webnovel

Dimensi Cincin

Saat adi memejamkan matanya Pitaloka memegang erat tangan adi, seketika itu keduanya menghilang dari Pos Ronda dan setelah beberapa saat mereka berdua muncul di depan sebuah rumah besar indah dengan taman dan kolam ikan yang tampak asri

"Sekarang kamu bisa buka mata kamu sayang"

"Baiklah" menjawab adi dengan tenang, saat adi membuka matanya tampak rumah yang besar dengan lantai dua bergaya istanah dengan taman bunga di depan dan kolam ikan yang besar berada di sampingnya

Di depan adi ada jalan yang terbuat dari batu biru, tampak bersih dan sangat serasi dengan lingkungan sekitar, adi yang masih takjub dengan suasana rumah dan lingkungan di depannya ditarik oleh Pitaloka, yang dengan seneng hati ingin menunjukan rumah ini kepada adi

" Ayo sayang kita masuk ke dalam, aku juga baru pertama kali melihat ke dalam rumah" bergegas menarik adi untuk masuk ke dalam

Saat pintu cantik putih rumah itu terbuka, adi melihat ruangan yang luas dengan cat putih sebagai dasar, dan perabotan yang sederhana namun elegan, tampak sofa dan meja di ruangan ini dibuat dengan penuh perhatian, karena tampak sangat lembut dan elegan

Masuk lebih dalam ke rumah, adi melihat tangga di tengah ruangan yang membentang dari bawah ke lantai dua, dengan lampu kristal di tengah ruangan yang bersinar merah muda

Ada beberapa lukisan pemandangan yang ada di ruangan bawah, dan beberapa barang antik dan berharga yang terpajang secara rapi dilantai pertama dan kedua

Adi dan Pitaloka seperti menemukan mainan baru, sibuk mengecek dan melihat segala isi dari rumah tersebut, sampai mereka selesali tampak lelah keduanya berbaring bersandar di sofa ruang tamu

"Rumah ini luas juga sayang, ada 5 kamar tidur dengan, mandi di setiap kamar, dengan 2 dapur, 2 ruang makan, 3 kamar mandi di luar kamar, 2 balkon, 1 kolam renang, dan taman yang luas di depan rumah dan di belakang rumah" adi berkata dengan takjub kepada Pitaloka

" Ya rumah ini lumayan sayang, cukup yaman untuk kita berdua tinggal" Pitaloka berkata sambil tersenyum merasa tidak ada sesutau yang istimewa

"Kamu tampak biasa aja sayang untuk rumah ini, jangan bilang rumah kamu lebih besar dari ini, oh ya kamu tadi di panggil putri sama kedua paman tadi, apakah kamu seorang putri sayang?" adi bertanya dengan rasa ingin tahu untuk menjawab tebakan yang ada dalam hatinya

" Ya sayang aku memang seorang putri dari sebuah kerajaan, rumah ku juga istanah yang luas, mungkin kamu tahu beberapa istanah terkenal di dunia kamu manusia, ya istanah yang aku tinggali lebih luas dan lebih mewah dari istanah yang terkenal di dunia kamu, ya sebagai referensi kamu, jika berkata luas dan besarnya mungkin 10 sampai 20 kali lipat, dari istanah terkenal di dunia kamu yang ada di negara yang disebut inggris atau perancis, karena populasi kita yang lebih besar dan dimensi kita yang lebih luas

lebih luas jadi akan wajar jika istanah kita menjadi lebih besar dari pada istanah-istanah yang ada di dunia kamu, terlebih umur kita yang lebih panjang dari kaum kamu"" berkata dengan sabar Pitaloka menjelaskan kepada adi

" Wah berarti aku beruntung yah menikah sama kamu, putri besar dari sebuah kerajaan yang luas, coba itu" berbicara dengan nada senang dan mencium pipi Pitaloka

Pitaloka yang dicium adi tersipu malu, tetapi tidak menolak

"Sayang aku masih agak penasaran dengan alasan kamu mau menikah dengan aku, terlebih setatus ku dan kamu tampak jauh berbeda, aku terasa masih agak tidak bisa dijelaskan"

"Semuanya wajar sayang, karena ini datang tiba-tiba kepada kamu, kamu nanti akan terbiasa, soal jawaban dari pertanyaan kamu akan ada waktunya yang tepat, tapi tidak sekarang ok" Pitaloka berkata sambil berbaring di pelukan adi

"Ok kalo ga boleh ga papa aku akan sabar menunggu, tapi kalo begitu aku akan bertanya yang lain, sayang luas kerajaan kamu itu seluas apa di dimensi kamu?"

"Cukup luas sayang untuk sebuah kerajaan di dimensi kami, dan kerajaan kami adalah salah satu dari kerajaan terbesar yang ada di sana, kalo gampangnya luasnya sebesar 3 kali lipat dari seluruh luas negara Indonesia ini"

Adi yang sedang mengelus rambut halus dan harum Pitaloka tertegun dan tanganya berhenti di udara setelah mendengar apa yang disampaikan Pitaloka

"Ehhhhhh 3 kali luas Indonesia, luas banget sayang, itu kerajaan atau kekaisaran sih luas amat, emang dimensi kamu sebesar apa?"

" Ya emang luas sayang, dan tidak ada kekaisaran di dimensi kami, ga ada kekaisaran cuma adanya tujuh kerajaan terbesar dan terkuat, sisanya kerajaan kecil yang banyak, soal luas dimensi kami luasnya mungkin 3 sampai 5 kali lebih luas, dari dimensi kamu sayang"

Glup.... terdengar suara menelan dari mulut adi, dia tidak bisa membayangkan seberapa besar dimensi, serta seberapa luas kerajaan yang ada di sana

"Ok cukup disitu dulu aku belum bisa mencerna semuanya sayang" berkata tidak berdaya adi kepada Pitaloka

Saat Pitaloka ingin berbicara terdengar suara cacing bergemuruh di perut adi, Pitaloka yang mendengar suara itu dari perut adi tertawa dan tersenyum cantik.

Próximo capítulo