“Kamu kenapa, Ralin? Dari kemarin menghindar terus.” Yuga menghampiri Ralin yang tengah membuat sarapan. “Karena kejadian sepulang dari toko itu?”
“Jangan bahas itu lagi, Kak.”
“Kenapa?”
“Cukup sampai disitu. Seperti kata-katamu. Oke?” Ralin mengeluarkan garlic bread yang baru matang dari oven dan membawanya ke arah meja makan. “Anggap saja kita nggak pernah bicara soal itu kemarin. Eh, lusa… Ah, sudahlah.”
Yuga mendesah kesal dan membuka kulkas untuk mengambil air dingin. Ia mengamati Ralin yang menata sarapan di atas meja, terlihat muram.
“Apa soal cinta pertamaku?”
Ralin tersentak, tanpa sengaja menjatuhkan botol selai yang berkelontang menimpa piring, lalu menggelinding di meja. Saat ia mengambilnya, tangannya tanpa sengaja menyenggol mug berisi air jahe, yang terguling dan tumpah hingga meluber di atas meja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com