Hari yang ditunggu Nico dan Meilana pun datang. Saking semangatnya kedua Ayah mereka, pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah Nico, membawa orang perias pengantin. Mau tidak mau Nico harus turun dari tempat tidur dan membukakan pintu. "Pagi anakku, apakah Meilana sudah bangun?" tanya Santo.
"Bagaimana malam kalian? Apakah nyenyak?" tanya Carlos.
Dengan nyawa yang masih belum terkumpul, Nico pun memberi kode kepada mereka berdua beserta orang-orang perias pengantin untuk masuk ke dalam rumahnya. "Tunggu sebentar, aku akan membangunkan Mei dulu," ujar Nico kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamar. "Mei, ayo bangun dan pergi mandi sana. Perias pengantin sudah datang itu, sana mandi ...," ujar Nico sambil mengguncang bahu Meilana. Meilana saja sontak kaget dan langsung membuka matanya.
"Ah? Apa? Siapa? Mana? Kenapa?" tanyanya sontak beranjak dari tempat tidur. "Kamu kenapa Mei?" tanya Nico bingung.
"T-tadi rumah kita bergetar lho, apa terjadi gempa?" tanya Meilana panik.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com