu?" Robert langsung memeluk Elizabeth erat dan mencium bibirnya sekilas, "Robert, aku sangat merindukanmu..." Elizabet menyentuh pipi Robert. "Aku..." Robert mencium kening Elizabeth "aku.. ingin kau selamat" Robert mengangguk.

"Kami akan berusaha" Author menghembuskan napasnya lega "kalian bakalan di evakuasi selagi mereka berempat dateng ke sini" Author langsung memberikan Seulgi sebuah blowgun, "buat jaga-jaga" Seulgi menerima blowgun tersebut lalu ia menepuk pundak Author. "Thanks" Author, SinB dan Robert langsung berjalan menuju pintu masuk kuil tersebut.

.

.

.

.

.

.

SinB mengikuti Robert lalu mereka duduk di reruntuhan untuk beristirahat sebentar, "kalian bertiga laper?" SinB mengangguk. Author mengeluarkan MRE dan membukanya. "Lo MRE Indo atau Italia?" Author menunjukkan MRE miliknya "British" SinB mengangguk. "Gak makan main coursenya?" Author menggeleng "gue cuman makan energy bar sama fruit explosion pouches doang" SinB mengangguk. "Kita bener-bener harus bisa hemat air sama makanan ya?" Author mengangguk. Author langsung membuka energy barnya dan memasukkan makanan lainnya ke dalam tas miliknya.

Robert membuka rotinya, "sebenarnya apa rencanamu?" Author menghembuskan napasnya, "evakuasi kalian semua, balik ke London" Robert mengangguk. "Aku tidak mengerti..." Author SinB dan Robert langsung mengeluarkan pedang mereka dan Author menatap ketiga orang tersebut dengan tajam. "Kau..." ketiga orang tersebut langsung menunduk hormat kepada Author dan ia hanya menatapnya bingung.

"Se-selamat datang pangeran Xavier Daidor III" Author mengerutkan keningnya bingung, "gue? Juga pangeran di El Dorado?" Robert dan SinB hanya saling pandang dan Author langsung menggelengkan kepalanya. "GAKGAKGAKGAK... NONONONONO NO, NO, NO!" Author langsung mengeluarkan belatinya dan ketiga orang tersebut langsung mengeluarkan pedangnya. "Hai, Author Anderson..." Limario langsung melepas penyamarannya dan Author hanya menggeram.

"Limario Clemont!" Author yang ingin menyerang Limario ia langsung di tahan oleh SinB dan Robert. "Aku akan membunuh mu di sini" Limario langsung mengeluarkan katana miliknya.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

Próximo capítulo