"Baiklah, setelah makan malam ini, daddy dan mommy akan minta dedek bayi dikamar. Devan tidak boleh ikut ya. Devan didalam kamar saja sama bibi." Ujar Dave dengan mata nakal dan otak mesumnya. Dian mencubit lengan Dave yang tampaknya sedang merencanakan siasat licik. Dave meringis pura-pura tersenyum sambil menahan perih cubitan sang istri.
"Okay, aku sudah selesai makan. Daddy dan mommy cepat buat dedek bayi di kamar. Kalau sudah keluar dedek bayinya, nanti aku dikasih tahu." Jawab Devan polos sambil meninggalkan daddy dan mommynya yang masih di ruangan makan. Begitu bayangan Devan menghilang, Dave tertawa geli.
"Kamu ini mengajarkan anak yang tidak-tidak." Dian memukul lengan sang suami saking gemasnya.
"Aku ngajarin dia apa? Dia sendiri yang minta adik. Aku kan hanya menyetujui saja." Jawab Dave sambil menahan ketawa melihat ekspresi istrinya yang kesal. "Lagipula, memang sudah waktunya Devan punya adik, bukan?" Ujar Dave lagi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com