Ponsel Nadira bergetar secara beruntun tanpa henti saat dirinya sudah berada di dalam taksi. Tanda ada panggilan masuk di sana. Gadis itu mengernyitkan dahi kala mendapati nomor asing yang tidak tersimpan di kontaknya. Namun, siapa tahu kalau itu penting jadi Dira mengangkatnya saja.
"Halo?"
"Ini.. Nadira?"
Terdengar suara perempuan dari sana. "Iya. Aku Nadira, kamu siapa?"
"Aku Nadine."
***
Tak jadi pulang, akhirnya Nadira berakhir di sebuah kedai kopi bersama Nadine. Kini mereka sedang menghangatkan diri dengan menyesap kopi pesanan mereka masing-masing.
Dira belum mengajukan pertanyaan apapun sama sekali sejak mereka berdua bertemu dan menunggu pesanan kopi datang. Dira juga tahu bahwa perempuan di hadapannya ini lebih tua darinya sekitar dua atau tiga tahun diatasnya, jadi Dira mungkin akan menambahkan embel-embel sebutan 'kak' saat bicara nanti.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com