"Mau kemana?" tanya Rio pada Tania yang sangat terburu-buru sekali keluar dari apartemennya untuk pergi.
"Lo udah ada di sini aja," komentar Tania begitu terkejut melihat Rio berdiri di depan kamar apartemennya. Padahal Tania sudah mencuri waktu senggangnya untuk pergi sebelum Rio mendatangi apartemennya lagi.
"Kenapa? Lo sudah menunggu gue lama?" Tania memutar bola matanya malas. "Gue ada perlu, jadi lo enggak perlu repot-repot juga beli beberapa bahan makan atau bahkan membelikan gue celiman. Tempat untuk gue berteduh aja, gue udah sangat berterimakasih," ucap Tania menolak apa yang sekarang Rio belikan padanya.
Rio berdiri di depan kamar apartemennya, dengan kedua tangan yang penuh dengan bahan makanan dan cemilan. Tania tidak bohong, dan bodoh juga.
Setiap dua minggu sekali Rio selalu mengirimi atau bahkan menyetok makanan untuknya. Bahkan Tania bisa sendiri, dia mendapatkan dompetnya kambali, uangnya kembali dan juga pekerjaan kecil-kecilan dari Rio.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com