"No, kamu mandi sekarang. Aku bantu ya. Setidaknya sebelum berangkat ke kantor, ada satu hal yang aku bisa kerjakan untukmu." Jawab Darren memaksa.
"Sungguh, aku tidak apa-apa. Kamu mandi saja dan segera sarapan. Sudah siang, nanti telat." Jawab Calista, sambil memegang tangan Darren yang hendak membuka kancing bajunya.
"Aku tidak menerima penolakan. Kamu tenang saja, aku tidak akan macam-macam." Calista menghela napas pasrah. Darren pun membantunya mandi dan menggosok punggung sang istri.
Calista menikmati setiap pijatan dan siraman air ke kepala dan tubuhnya oleh suaminya yang semakin memanjakan dirinya.Entah sampai kapan Calista bisa merasakan kelembutan seperti ini. Apakah hanya sampai dia melahirkan anaknya? Entahlah. Calista mencoba berpikir jernih dan positif selalu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com