Lyra teringat akan sesuatu yang harusnya ia persiapkan lebih dulu sewaktu Nico pergi keluar rumah, yaitu pisau atau benda tajam. "Betapa bodoh sekali diriku ini, harusnya aku menyimpan benda tajam atau apapun untuk membuka tali ini, sial sekali!" umpat Lyra.
Dirinya sangat merindukan Steve, dan berharap bisa keluar secepat mungkin dari penjara psikopat ini. "Apa yang sedang Steve lakukan ya? Apa dia masih mencari diriku diluar sana?" tanyanya pada diri sendiri sambil menatap bulan purnama yang bersinar terang.
"Semoga kamu tidur dengan nyenyak, Steve. Aku sangat menyayangimu, jaga dirimu baik – baik. Kita akan bertemu nanti, secepatnya," lirihnya Lyra kemudian perlahan menutup matanya.
....
Steve masih terdiam, masih dengan posisi yang sama, tidak berubah sedikit pun. Sepertinya layaknya orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa. Pikirannya sangat kacau sekali, akal sehat sedikit pun tidak muncul didalam otaknya. Yang terus terngiang – ngiang adalah Lyra.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com