webnovel

Did He Lied

Pukul 11.40 aku terbangun dari tidur ku karena haus, aku keluar kamar utuk minum. Ternyata Dandi masih disana menonton TV, aku fikir dia sudah pulang ternyata masih disini. Aku berjalan kedapur lalu mengambil air, mataku tertuju pada kamar Jae yang masih gelap, kemana dia? Kenapa belum pulang?

Aku berjalan menuju sofa dan ternyata Dandi tertidur, jadi aku mengecilkan volume TV dan mengambil selimut dikamar Jae karena selimut dikamarku hanya satu. Saat masuk kamar aku melihat bajunya yang berantakan akhirnya aku merapikan bajunya untuk menaruhnya ke tempat baju kotor. Tanpa sadar ada sesuatu yang jatuh dari kantong celana Jae, ada bon. Tadinya akau ingin mengabaikan nya saja namun aku penasaran apa yang Jae beli. Ini bon dari sebuah apotek, kulihat listnya, ada air mineral, vitamin dan….

Tespack?? Buat apa dia beli begituan? Apa mungkin ini bon orang lain? Tapi kenapa ada dikantong celana Jae, karena tidak ingin berfikir panjang, akhirnya aku membuangnya ketempat sampah disamping ranjang Jae. Namun sesuatu menangkap mataku saat ini, dia terlalu mencolok sehingga aku bisa langsung melihatnya, tespack bekas pakai. Aku sangat ragu untuk mengambilnya namun karena perasaanku sudah tak karuan, akhirnya aku mengambil dan terdapat garis dua yang artinya siapapun yang memakai benda ini, dia postif hamil.

Aku buru-buru keluar kamar dan mengambil selimut untuk menyelimuti Dandi, ku ambil ponsel ku dari kamar. Untuk menanyakan dimana Jae saat ini. aku sebenarnya kaget kenapa ada benda ini dikamar Jae, apakah ini milik pacarnya? Tapi setauku dia tidak dekat dengan siapa-siapa selain Alice. Tidak mungkin ini milik Alice kan, meskipun ini mungkin, mengapa benda ini ada di Jae? Apa sebenarnya yang terjadi, apa yang mereka sembunyikan?

Aku menelfon Jae dan masih belum ada jawaban, lalu ku dengar suara pintu dibuka dan itu adalah Jae, kulihat dia merogoh kantong celananya untuk mengambil ponsel nya.

"Jae?"

"lohh caa kok belum tidur?" dia menghampiriku sekarang

"tadi kebangun" aku duduk di meja makan, aku gak mau Dandi terbangun

"ohh kirain kenapa" katanya sambil mengambil air dingin dari kulkas

"jangan minum es Je" kataku, aku masih belum berani menanyakan apa yang barusan ku lihat

"lagi pening banget ca" dia duduk dengan aqua dingin di tangan nya

Aku menghampirinya lalu mengambil aqua tersebut dari tangan nya lalu mengembalikan nya ke kulkas

"udah malem" kataku datar

Dia hanya melihatku yang berjalan mengambil air hangat

"nihh" aku memberinya gelas yang berisi air hangat

"baik banget sihh" dia tersenyum lalu meminumnya sampai habis

"jangan dibiasain malem-malem minum air dingin" kataku

"emang kenapa?" tanya nya

"nanti sakit"

"kalo sakit emang kenapa?" tanya nya dengan senyum ga jelas di wajah nya. Aku tau dia akan menggodaku seperti Brian

"kalo sakit gabisa nyari duit nanti" jawab ku asal. Padahal aku memag sedikit khawatir dia akan sakit karena Jae tuh baik dan perhatian banget jadi gak ada salahnya aku bales budi kan

"bilang aja khawatir ca" dia menatapku dan terkekeh

"Je kok pulang nya malem-malem terus?" tanyaku pelan, aku menatap sudut matanya

"huumm itu lagi subik banget caa" katanya ragu

Karena aku tidak ingin membahas ini sekarang, akhirnya aku mengalihkan topic pembicaraanku

"eh iya Brian apa kabar?" tanyaku

"Brian? Baik kok, kenapa emang ca?"

"dia semingguan ini ga bales chat gue" kataku

"masa sih? Perasaan dia suka megang HP"

"mungkin lagi sibuk kali ya" kataku

"iya sihh kan gue sama dia lagi hectic banget sama project" katanya mengangguk kan kepala

"yauda sana bersih-bersih" kataku

"tar dulu cape banget caa" jawab nya dengan wajah lelah nya

Ia Jae memang terlihat sangat lelah dan banyak fikiran belakangan ini

"uda makan?" tanyaku

"belumm" dia menggeleng

"ihh jangan dibiasain, sana bersih-bersih biar gue masakin" suruhku

"ihh gausah caa, gofood aja, nanti lu kecapean" katanya mencegahku untuk berdiri

"ihh gapapa, lagian ga bakal kecapean juga kok" kataku

"gausaahh, jangan ya caa" katanya memegang kedua pundak ku

"gapapa kan ga pernah masakin lo" aku masih ngeyel

Dia duduk tepat didepanku dan memegang kedua tanganku

"icaa denger yaa, ica gaboleh ngapa-ngapain dulu, inget perutnya uda gede" katanya dengan sangat sabar. Dia menatapku berharap aku menyetujui permintaan nya.

Aku menatapnya kemudian, aku bisa melihat kedua matanya yang sayu. Tidak tau kenapa setiap menatap Jae, pasti aku seperti tersihir saja dan tentu saja jantungku mulai melaju sangat cepat.

"iya iya engga" kataku lalu senyum

"seneng dehh liat ica nurut" dia mengacak-acak rambutku

"ihhh mandi dulu sana" kataku menghindarinya

"yauda pesenin makanan yaa" katanya beranjak dari kursi

"mau apa?"

"mcd aja deh, tuhh pake HP gue aja ga di lock kok" dia memberikan ponselnya

Setelah memesan makanan untuk Jae, dan tentu saja es krim untukku, aku iseng membuka galerinya. Kulihat recently fotonya bersama Alice, aku tidak tahu dimana ini tapi aku bisa melihat banyak foto mereka bersama, aku menscroll keatas dan ternyata ada fotoku sedang USG kandungan, hahaha ini lucu sihh. Lalu ada aku juga di RS, mungkin ini pas aku di RS terakhir kali sebelum aku pindah kesini, ada beberapa fotoku yang sedang terbaring di RS. Aku jadi yakin Jae adalah paparazi akut.

Oh iya mataku tertuju kepada foto saat kami menikah, wahh aku cantik juga ya saat itu. aku jadi senyum senang karena Jae ternyata menyimpal hal-hal seperyi ini. aku saja tidak punya foto pernikahanku bahkan tidak ada satupun foto Jae disana.

Satu notif masuk ke ponsel Jae, mungkin itu dari Gojek, aku mengambil ponsel nya dan ternyata itu dari Alice

Aliceee

Jae, makasih yaa. I wish u always stay here with me

Hahh?? Apa dia balikan dengan Alice, tapi bukan kah Alice sudah bertunangan? Hmm aku jadi penasaran sebenarnya apa yang terjadi. Lalu aku membuka chat room nya jae dan aku bisa membaca chat Brian yang belum ia buka

Briaan

Mau sampe kapan coba lo kek gini Jae, bohongin ica

Apa maksud dari chat Brian tersebut, aku tidak mau membuka chat an mereka karena bagaimanapun itu privasi Jae. Aku hanya mengembuskan nafas berat, aku sedikit cemas tentang hal apa yang Jae sembunyikan dari aku. Aku tidak masalah kalau dia balikan dengan Alice, tapi aku tidak suka jika dia tidak jujur dengan ku.

Kulihat dia keluar dari kamarnya dengan rambut nya yang masih sedikit basah. dia tersenyum melihatku dan aku hanya membalas dengan senyum sedikit

"Jae gojek nya uda dibawah" kataku

"yauda tunggu sini, lu ga mesen buat gue doangkan?" tanyanya

"iya mesen tiga kok"

"kok tiga?" mukanya kebingungan

"tuhh ada Dandi kayanya belum makan" kataku

"oalahh kok gak bilang dari tadi" katanya

Aku hanya tertawa pelan, dengan buru-buru dia mengambil pesanan nya

Aku berniat membangunkan Dandi dan ternyata dia sudah duduk dan mengucek matanya. Rambutnya berantakan dengan muka yang masih ngantuk hahaha Dandi adik ku memang menggemaskan

"kak ca kok bangun?" katanya

"iyaa tadi kebangun" Dandi hanya mengangguk mendengar jawabanku

"nanti makan ya, Jae lagi ambil makanan di gojek" kataku menepuk pundaknya

"wahh kebetulan gue laper banget kak" katanya tertawa

aku hanya tertawa melihat ekspresinya yang kegirangan. Dandi memang selalu bisa mengubah suasana hatiku, melihat nya tersenyum saja sudah

Próximo capítulo