webnovel

1

Selamat membaca, maaf jika membosankan karena ini cerita pertama yang autor tulis. Jika ada typo maaf ya, bilang aja entar diganti hehe.

.

.

.

.

^-^

Setiap manusia lahir untuk memenuhi takdir nya sendiri.

Lonceng gereja berbunyi memenuhi aula pernikahan yang menandakan acara akan dimulai.

"Apakah anda lee minhyung bersedia untuk menjaga lee donghyuck disaat sehat ataupun sakit, senang ataupun sedih, dan menjadikannya istrimu secara resmi?"

"Saya bersedia"

Mark meraih tangan haechan dengan perlahan dan lembut, lalu dimasukkannya cincin yang bertaburan berlian tersebut ke jari manis kanan milik haechan.

"Aku mencintaimu lee donghyuck"

"Aku juga mark"

Dan kemudian mark mendekatkan wajah mereka, wajah mereka semakin mengikis dan bibir mark telah berada dibibir haechan. Riuh tepuk tangan memenuhi aula tersebut.

"Mark lee~" panggil haechan sambil membayangkan acara pernikahannya di masa depan dengan sepucuk surat yang telah ditulisnya di tangannya

"Oh ya ampun, Imajinasiku terlalu berlebihan."

"Penulisannya sudah benar dan tidak ada salah eja." Sambil memandang i surat tersebut lalu dipeluknya.

"Ini sempurna"

.

.

.

.

^-^

Keesokan harinya di sekolah haechan menghampiri mark untuk memberikan surat yang telah ditulisnya kemarin

"Aku tidak mau" mengucapkannya dengan wajah dan nada yang dingin lalu pergi begitu saja, seketika haechan kecewa dan merasa sedih.

"Dia bahkan tidak menerima suratnya." Dalam hati berkata.

"Dia menyatakan cintanya pada lee minhyung?"

"Donghyuck melakukan itu?"

"Tampaknya dia langsung ditolak."

"Lebih parah lagi, itu dilakukan di depan semua orang."

"Kau serius?"

"Itu pasti sangat memalukan!"

"Bukankah haechan dari kelas F?"

"Dia mempunyai nyali besar mengakui cinta pada siswa kelas A seperti mark lee."

"Sepertinya dia tidak tahu tempatnya."

"Kau benar sekali."

Berbagai perkataan terdengar di sepanjang haechan lewat, sampai akhirnya dia tidak kuat dan berteriak ke mereka.

"Tinggalkan aku sendiri!!"

"Ah dia marah" jawab anak anak yang membicarakan haechan tadi secara serempak.

"Kalian semua begitu kejam!" Dan kemudian haechan berlari di sepanjang lorong dengan menangis.

.

.

.

.

^-^

Di kelas, haechan dihampiri oleh kedua sahabatnya.

"Aku sudah mendengarnya, haechan!" Renjun berkata.

"Hal nekat yang sudah kau lakukan!" Jaemin menyahut.

"Aku tahu, bagaimana jika ada kemungkinan kecil bahwa dia menyukaiku?" Jawab haechan dengan suara yang bergetar.

"Oh pastinya itu tidak mungkin." Kata jaemin sambil mengelus rambut coklat haechan.

"Haha, kau harus jadi anak pintar dulu, haechan."

"Huwaa.." dan kemudian menangis kembali sambil meletakkan kepalanya di meja.

"Itu benar. Mustahil untuk orang sepertiku yang ditempatkan di kelas bawah untuk bisa bersama orang paling pintar dari kelas atas. Tapi, aku sudah jatuh cinta padanya."

"Berpikir ke dua tahun yang lalu"

.

.

*Flashback

Di aula sekolah untuk acara penyambutan murid baru di sekolah.

"Selanjutnya pidato sambutan untuk siswa baru." Suara pembawa acara terdengar.

"Siswa yang akan memberikan pidato benar-benar cerdas."

"Aku tahu! Dia adalah siswa terpintar di negara kita saat di SMP kan?"

"Jadi maksudnya dia itu siswa jenius nomor satu di korea?"

Terdengar omongan anak anak yang sedang membahas tentang orang yang akan memberikan pidato sambutan untuk murid baru

"Siswa jenius nomor satu di korea?" Dalam hati haechan membayangkan penampilan siswa jenius tersebut yang memakai kacamata, membawa buku kemana-mana, baju yang sangat rapi, rambut yang rapi dengan potongan anak yang suka membaca buku.

"Terlihat seperti ini?" Masih membayangkan sambil tertawa sendiri hingga suara pembawa acara terdengar

"Perwakilan dari siswa baru, lee minhyung."

Mark maju ke atas podium dan membungkuk sebentar.

"Keren banget" kaget haechan

"Nama saya lee minhyung dari kelas A. Hari ini, kita, siswa baru di sekolah ini..."

"Menakjubkan. Dia mampu menyampaikan pidato rumitnya dengan begitu lancar."

*Flashback off

.

.

"Begitulah, aku jatuh cinta dengan mark pada pandangan pertama."

"Tapi, diurut berdasarkan kemampuan, mark ditempatkan di kelas A, kelas di mana semua orang pintar berkumpul. Aku di kelas F, kelas terburuk, juga dikenal sebagai kelas sisa."

"Aku belajar mati-matian agar bisa berada di kelas yang sama dengan mark. Tapi, seperti yang diprediksikan, aku tetap tinggal di kelas F. Kalau begini, kehidupan SMA ku akan berakhir tanpa dia pernah tahu perasaanku! Aku tidak ingin hal itu terjadi."

Haechan terus menangis dan jaemin masih setia mengelus rambut Haechan dengan lembut berharap dia berhenti menangis.

"Sudah sudah"

"Memang benar bahwa mark itu tampan tapi dia punya masalah sebagai manusia." Renjun berbicara sambil berpose seperti berpikir.

"Tepat. Dia tampaknya tidak tertarik sama sekali pada anak perempuan meskipun dia sudah 17 tahun."

"Lebih banyak pria yang lebih normal di luar sana."

Seketika pintu kelas di buka kasar oleh lucas dan berteriak-teriak tidak jelas

"Haechan ie" dengan napas yang tersenggal-senggal seperti habis dikejar oleh anjing.

"Apa benar bahwa kau mengaku cinta pada mark?"

"Kau menyukai pria aneh itu?!" Lanjutnya, sambil berjalan menuju gerombolan haechan dia berkata

"Padahal kau punya aku. Bukankah itu sudah cukup?"

"Aku bukan kekasihmu lucas." Jawab haechan dengan tangan diwajahnya sebagai tumpuhan kepalanya.

"Kata-kata dingin apa itu?" Lucas menangis

"Bukankah di kelas kita duduk bersebelahan selama 2 tahun?" Lanjutnya

"Bagaimanapun, aku takkan pernah memaafkan mark sialan yang telah menolak haechanie ku!" Suaranya berubah membesar dan tidak menangis seperti tadi lagi.

"Diam!" Jawab renjun malas dengan kelakuan lucas.

"Menurutku sama saja dia secara terbuka menantangku!" Gas lucas pada renjun merasa disepelehkan.

"Tenanglah untuk saat ini." Tengah jaemin.

"Bodoh! Aku sudah cukup tenang! Aku tak peduli apakah dia seorang jenius atau apapun. Dia begitu sombong dengan dirinya sendiri! Memangnya dia pikir dia itu siapa?!"

Lucas tetap marah-marah tidak jelas untung teman-temannya sudah biasa melihat kelakuan lucas yang bar-bar dan tidak jelas.

"Sudah cukup. Sama seperti yang kalian katakan, aku tidak berpikir sampai ke sana." Haechan menjelaskan

"Sekarang aku sudah berpikir tentang hal itu, aku sudah tahu aku akan ditolak, tapi.." lanjut haechan.

"Hechan ah" renjun

"Selain itu, menurutku dia bukan orang yang sangat baik karena ia bahkan tidak membaca suratku." Sambil memandang surat yang seharusnya diberikan kepada mark.

"Benar" lucas

"Aku benar-benar punya selera buruk saat menyukai pria. Aku baik-baik saja sekarang. Aku akan menyerah."

Tiba-tiba guru datang

"Sedang apa kalian? Kita mulai pelajarannya. Duduklah aku akan mengabsen." Semua anak-anak pun duduk di tempatnya masing-masing dan guru mulai mengabsen mereka.

"Aku takkan menyukai pria berhati dingin itu lagi. Tapi, sebenarnya aku sudah benar-benar mengaguminya. Suratku yang malang."

.

.

.

.

^-^

Bel pulang sekolah berbunyi. Haechan dan teman-temannya pulang bersama berjalan kaki. Saat di perjalanan

"Oh ya, apakah kau sudah pindah ke rumah barumu haechan ah?" Renjun bertanya.

"Huum"

"Rumah yang baru dibangun, betapa menyenangkannya." Jaemin menyahut.

"Ayo kita semua pergi ke rumah haechan di lain kesempatan." Renjun berkata dengan semangat

"Wah, kedengarannya bagus." lucas

"Tidak, tidak. Kalian pasti akan tertawa. Rumah yang bergaya lama di zaman sekarang ini."

"Ayahmu seorang koki, benar kan haechan ah?" Jaemin

Haechan tarik napas dan berkata

"Aku berharap punya rumah yang lebih trendi."

"Jangan khawatir, haechanie. Aku akan membangunnya untukmu." Lucas

"Karena, hanya ada haechan dan ayahnya di rumah sepertinya hal itu akan menjadi masalah saat dia menikah." Renjun berkata dengan santainya.

"Benarkah? Hei, aku bisa menikahimu dan jadi keluargamu." Lucas dengan sifatnya.

"Berhentilah berbicara angan-angan." Jaemin dengan kata-kata nya yang bijak.

Mereka semua tiba-tiba berhenti karena melihat mark lewat bersama temannya. Haechan sembunyi dibalik punggung jaemin yang lumayan lebar sambil mengintip ke arah mark.

"Hei, itukan laki-laki yang tadi pagi." Teman mark berkata sambil menghentikan langkah mark.

"Ayo kita pergi" mark melihat sebentar gerombolan haechan dan melanjutkan langkahnya yang sempat berhenti.

"Hei mark tunggu!!" Teriak temannya mark merasa ditinggal dan berlari mengikuti mark.

"Kenapa orang itu menyebalkan?!" Lucas marah-marah lagi.

"Itulah kenyataannya. Jangan biarkan hal ini membuatmu putus asa haechan ah" Jaemin

"Tunggu di sana!" Lucas berlari sambil berteriak.

"Lucas!!" Panggil teman-temannya.

"Jangan berpikir kau bisa bertindak seperti itu hanya karena kau dari kelas A!" Lucas menghentikan langkahnya dan berteriak sampil menunjuk mark.

Haechan menghampiri Lucas agar tidak berbuat yang berlebihan dan berkata

"Sudahlah lucas!" Sambil memeganginya.

"Kau menolak cinta haechan kan?" Namun Lucas tetap keras kepala

"Lucas, tolong hentikan!" Haechan tetap berusaha.

"Apakah darah mengalir melalui pembuluh darahmu? Lucas melanjutkan, Mark pun berhenti berjalan.

"Cukup! Tolong hentikan!" Haechan dengan memelas.

"Aku benci gadis bodoh. Ayo pergi." Dengan berkata dingin dan berjalan kembali. Haechan dan teman-temannya tercengang dan terdiam.

"Dasar bajingan! Kau pikir siswa dari kelas F bukan manusia?" Lucas tidak terima.

"Sungguh kejam. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu kepadaku? Aku tidak bisa percaya. Aku merasa begitu kesal. Memikirkan bahwa aku telah jatuh cinta kepada orang itu selama 2 tahun." Sambil berkaca-kaca.

Sementara itu yang lainnya masih menenangkan Lucas.

"Berhentilah lucas" Hendery berkata

"Sialan, biarkan aku memukulnya! Lepaskan aku!" Lucas masih memberontak.

"Haechan, itu pilihan yang tepat untuk mengerah padanya!" Jaemin berujar dengan tetap memegangi lucas.

.

.

.

.

^-^

Próximo capítulo