" Dan tegar adalah kelemahan apabila pilu berdiri bangga pada kemunafikan tubuh yang berdiri kokoh dengan keterpaksaan dan sebenarnya rapuh bila di hempas kan. " .
Terkadang
Tegap dalam melangkah
Tegar dalam masalah
Teguh dalam pendirian
Tenang dalam menanggapi
Apalah arti dari semua ini …. ?
Apakah itu yang dinamakan tangguh …. ?Apakah punya prinsip berarti teguh …. ?
Hidup banyak artinya
Nyata sering merubah mimpi
Dan mimpi melemahkan semangat
Kuncup penyesalan dan bahagia
Hadirnya di akhir
Hanya khayal yang terukur yang datang
Seiring doa yang dipanjatkan
IR. Said
Aku masih menikmati dunia baru, dunia yang berwarna putih biru dengan kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh dunia anak-anak putih abu-abu. Kebiasaan yang dulunya di bangku sekolah dasar aku lakukan di tempat tersembunyi, kini aku bersama teman-teman ku mulai berani melakukannya di tempat umum walaupun tidak aku lakukan di rumah orang tua ku atau keluarga aku. Ya… aku memang mungkin tergolong anak yang sedikit nakal, namun masih punya rasa hormat ke keluarga aku yang umurnya lebih dewasa dari aku.
Sekolah menjadi kesukaan besar bagi aku dan menjadi penyemangat hasrat untuk melangkah, bukan untuk mengejar cita selayaknya tugas seorang anak yang masih menjadi tanggungan orang tua tetapi hanya menjadi tempat aku dan teman-teman aku berkumpul kemudian merencanakan petualangan gila berikutnya yang adalah ungkapan hati mencoba menampilkan jati diri ke khalayak ramai demi sedikit perhatian dari orang-orang yang kami kasihi.
Adakah asa … ? Hanyalah sebuah pertanyaan sederhana yang kadang terselingi ketika kami duduk bersama dan mulai berbagi cerita cerita konyol agar dapat tersenyum yang pada akhirnya itu menjadi cemohan kita ada di antara kami yang mencoba memuja kata " asa " dan kami lebih bangga ketika Kata " madesu " ( Masa Depan Suram ) di lontarkan keramaian yang di tujukan ke kami karena melihat tindakan-tindakan nyeleneh yang sering aku dan teman-teman aku lakukan.
Aku bersyukur saat duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama semester genap, ibu aku datang sehingga aku dapat meminta nya membawa aku untuk bisa hidup bersama mereka di kota B di Sulawesi utara karena kenakalan aku di luar rumah sudah mulai tidak terkontrol tetapi aku beralasan bahwa aku ingin hidup bersama mereka walaupun kebenaran berbanding terbalik kenyataan diantra kehidupan dirumah dengan kehidupan di luar rumah kakek dari ibu ku dimana aku memiliki kasus-kasus kenakalan remaja yang tidak tercium oleh keluarga besar aku. Dan rasa bahagia kembali ada ketika mendengar dari mulut ibu bahwa permintaan aku di setujui oleh ibu ku.
Di kota B kota yang baru suasana baru walaupun bukan baru sebenarnya karena disitu adalah kampung ayah ku namun yang jarang dan baru sekali itu pun saat aku belum mengerti apa-apa di kala datang ke kampung ayah. Aku pun di sekolahkan di sebuah sekolah swasta tepat berada di ruang lingkup keluarga besar ayah ku sesuai dengan kesepakatan bersama antara ayah , ibu dan aku agar semua aktivitas aku di sekolah bisa di pantau oleh keluarga besar aku di kampung tersebut. Ibarat serigala berbulu domba, aku memang anak yang manis dan teramat manis di awal keberadaan aku di sekolah tersebut menurut teman-teman di sekolah aku yang baru.
Bukanlah ingin menjadi orang yang munafik, tetapi aku yakin bahwa kemana pun langkah kaki kita pastilah baiknya duluan yang akan kita tunjukan ke orang-orang disekitar kita. Aku yang kala itu menjadi anak baru kemudian mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru ku dan secara kebetulan aku mendapatkan seorang teman dekat yang bernama Rolly menjadi seorang teman sekaligus seorang sahabat bagi aku. Dengan sifatnya yang tenang, aku pun mulai mengimbangi sifat dia yang kebetulan seorang pendatang dari kota T di Sulawesi utara.
Suasana baru dan lingkungan yang baru telah membawa sedikit perubahan bagi sifat aku yang sudah hampir tak terkontrol di kota sebelumnya. Begitu juga dengan kehadiran seorang sahabat yang akhirnya aku dapat menyesuaikan diri dengan cepat di kota yang baru tersebut. Dan adalah kebaikan juga di pertemuan awal aku dengan rolly tersebut dimana ketika aku mulai lagi ke kebiasaan lama bergabung dengan kelompok anak-anak pencari perhatian, aku lebih terkontrol dalam mengimbangi kelompok tersebut di lingkungan baru di pergaulan siang hari maupun pergaulan aku di malam hari yang mungkin tak perlu banyak aku ceritakan lagi karena semua hampir mirip waktu aku di kota sebelum,
Setelah lulus dari sekolah menengah di kota B propinsi Sulawesi utara, aku kembali ke kota T di propinsi Maluku waktu itu dan berhasil masuk ke salah satu sekolah negeri di kota tersebut. Kali ini aku tak perlu untuk menyesuaikan diri lagi dengan suasana baru karena ketika aku masuk di sekolah menengah atas penyebutan saat itu sebagian besar yang berada disekolah itu rata-rata teman aku di SMP dulu. Dan lucunya lagi mereka malah tidak mau mengakui bahwa aku lulusan dari sekolah swasta dari kota sebelumnya walaupun secara administrasi dan sebenarnya aku adalah lulusan dari luar kota, tetapi emblem atau tanda pengenal sekolah yang di pasang di bahu seragam aku masih sekolah negeri kota yang sama karena aku tidak pernah menggantinya sewaktu aku pindah sekolah ke kota B dulu.
Ada rasa bangga yang aku rasakan disaat untuk pertama kalinya berangkat ke sekolah menggunakan celana panjang, sebab pada zaman itu 9 tahun sekolah dari sekolah dasar sampai lulus di sekolah menengah pertama, kami masih menggunakan baju seragam dengan bawahan celana pendek tidak seperti hal nya di era sekarang, anak sekolahan dari tk aja sudah ada yang mengggunakan celana panjang. Dan ini menjadi suatu pertanda bahwa setiap anak telah memasuki usia dewasa ketika memakai seragam putih abu-abu tersebut, dimana dunia cinta mulai mengganggu akal dan pikiran kami karena permainan hati yang mencoba memaknai sebuah kata sakral yang demikian di puja oleh kaum muda diseluruh belahan dunia ini.
Seragam putih abu-abu adalah masa paling indah dari semua masa di kehidupan tiap pribadi manusia pada umumnya, begitu pun aku yang mencoba memaknainya. Suatu masa dimana disisi kehidupan peralihan dari sifat anak-anak menuju kedewasaan untuk mengenal cinta yang sebenarnya ketika menjalin suatu hubungan antara dua insan yang berbeda untuk saling menyukai antara satu dengan yang lain walaupun di kenyataan aku telah merasakan rasa itu dan berpacaran sejak duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah Pertama dengan beberapa orang gadis baik di kampung aku maupun di sekolah di kota ini dan kota B sebelumnya yang mungkin lebih tepat dikatakan cinta monyet.
Pada masa seragam putih abu-abu ini, aku masih belum memahami tujuan hidup aku yang sebenarnya. " Cinta … ? " aku mengenal dan mempunyai beberapa orang gadis yang punya hubungan khusus dengan aku. Tetapi aku tidak merasa ada kata cinta yang sesungguhnya dengan mereka. Apakah aku seorang play boy .. ? aku sendiri tak mengerti. Karena yang aku tau, aku hanya ingin mencari kasih sayang yang pernah aku dapat dari sosok kakak perempuan aku. Aku pun terus mencari cinta sesungguh demi meredam semua kegilaaan aku akibat dari rasa kehilangan yang terus menghantui nafas kehidupan aku, dimana dan kemana pun langkah kaki ini melangkah.
Apakah aku egois ?
Aku sendiri tak memahaminya.
Jiwa ini masih pada rasa yang sama dimana tubuh ini telah berada di masa yang seharusnya indah merasuki setiap jiwa kaum muda. Sepi itu masih bersama aku kala kebersamaan datang dan senyum-senyum ceria yang hadir ketika tubuh ini telah bersama mereka, menghibur mereka, menyemangati mereka, menenangkan mereka demi bahagia. Tetapi aku, kedalaman hati kecil ku adalah kemunafikan di dunia nyata. Senyum ku adalah yang terindah bagi mereka, kata-kata aku mungkin yang paling bijak buat mereka, yang adalah kerapuhan bagi diriku dan hanya dapat melangkahkan kaki ke kuburan kakak perempuan aku dan menangisi keadaan aku dirumah terakhir kakak perempuan aku yang sangat ku kasihi selamanya.
Aku yang di titip di rumah tante ku dan di rumah nenek aku saat sekolah di sekolah menengah atas tersebut benar-benar merasa sendiri walaupun aku di kelilingi keluarga besar mama aku, tetapi sebagai seorang anak tetap lah merindukan belai kasih sayang kedua orang tuanya. Yang kemudian berimbas pada diri ku yang akhirnya menjadi akrab dengan pergaulan bebas pada zaman itu. Minuman keras adalah rutinitas aku hampir di setiap hari yang mungkin sebagai suatu tindakan melawan arus kewajaran yang menjadi ungkapan pemberontakan jiwa atas ketidak-adilan yang aku rasakan kala itu.
Saat kenaikan kelas dari kelas 1 ke kelas 2 smu, aku mendapatkan 2 kabar gembira sekaligus. Aku berhasil naik ke kelas 2 dan mendapatkan kabar kedua orang tua ku kembali untuk tinggal di kota yang sama dengan aku. Rasa bahagia ini kembali hadir karena bisa berkumpul kembali dengan kedua orang tua aku. Dan ternyata kenyataan berkata lain, ini adalah menjadi awal puncak keretakan hubungan antara aku dengan ayah aku. Dan aku mulai menekuni dunia remaja aku dengan sifat ingin tau yang teramat tinggi tentang semua arti dan makna kehidupan
Dari rasa ingin tahu yang besar dan menggangu benak ku pada masa itu akan hal -hal baru dalam hidup. akhirnya tampa aku sadari, Kehidupan nyata secara perlahan tetapi pasti telah mempengaruhi cara berpikir aku yang masih terlalu muda untuk memahami arti hidup yang sebenarnya. Sehingga aku yang dulu masih semakin penasaran dan semakin bersemangat untuk terus mencari jawaban dari pertanyaan apa arti hidup dan untuk apa kita hidup yang terus menggangu pikiran ku sejak masih duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar.
Masa seragam putih / abu - abu adalah masa terindah bagi kami pada masa itu. Tetapi menjadi masa awal aku mulai berani menunjukan keras nya prinsip hidup ku baik kepada keluarga maupun teman - teman main ku yang tidak memilih apapun, siapapun dan berapapun usia teman main aku dimana aku berkumpul. Sehingga dulu aku yang merokok dan iseng meneguk minuman beralkohol secara di tempat tersembunyi, aku pada saat itu sudah semakin berani menyentuh nya di tempat - tempat terbuka. Bahkan beberapa kali berurusan dengan guru BP ( Badan Pembimbing) siswa di sekolah ku karena kedapatan merokok di linglungan sekolah. Dan beberapa kali men dapat hukuman dari guru BP tersebut, namun tidak dapat mengurangi kebiasaan - kebiasaan jelek aku di sekolah.