"Jen" panggil Lisa lembut dengan senyuman maaf terukir jelas di bibir tebal nya. "BODOH!! apa yang sudah kamu lakukan? kenapa?! kamu gak tau gimana khawatir nya aku saat kamu gak kasih kabar sama sekali?! Aku tuh kangen sama kamu! gak seharus nya kamu seperti ini Lisa" teriak Jennie sambil terus menangis. "maaf Jen, maaf, ku mohon jangan menangis, aku lakuin ini demi kamu, aku lebih baik pilih dipenjara dari pada aku lihat kamu yang dipenjara, itu terlalu menyakitkan untukku Jen" ~~ ~~ sepenggal cuplikan dari cerita ini :) sebelum nya aku mau ngasih tau kalau cerita ini berdasarkan cuplikan dari music video bigbang-lie, tetapi tidak semua sama seperti di MV, ada penambahan maupun pengurangan. selamat membaca :)
Selamat membaca, jangan lupa vote, comment, share, atau masukkan ke list kalian ya.
~
~
"Tangkap dia!!" seru seorang komandan kepada polisi bawahan nya yang sedang berlari mengejarku.
Aku pun hanya bisa terus berlari, tak lama aku melihat sebuah gang, dengan cepat aku langsung bersembunyi di salah satu gang tersebut.
"pak, kita kehilangan gadis itu" ucap seorang polisi dengan nafas yang sedikit terengah-engah.
"BODOH! cepat berpencar! cari dia sampai ketemu! Kalian polisi pilihan, tetapi menangkap seorang gadis saja tidak bisa?! Kita harus memasukkan nya kedalam penjara sekarang juga!" ucap komandan itu dengan nada kesal dan frustasi.
Aku pun mengatur nafas, dan berharap para polisi itu tidak menemukan ku. Saat aku menoleh ke sebelah kiri tak jauh dari tempat ku bersembunyi, aku melihat ada sebuah telepon umum. Dengan segera aku berjalan menuju telepon umum itu
"aku harus telepon dia, sekarang juga" pikir ku dalam hati.
Aku pun segera menekan nomor demi nomor, dan berharap dia akan segera mengangkat telepon ku.
"please angkat Jen.. cepat angkat" ucap ku dengan wajah cemas.
Sesekali aku melihat keadaan sekeliling, berharap para polisi itu belum menemukan ku. sedangkan Jennie, orang yang ku telepon pun tidak kunjung mengangkat panggilan ku ini.
Aku terus mencoba menelponinya.
"Jennie, jebaaall angkat teleponnya!!" aku pun sedikit berteriak karena tidak sabar.
Tak lama Jennie pun mengangkat telepon ku.
"hall..." ucap ku pun terputus ketika melihat polisi sudah berada di depan ku dan sedang berlari menghampiri ku.
"halo?? Halo? Ini siapa ya?" masih kudengar Jennie bertanya di sebrang sana, tetapi aku tak bisa menjawab nya, dengan segera aku melepaskan genggaman ku di gagang telepon itu, dan berusaha kabur menuju belakang gang, namun seperti nya nasib baik tidak sedang berpihak padaku.
Semua jalan sudah di kepung oleh para polisi itu sehingga tidak mungkin aku bisa kabur lagi dari mereka.
"ha.ha.ha.. Sekarang kamu tidak bisa lari lagi. Ikut kami ke kantor polisi!" ucap tegas sang komandan sembari memberiku smirk dan tatapan meremehkan.
Dengan segera satu polisi berbadan kekar, menarik dan memborgol tangan ku dengan kasar. Aku pun hanya bisa pasrah.
Pikiran ku hanya tertuju pada Jennie, semoga dia sadar atau bisa menebak kalau itu aku yang menelpon nya.
Setelah mereka memborgol tangan ku, polisi itu mendorong tubuh ku hingga aku masuk kedalam mobil polisi.
Jika ditanya apakah aku menyesal melakukan tindakan kriminal ini, jujur aku tidak menyesal hahaha. Kenapa? Karena aku, Lalisa Manoban, telah menolong dan menyelamatkan seseorang yang sangat ku cintai.
~
~
*ditempat lain*
"aneh banget sih, dia yang telepon dua kali, tapi pas di angkat gak ada suara, siapa ya? apa itu panggilan prank saja?" terka Jennie saat mematikan telpon itu dan masih memperhatikan nomor yang baru saja meneleponnya.
"hmm, ini bukan nomor HP, kayak nya orang tadi nelepon pakai telepon umum, kira-kira siapa ya? Kenapa tiba-tiba hati aku berdetak kencang seperti ini? kenapa pula aku merasa sangat gelisah" Jennie memegang dada nya yang berdetak tak karuan dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"ah sudahlah, mungkin ini perasaan aku saja, oh iya.. hampir saja lupa, aku kan mau pergi belanja" ucap Jennie saat dirinya mulai sedikit tenang dan dengan segera bergegas turun menuju ruang tamu untuk mengambil kunci mobilnya.
"bye kuma, eomma pergi belanja dulu ya" kuma, anjing Jennie pun hanya mengibaskan ekor nya ketika Jennie mengelus dan mencium nya.
Jennie segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke supermarket, selama diperjalanan tiba-tiba ingatan akan kejadian buruk kembali muncul, dengan cepat Jennie menggelengkan kepala nya dan berusaha fokus menyetir.
Sesampai nya di supermarket Jennie segera mengambil barang apa saja yang ia butuhkan.
Saat Jennie sedang berbelanja tiba-tiba pikirannya tertuju pada Lisa.
"Lisa gimana kabar nya ya? Udah 2 hari semenjak kejadian itu dia gak ada kabar, aku kangen sama kamu Lis, dan kenapa hati aku terus-terusan ngerasa gak enak saat memikirkan dirimu? Aku selalu mencoba telpon kamu tapi hp kamu gak aktif" ucap Jennie lirih.
hati nya pun terus-terusan merasa gelisah, ingatan akan kejadian buruk pun terus berputar-putar didalam pikiran nya. Setelah selesai belanja dan membayar, dengan cepat Jennie memasuki mobil nya dan langsung melaju ke rumah nya.
Tak lama setelah meninggalkan tempat berbelanja Jennie tiba-tiba memberhentikan mobil nya di depan sebuah apartmen.
Itu adalah apartment yang Jennie dan Lisa tempati, lebih tepatnya apartment Lisa, gadis berponi itu membeli apartment ini ketika ia baru pindah ke Seoul.
Jennie pun sejenak berpikir untuk masuk ke dalam apartment, namun tampak keraguan muncul di wajahnya,
"aku masuk apa jangan ya? Tapi aku gak mau ingat kejadian itu lagi, tapi disatu sisi aku pengen tahu apakah Lisa ada disini atau tidak, ah sudahlah, aku masuk saja" Jennie pun segera keluar dari mobilnya dan memasuki apartment mereka.
Sesampai nya di depan kamar mereka, Jennie semakin merasakan ketakutan, Ia terus-terusan melihat ke sekeliling berharap apa yang ia takuti tidak datang. Perlahan ia membuka pintu apartment dan memasuki apartment mereka.
Ketika memasuki ruang tamu tiba-tiba Jennie terdiam, wajahnya memucat dan keringat dingin mulai muncul di sekitar pelipis nya, jantung nya pun semakin berdetak kencang, tas yang ia pegang pun terjatuh.
"oh my god! apa semua nya sudah ketahuan? dan dimana Lisa?" ucap Jennie lirih sambil menutup mulutnya dan menahan tangisannya.
Terlihat tanda identifikasi korban pembunuhan tepat di depan mata nya, tubuh Jennie perlahan jatuh, badan nya terasa lemas, ia pun kembali ingat kepada Lisa, segera ia melihat kiri dan kanan tetapi tidak ia temukan sosok sahabat nya itu,
Dengan sekuat tenaga Jennie berusaha berdiri dan segera mencari Lisa di setiap ruangan yang ada.
"LISAAA!! Lisa, kamu dimana??" Jennie berteriak sambil terus mencari Lisa di setiap ruangan, namun ia tidak menemukan sesosok Lisa disana, dirasakannya cairan bening turun membasahi pipinya, perasaan gelisah dan takut pun semakin besar ia rasakan.
Jennie yang tidak kuat berdiri pun menjatuhkan badan nya di kasur, ia pun teringat akan semua yang ia dan Lisa jalani, dari awal mereka bertemu, hingga kejadian pembunuhan tersebut terjadi.
~
*FLASHBACK*
Jennie dan Lisa pertama bertemu ketika gadis Thailand itu baru saja pindah ke YG highschool ketika kelas 2SMA.
saat pertama kali bertemu Lisa merasakan jantung nya berdetak cepat ketika melihat Jennie, sedangkan Jennie tanpa ia sadari, ia sudah tertarik dengan Lisa, dengan penampilan gadis yang cool, serta mata nya yang besar, dan bibir yang tebal, wajah seperti barbie doll, dan dengan senyuman menawan yang Lisa berikan ketika mereka berdua bertukar sapa dan pandang.
Tak butuh waktu lama untuk mereka menjadi dekat, dan menjadi bestfriend.
Lisa selalu menjaga Jennie, dan terus membuat gadis bermata kucing itu tersenyum.
Lisa sempat membuat kan sebuah lagu untuk Jennie tetapi tentu saja tanpa pengetahuan Jennie, ketika Lisa menyanyikan lagu tersebut Jennie yang penasaran pun bertanya untuk siapa lagu tersebut dibuat, dan Lisa hanya bilang untuk seseorang yang special, seseorang yang ia cintai.
~ SKIP ~
Ketika mereka kelas 3SMA, Jennie memutuskan untuk tinggal bersama Lisa, karena sebenar nya gadis bermata kucing itu pun hanya sendiri di Korea, kedua orang tua nya berada di New Zealand. Dan alasan Jennie memutuskan untuk tinggal bersama Lisa karena ia ingin berhemat akan uang sewa.
Semenjak itu Jennie dan Lisa pun semakin dekat, sampai-sampai banyak teman satu sekolah yang salah mengira jika mereka berdua berpacaran.
~
Setelah satu tahun bersekolah akhir nya mereka lulus dan bersiap untuk melanjutkan pendidikan di universitas. Jennie memutuskan untuk melanjut kan kuliah nya di universitas YG, Lisa pun memutuskan untuk berkuliah ditempat yang sama dengan sahabat nya itu.
~
tak lama setelah mereka masuk kuliah, kamar sebelah apartment yang mereka tinggali terdapat orang yang baru saja pindah, dan yang baru saja pindah itu adalah seorang laki-laki berumur kurang lebih 30 tahunan.
Dari awal mereka berpapasan dengan pria tersebut Lisa sudah merasa risih, karena pria tersebut terus-terusan melihat Jennie dengan tatapan yang tak bisa diartikan, melihat tubuh sahabatnya dari atas hingga kebawah, dan tak jarang pula pria itu diam-diam melihat kearah dada Jennie, maupun paha nya ketika Jennie memakai rok maupun dress. Sedangkan saat pria itu melihat Lisa, terlihat tatapan kesal dan benci serta meremehkan dirinya.
~~
~~
*tiga bulan setelah pria tersebut pindah ke apartment mereka (dua hari yang lalu)*
Hari ini jadwal kuliah Lisa dan Jennie sedang berbeda, Lisa masih ada jadwal kuliah sekitar 1 setengah jam lagi, sedangkan Jennie ia sudah selesai dengan mata kuliah nya untuk hari ini.
Ia pun menyuruh Jennie untuk pulang terlebih dahulu, karena ia tak mau sahabat nya itu menunggu di kampus terlalu lama.
"Jen, kamu pulang duluan saja" ucap Lisa sambil memakan roti yang sudah ia pesan
"tidak Lis, aku tunggu kamu aja, aku gak mau pulang sendiri, perasaan aku gak enak, aku takut sendirian di apartment" jawab Jennie sambil menggelengkan kepala dan memanyunkan bibir nya. Melihat aksi menggemaskan itu Lisa pun mencubit gemas pipi chubby Jennie.
"hahaha jangan manyunin bibir kayak gitu Jen, bikin gemas tahu gak, pengen aku cium rasa nya. Sudah kamu pulang duluan aja ya, aku gak mau kamu nunggu disini sendiri, kampus juga udah mulai sepi" Lisa mengelus lembut pipi Jennie.
"gak mau Lis, mending aku nunggu kamu disini, dari pada aku sendiri di apartment itu. Kamu tahu sendiri kan kalau pria itu selalu liat aku kayak om-om hidung belang, kamu juga tahu kan dia ngincer tubuh aku, aku gak mau pulang" ucap Jennie dengan menggunakan aegyo nya dan langsung bergelayut manja ke tangan Lisa.
Lisa yang mendapati tingkah jennie seperti itu pun langsung merasakan jantung nya yang mulai berdetak dengan cepat. Dengan berat hati ia mendorong perlahan tubuh Jennie menjauh dari tangan nya dan segera mengelus rambut nya perlahan dan menatap mata Jennie
"tenang Jen, aku gak bakal lama kok, setelah mata kuliah ku selesai aku langsung pulang" ucap Lisa meyakinkan Jennie
"huff, iya deh, tapi bener ya, setelah kuliah selesai kamu langsung pulang, aku beneran takut kalau pria itu ada, apa lagi sampai ia berani apa-apa in aku" ucap Jennie pasrah
"ne my nini, aku pasti langsung pulang, hati-hati di jalan dan di apartment ya, tunggu aku pulang, hubungi aku secepat nya kalau ada sesuatu" ucap Lisa dan tanpa Jennie sadari sahabat nya itu dengan cepat mengecup kening Jennie.
Lisa pun segera bergegas pergi untuk masuk kelas meninggalkan Jennie yang mematung dan merasakan muka nya yang mulai memanas, ia yakin pasti sekarang muka nya memerah sudah seperti kepiting rebus.
Setelah 5 menit mematung Jennie mulai sadar dan segera merapihkan barang-barang nya dan bergegas untuk pulang.
Selama diperjalanan jantung Jennie terus-terusan berdetak kencang mengingat kejadian ketika Lisa mengecup kening nya itu, memang selama ini mereka selalu dekat dan menempel, tetapi biasa nya mereka hanya saling mengecup pipi saja dan keseringan Jennie lah yang memulai duluan, tetapi sekarang Lisa mencium kening nya dengan lembut sehingga membuat hati nya meleleh dan berdetak tak karuan.
"ayo lah jantung, jangan berdetak seperti ini, tenang... ia hanya mencium ku karena ia menganggap ku sebagai sahabatnya saja. Tapi kenapa aku merasakan banyak kupu-kupu di dalam perut ku? seperti mereka ingin meledak keluar dari tubuhku" Jennie terus-terusan meracau selama diperjalanan, sesekali memegang dada nya berusaha menenang kan detak jantung nya.
~
Tanpa disadari, dirinya sudah sampai di depan apartment nya, saat ingin memasuki pintu lobby apartment ia melihat ke parkiran motor dan menyadari kalau motor pria itu terparkir, menandakan bahwa kemungkinan pria itu berada di dalam unit nya.
"aduh, kenapa pria itu ada di unit nya sih, semoga ajah dia gak tahu kalau aku sudah pulang, Lisa cepat lah pulang" Jennie dengan cepat memasuki lift dan langsung menuju kamar nya.
Di depan kamar ia sesekali melihat ke arah pintu kamar pria tersebut, berharap pria itu tidak keluar. Dengan cepat Jennie membuka pintu dan menutupnya, saking takut nya tak sengaja ia menutup pintu dengan sedikit keras. Ia pun langsung merutuki kebodohan nya sendiri.
"aduh, Jennie kenapa malah sedikit membanting pintu? Semoga saja dia tidak dengar" ucap Jennie sambil memukul pelan kepala nya.
Jennie pun memutuskan untuk menunggu Lisa di kamar, sambil bermain dengan kuma.
Setelah 15 menit bermain dengan kuma, Jennie memutuskan untuk mandi.
Setengah jam kira-kira Jennie menghabiskan waktu nya untuk mandi, selesai mandi ia langsung memakai baju dan menuju meja rias nya untuk mengeringkan rambut nya.
Ketika ia sedang mengeringkan rambut, ia mendengar suara pintu terbuka lalu tertutup.
"loh, perasaan kelas nya Lisa masih 10 menit lagi baru selesai, kok dia udah bisa pulang?" tanya Jennie heran sambil melihat jam dinding
"ah biarlah, yang penting Lisa sudah pulang" Jennie memutuskan untuk keluar menuju ruang tamu.
Namun ketika ia sampai di ruang tamu betapa terkejut dirinya, bukannya Lisa orang yang sudah ia harapkan namun melainkan sosok pria mesum yang sudah berada didalam unit apartment mereka.
"mau apa anda?! Bagaimana anda bisa masuk ke dalam apartment saya?!" ucap Jennie dengan nada tinggi dan panik.
"hahaha, tak usah takut sayang, aku gak bakal ngapa-ngapain kok, dan bagaimana bisa aku masuk? Gampang saja buat ku untuk masuk ke apartment ini hanya dengan sedikit teknik, bisa kubobol pintu itu" pria tersebut menyeringai dan sambil terus mendekat ke arah Jennie.
Jennie pun terus mundur menjauh dari pria tersebut,
"jangan mendekat!! Kalau anda tidak keluar sekarang saya akan berteriak!!" ucap Jennie yang mulai berteriak dan berusaha menahan tangis nya.
"jangan takut, aku akan memberikan kenikmatan yang bisa kamu rasakan nona cantik, jangan lah menjauh" pria tersebut terus mendekat kearah Jennie dengan tatapan yang sudah dipenuhi dengan hawa nafsu.
Jennie terus mundur hingga tubuh nya menabrak dinding, dengan cepat pria itu segera mencengkram tangan Jennie dan menjatuh kan tubuh kecil Jennie ke atas sofa.
Jennie pun terus memberontak, mendorong tubuh pria tersebut, tangisan nya pun pecah dan ia terus menerus memanggil dan meneriaki nama Lisa. Berharap gadis itu cepat datang dan menyelamatkan dirinya.
Pria itu langsung menciumi leher Jennie, sekuat tenaga Jennie terus mengelak, tanpa disadari pria itu jennie pun menendang kemaluan pria tersebut sehingga membuat pria itu jatuh tersungkur sambil memegangi kemaluan nya.
"sialaann!! Keparat kau!!" ucap pria itu dengan emosi dan menahan sakit.
Jennie pun segera lari menuju pintu keluar, namun ternyata pria tersebut sudah mengunci pintu tersebut, Jennie dengan cepat menuju lemari kecil tempat ia menaruh kunci apartment nya.
"mau lari kemana cantik? Hahaha.. tidak akan ada yang bisa nolongin kamu!" ujar pria itu yang sudah berdiri dan berjalan mendekati Jennie.
"jangan sentuh aku!!!" teriak Jennie masih dengan tangisan dan raut wajah ketakutan.
Pria itu pun kembali memojokkan Jennie, ia mulai membuka baju Jennie dengan merobek nya. dengan tangan bergetar Jennie pun mengambil vas bunga yang berada tepat disamping nya dan memukul kepala pria itu dengan keras, sehingga darah segar langsung mengucur dari kepala pria tersebut.
Jennie yang masih ketakutan pun langsung kembali mengambil vas bunga yang lain dan memukul pria tersebut lagi dan lagi. Pria itu berteriak kesakitan tetapi tetap berusaha menarik tangan Jennie.
Jennie yang sudah merasa sangat takut akhir nya mengambil pecahan vas yang sedikit besar dan tanpa ia sadari pecahan vas itu sudah ia tancapkan ke leher pria tersebut, tepat di nadi lehernya. Pria tersebut pun mulai terkulai lemas sambil memegangi leher nya yang sudah bercucuran darah.
Dengan tatapan kosong dan tetap menangis Jennie melihat tangan nya yang terkena ceceran darah pria tersebut, kembali sadar akan perbuatan nya yang sangat salah, dengan cepat Jennie melempar pecahan vas itu, dan langsung berteriak histeris.
Saat itu juga Lisa yang baru saja keluar dari lift apartment mereka mendengar teriakan Jennie, dengan cepat ia lari menuju unit mereka, berusaha membuka pintu namun pintu nya terkunci.
Dengan cepat Lisa memeriksa tas nya dan mencari kunci kamar mereka
"siiaall kenapa disaat begini kunci nya malah gak ada sih?!!" Lisa dengan panik terus mencari kunci di dalam tas nya, namun ia tiba-tiba teringat bahwa kunci kamar nya tertinggal di dalam saku jaket yang ada di kamar tidur mereka.
"shit!!
Jennie!! kamu kenapa?!! Buka pintu nya!!" Lisa yang panik terus menggedor pintu unit mereka namun Jennie tak kunjung menjawab dan membuka pintu.
Merasa semakin khawatir dan panik Lisa berusaha mendobrak pintu itu dengan tubuh nya yang kecil.
"c'mon Lisa, kau pasti bisa, Jennie membutuhkan mu" ucap Lisa sambil berusaha dengan keras mendobrak pintu tersebut.
Akhir nya setelah 3 menit ia mencoba mendobrak pintu, akhir nya ia berhasil membuka nya.
Ketika pintu terbuka betapa terkejut nya ia saat melihat keadaan Jennie.
"JENNIE!!"
~
~
~~ TBC ~~