Di wilayah [Central], Jendral yang sedang beristirahat membaca buku pun di kejutkan oleh salah satu mata-mata miliknya yang datang keruangannya.
"Permisi Jendral, saya datang memberi kabar buruk" ucap mata-mata itu sembari mengetuk pintu ruangan jendral.
"Masuklah" ucap Jendral.
Mata-mata itupun langsung masuk kedalam ruangan dan berdiri dihadapan jendral yang tengah membaca buku.
"Jadi berita macam apa yang ingin kau laporkan padaku? Kabar soal pergerakan [Great Demon Emperor] itu lagi?" ucap Jendral itu sembari meminum kopi.
"Saya khawatir berita ini lebih buruk dibandingkan hal itu Jendral" ucap Mata-mata itu dengan ragu-ragu.
"Jadi ada berita yang lebih buruk? Aku ingin tahu hal apa itu" ucap Jendral.
"Ryouichi dikabarkan meninggal dunia akibat serangan dari salah satu [Trinity Leader] Astaroth dan Kolonel Rose dikabarkan mengalami guncangan jiwa yang hebat dan Kolonel Ryota tengah mencari salah satu dari [Trinity Leader] saat ini" ucap mata-mata itu.
Ekspresi Jendral yang awalnya santai berubah menjadi terkejut dan serius.
"Dimana posisi Kolonel Ryota sekarang?" tanya jendral itu serius.
"Kolonel Ryota sedang berjalan menuju kastil salah satu [Trinity leader] di area [Mountain Of Death]" ucap mata-mata itu.
"Bukankah [Trinity Leader] yang tinggal disana adalah Beelzebub? Bukankah demon yang membunuh Ryouichi adalah Astaroth? Mengapa Kolonel Ryota menuju kesana?" gumam Jendral.
"Jendral…"
"Jendral?"
Jendral pun tersadar dari lamunannya.
"Ah, baiklah kau bisa pergi sekarang. Jika ada hal penting lainnya kau bisa melaporkannya padaku" ucap Jendral.
"Baik Jendral, kalau begitu saya pergi dulu."
Mata-mata itupun keluar meninggalkan Jendral yang tengah di penuhi banyak pikiran. Jendral pun berdiri dari kursinya lalu melihat keluar jendela dan menatap langit. Lalu tiba-tiba sesosok pria muncul dari bayangan pojok ruangan dan berbicara kepada Jendral.
"Nampaknya kali ini akan terjadi sesuatu yang besar lagi. Bukankah itu benar Jendral?" ucap sosok pria itu.
"Kolonel Ryota adalah salah satu tipe orang yang tidak akan tinggal diam melihat bawahannya terluka, apalagi dalam kasus ini salah satu bawahannya sudah terbunuh" ucap Jendral itu selagi membakar cerutunya.
"Lalu apakah kau akan turun tangan langsung menangani hal ini? Jujur saja, aku enggan mengusik Kolonel Ryota. Terlebih lagi dia sedang dalam kondisi seperti ini. Aku tidak mau mati konyol karena menyinggungnya" ucap sosok pria itu.
Jendral pun terlihat memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil, karena dia tidak ingin salah membuat keputusan yang malah akan merugikannya.
"Memang benar bahwa hampir tidak ada yang bisa menghalangi Kolonel Ryota untuk balas dendam. Bahkan aku akan berpikir dua kali untuk turun tangan, karena jika aku dan Kolonel Ryota terlibat dalam pertarungan, pasti pertarungan itu akan menjadi pertarungan antara hidup dan mati" ucap Jendral itu sembari menghisap cerutunya.
"Bagaimana dengan Kolonel Rose? Apakah kau tidak khawatir dengan dia? Bukankah hubungan anda dengan Kolonel Rose adalah..." ucap sosok pria itu namun seketika di sela oleh Jendral.
"Cukup! Jangan lanjutkan perkataanmu. Aku tidak akan segan-segan mengambil tindakan jika kau meneruskan perkataanmu"
Jendral itu berbalik lalu menatap sosok pria itu dan menghunuskan pedang kearah lehernya.
"Ughh… Sepertinya aku terlalu banyak berbicara. Baiklah kalau begitu aku akan pergi dulu. Jaga kesehatan anda jendral" ucap sosok itu lalu melangkah mundur dan menghilang diantara kegelapan.
Jendral terlihat tertekan akibat insiden kali ini. Dirinya terlihat sangat kebingungan dalam mengambil keputusan. Sampai akhirnya Jendral memutuskan untuk mengambil tindakan.
"Baiklah, pertama aku akan mengunjungi Markas provinsi Timur dulu" gumam Jendral.
Di sisi lain Kolonel Ryota yang sudah berada di [Mountain of Death] menuju kastil milik Beelzebub, dirinya terlihat dihentikan oleh beberapa pasukan demon elit penjaga kastil milik Beelzebub .Pasukan demon itu pun mengepung Kolonel Ryota.
"Berhenti disitu! Apa yang dilakukan oleh prajurit [The Saviour] sepertimu di kastil milik Tuan kami?"
Prajurit demon itu mengacungkan tombak dan pedang kearah Kolonel Ryota.
"Aku ingin bertemu dengan demon sialan itu, aku ada urusan dengannya. Segera menyingkir sekarang juga, aku tidak punya waktu untuk berurusan dengan kalian" ucap Kolonel Ryota dengan tatapan tajam dan dingin.
"Siapa yang kau panggil dengan sebutan demon sialan? Kau pikir kami akan membiarkan kau bertemu dengan Tuan kami?" ucap salah satu prajurit demon itu.
Tanpa banyak bicara Kolonel Ryota melepaskan aura membunuh yang besar dan mengeluarkan skill.
"[Skill : Death Zone]"
Skill Death Zone adalah skill milik senjata roh [izanami] yang bila diaktifkan akan membuat zona yang akan membuat target dalam radius 500 meter akan langsung mati.
Seketika setelah Kolonel Ryota menggunakan skill tersebut, seluruh prajurit elit demon itu yang berjumlah 20 demon mati seketika. Kolonel Ryota pun melanjutkan langkahnya menuju Kastil milik Beelzebub. Disaat Kolonel Ryota hampir sampai di depan pintu kastil, satu demon yang terlihat memakai baju jas dengan rambut yang diikat kebelakang menghampiri Kolonel Ryota.
"Baiklah cukup sampai situ" ucap Demon itu.
"Ada apa kau berkunjung ke kastilku? Aku tidak ingat pernah menyinggungmu kali ini. Bukankah seperti itu, Kolonel Ryota?"
Kolonel Ryota dan [Trinity Leader] Beelzebub pernah bertarung satu sama lain sebelumnya, namun pertarungan antara keduanya berakhir dengan imbang karena sesuatu hal.
"Beritahu aku dimana Kastil milik [Trinity Leader] yang bernama Astaroth. Aku memiliki urusan yang ingin aku selesaikan dengannya" ucap Kolonel Ryota dengan nada dingin.
"Hmm…. Aku mengetahui dimana Kastil miliknya, tapi nampaknya kau memiliki lebih dari sekedar urusan yang ingin kau selesaikan dengannya" ucap Beelzebub.
"Kau tidak perlu banyak bertanya, aku tidak punya waktu untuk memenggal kepalamu hari ini. Cepat beritahu aku!" ucap Kolonel Ryota sembari menatap Beelzebub.
"Nampaknya kau begitu marah bahkan kau sampai meminta bantuan dari demon seperti ku. Baiklah, aku akan memberitahumu kali ini. Kastil Miliknya berada di [Dessert of Death]. Kau akan menemukannya jika kau berjalan ke arah utara."
Tanpa banyak bicara Kolonel Ryota berlari meninggalkan [Mountain of Death].
"Tuan Beelzebub, mengapa anda memberitahu tentang lokasi dari [Trinity Leader] Tuan Astaroth kepada prajurit itu? Mengapa anda tidak membunuhnya?" ucap salah satu bawahan Beelzebub.
"Membunuhnya? Dia adalah salah satu [Guardian] dari prajurit manusia. Kesampingkan fakta bahwa dia adalah seorang [Guardian], orang itu tidak mudah untuk dibunuh. Lagipula [Great Demon Emperor] telah memberi perintah untuk jangan dulu menyerang wilayah manusia, namun Astaroth bajingan itu malah melanggar perintah dan berencana menyerang wilayah manusia bagian Timur. Dan sialnya lagi, penjaga dari wilayah timur adalah orang itu. Hahahahaha..." ucap Beelzebub.
Setelah meninggalkan [Mountain of Death] Kolonel Ryota berlari dengan cepat menuju [Dessert Of Death] untuk menghabisi Astaroth. Namun ditengah jalan sesosok pria terlihat menghalanginya.
"Berhenti disitu, kau pikir aku akan membiarkanmu pergi mengamuk kesana?" ucap sosok pria itu.
Kolonel Ryota pun berhenti dan saling berhadapan dengan sosok pria itu.
"Jangan halangi aku, segera menyingkir. Aku tidak akan segan-segan menyerangmu, Ray!" ucap Kolonel Ryota.
Terlihat Kolonel Ryota menatap tajam Kolonel Ray yang menghalangi dirinya.
"Menyerangku? Bagus, karena aku juga berniat untuk memukulmu hari ini. Aku sudah mendengar semuanya dari Kapten Saito. Kaulah yang menyebabkan Ryouichi bertindak seperti itu. Kau bertingkah seolah kau mengetahui segalanya dan karena pemikiranmu itulah Ryouichi sampai mati!" teriak Kolonel Ray.
"Diam! Tahu apa kau tentang Ryouichi? Orang sepertimu lah yang membuatku muak, kau pikir kau punya hak untuk mengguruiku? Aku peringatkan sekali lagi, menjauh dari hadapanku" ucap Kolonel Ryota.
"Heee... Aku tahu kau kuat Ryota, namun aku tidak bisa membiarkanmu seperti ini. Kau selalu termakan oleh amarahmu sendiri, ketika kau seperti ini kau selalu bertindak ceroboh. Bukankah dirimu ini sama seperti Ryouichi waktu itu?."
Dalam hal ini, Kolonel Ryota sudah tahu bahwa apa yang di katakan oleh Kolonel Ray benar, namun dia memilih untuk menyangkal semua itu. Terlihat Kolonel Ryota memanggil senjata roh nya [Byakkomaru] dan menghunuskannya kearah Kolonel Ray.
"[Summon : Byakkomaru]"
"Jadi itu jawabanmu Ryota? Sayang sekali, Ayumi pasti kecewa dengan tingkahmu saat ini" ucap Kolonel Ray.
Kolonel Ryota terlihat marah kepada Kolonel Ray karena menyebut tentang Letnan Dua Ayumi. Kolonel Ryota mengeluarkan aura hitam besar dan cuaca yang awalnya cerah berganti menjadi berawan disertai hembusan angin yang membuat rumput disekitar mereka bergoyang.
"Bukankah aku pernah mengatakan jangan pernah mengungkit masalah itu di hadapanku? Jangan salahkah aku kalau aku membunuhmu hari ini, Ray" ucap Kolonel Ryota.
"Kau terlalu terpaku pada masa lalu, baiklah mari kita selesaikan masalah ini hari ini!" ucap Kolonel Ray.
"[Summon : Ryuuki]"
Terlihat Kolonel Ray memanggil senjata roh nya yang memiliki bentuk sabit besar yang mirip seperti sabit malaikat kematian.
Keduanya terlihat memasang kuda-kuda, dan dalam sekejap mata pertarungan antara [Guardian] terjadi. Keduanya menghilang dalam pandangan, hanya terdengar suara besi saling menghantam satu sama lain.
"[Skill : Wind Prison]"
Skill ini adalah skill milik Kolonel Ray yang membuat Tornado besar yang bergerak kearah musuh. Terlihat tornado besar tercipta dan menyerang kearah Kolonel Ryota. Namun secepat kilat Kolonel Ryota berusaha menghindari tornado itu.
"[Skill : Ice Make Wall]"
Skill ini milik Kolonel Ryota yang dapat diaktifkan ketika menggunakan Byakkomaru. Skill ini membuat dinding raksasa setinggi 10 meter dan tebal yang terbuat dari es yang sulit untuk dihancurkan oleh sihir biasa.
Namun dinding es itu tidak mampu menahan serangan dari Tornado itu. Dinding es itu pecah dan menghisap Kolonel Ryota kedalamnya.
Kolonel Ray merasa ada yang tidak beres dan benar saja Kolonel Ryota dapat menghancurkan tornado besar itu. Kolonel Ryota lalu menyerang Kolonel Ray yang lengah.
"Jangan salahkan aku kalau aku tidak memberi mu kesempatan untuk hidup hari ini!"
Kolonel Ryota berteriak dan melayangkan serangannya ke Kolonel Ray, namun Kolonel Ray dapat menahan serangan itu dengan sabitnya. Ketika dua senjata Roh itu saling menghantam satu sama lain, suara dengung dan angin besar pun muncul. Namun kekuatan fisik dari Kolonel Ryota jauh lebih kuat dari Kolonel Ray. Kolonel Ray tidak dapat menahan pedang milik Kolonel Ryota lebih lama, tanah tempat dirinya berpijak pun menjadi retak. Melihat hal itu Kolonel Ryota pun menendang tubuh Kolonel Ray yang pertahanannya terbuka.
Kolonel Ray pun terlempar dengan keras dan jatuh ketanah. Kolonel Ryota terlihat ingin mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, Kolonel Ryota berniat untuk menusuk Kolonel Ray yang sedang tergeletak di tanah. Namun dengan cepat Kolonel Ray bangkit dan berlari.
Pertarungan ini menjadi aksi saling kejar antara Kolonel Ryota dan Kolonel Ray, dibeberapa kesempatan mereka berdua saling bertukar serangan satu sama lain. Namun tidak ada diantara mereka yang menyerah.
"Kau bajingan yang keras kepala, bahkan diriku yang merupakan prajurit tercepat karena elemen atribut angin milikku masih bisa dikejar oleh mu" ucap Kolonel Ray.
"Sudah kubilang, aku tidak akan membiarkanmu menghalangiku!" seru Kolonel Ryota.
Kolonel Ray pun terlihat merapal mantra dan lingkaran sihir pun muncul di bawah kakinya.
"[Forbidden Technique : Wind Armor]"
Seketika setelah mengaktifkan skill itu, wujud dari Kolonel Ray berubah perlahan menjadi bercahaya, lalu ketika cahaya itu redup Kolonel Ray telah memakai armor biru dan terlihat luka-luka miliknya sembuh.
"Cih, kau sungguh merepotkan. Bahkan skillmu bisa menyembuhkan luka yang telah kuberikan" ucap Kolonel Ryota.
"Kaulah yang memaksaku menggunakan teknik ini" ucap Kolonel Ray.
Skill milik senjata Roh terbagi menjadi 4 bagian yaitu Skill, Ultimate Skill, Forbidden Technique, dan Ultimate Extreme Technique.
Secara tiba-tiba kecepatan Kolonel Ray meningkat dengan pesat, mata dari Kolonel Ryota tidak dapat melihat serangan dari Kolonel Ray. Kolonel Ryota dihujani oleh serangan bertubi-tubi dari Kolonel Ray.
"[Skill : Ice Make Spear]"
Skill ini menciptakan tombak es dalam jumlah besar di udara dan akan menyerang target dari langit.
Namun terlihat Kolonel Ray dapat menghindari seluruh tombak es itu dengan kecepatan yang luar biasa.
"Aku daritadi penasaran kenapa kau tidak menggunakan pedang izanagi dan izanami mu. Apa kau pikir kau bisa mengalahkanku tanpa kekuatan Izanagi atau Izanami? Kau sungguh sombong sekali, Ryota!" ucap Kolonel Ray.
Terlihat Kolonel Ryota yang sedang terpojok karena serangan dari Kolonel Ray.
"Cih, seluruh kemampuan miliknya sungguh merepotkan. Baik dari kecepatan, dan kemampuan penyembuhannya. Aku tidak punya pilihan lagi, aku tidak punya waktu untuk ini" gumam Kolonel Ryota.
Senjata [Byakkomaru] milik Kolonel Ryota pun menghilang. Dan terlihat Kolonel Ryota memanggil senjata roh lain miliknya.
"[Summon : Izanagi]"
"[Summon : Izanami]"
Kedua pedang itu pun terlihat muncul ditangan Kolonel Ryota.
"Jadi kau memutuskan untuk serius? Baiklah aku ingin lihat kemampuan dari [Guardian] terkuat!" ucap Kolonel Ray.
Kolonel Ryota terlihat berkonsentrasi dan merapal mantera.
"[Forbidden Technique : Hollow]"
Skill ini merupakan skill yang hanya dapat diaktifkan jika Kolonel Ryota memegang [Izanami] dan [Izanagi] secara bersamaan. Skill ini dapat menaikkan seluruh kemampuan dari penggunanya baik dari kecepatan, reflek, pertahanan, kekuatan fisik dan kekuatan sihir sebesar 200 persen dari kekuatan awal milik pengguna.
Seketika Kolonel Ryota menggunakan skill itu, dirinya pun terbalut oleh armor putih dan terlihat memegang [Izanagi] dan [Izanami] dikedua tangannya.
Kolonel Ray dan Kolonel Ryota terlihat bersiap mengeluarkan skill mereka masing-masing berniat untuk menyelesaikan pertarungan ini.
"[Forbidden Technique : Judgement Thunder]"
Skill yang dikeluarkan oleh Kolonel Ray ini merupakan skill yang bisa memanggil banyak petir besar dan menyerang target secara beruntun. Skill ini dikatakan dapat membelah lautan dan dapat menghancurkan gunung besar dengan sekali serang.
Terlihat Kolonel Ryota hanya melihat Kolonel Ray yang sedang mengeluarkan skill itu.
Akhirnya Kolonel Ray menyerang Kolonel Ryota dengan serangan besar yang mematikan. Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi.
"Baiklah, sudah cukup main-mainnya" ucap Kolonel Ryota.
"[Forbidden Technique : Law of Time]"
Skill yang dikeluarkan oleh Kolonel Ryota adalah salah satu dari skill terkuat miliknya yang dapat membatalkan seluruh serangan dari musuh dengan menerapkan konsep waktu yang membuat waktu mundur dan membuat serangan itu menjadi seperti tidak pernah ada dan skill ini berefek untuk semua elemen. Skill ini hanya dapat dipakai ketika Kolonel Ryota memegang Izanagi dan Izanami secara bersamaan.
"Ba-bagaimana mungkin? Kau bajingan yang sangat kuat" ucap Kolonel Ray terkejut.
Melihat serangan terkuat miliknya yang seharusnya melukai Kolonel Ryota namun malah dipatahkan oleh Kolonel Ryota, Kolonel Ray akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak sebanding dengan Kolonel Ryota. Lalu tiba-tiba saja Kolonel Ryota sudah berada tepat didepan Kolonel Ray dan mengarahkan pedangnya kearah leher Kolone Ray.
"Kau sudah kalah Ray, jangan halangi aku" ucap Kolonel Ryota.
"Setelah kau membunuhku dan membalaskan dendammu kepada Astaroth lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Apa kau akan kembali ke dirimu yang sebelumnya?" teriak Kolonel Ray.
"Apa maksudmu dengan diriku yang sebelumnya?" tanya Kolonel Ryota.
"Sejak kejadian yang menimpa Ayumi, kau berubah menjadi prajurit yang dingin, kejam dan tidak pernah tersenyum. Selama di medan perang kau tidak pernah berbelas kasih kepada musuhmu. Namun lihat dirimu sekarang! Kau bahkan tidak langsung membunuhku. Semua itu berkat kehadiran Ryouichi bukan?" ucap Kolonel Ray.
"Diriku tidak pernah berubah, aku masihlah diriku yang dulu" ucap Kolonel Ryota.
"Omong kosong! Sejak bertemu Ryouichi kau mulai bisa tersenyum dan tertawa. Kau pikir Ayumi tidak akan kecewa jika dia melihat dirimu kembali ke dirimu yang sebelumnya?" ucap Kolonel Ray.
"Ayumi ini… Ayumi itu… Kenapa kau selalu membawa namanya seperti itu? Dasar bajingan!" seru Kolonel Ryota kesal.
"Karena aku menyukainya!" teriak Kolonel Ray.
Kolonel Ryota terkejut mendengar perkataan dari Kolonel Ray.
"Apa maksudmu? Kau kenal dengan Ayumi?" tanya Kolonel Ryota.
"Berkat dirinya lah aku bisa menjadi kuat seperti ini. Dialah yang memotivasiku hingga aku mendapat gelar [Guardian]!" ucap Kolonel Ray.
Ingatan Kolonel Ray pun kembali disaat dirinya hendak menyatakan cinta kepada Ayumi, namun niatan itu sirna ketika dirinya melihat Ayumi tersenyum saat menggandeng tangan sosok pria yang tidak lain adalah Kolonel Ryota.
"Waktu itu aku menyerah untuk menyatakan cinta padanya, dia terlihat bahagia ketika bersamamu. Dan aku berpikir kau adalah pasangan yang cocok bagi dirinya, oleh karena itu aku memilih untuk hanya mengaguminya dari jauh. Namun apa yang terjadi setelah itu? Kau bahkan tidak dapat melindunginya dan membiarkannya mati seperti itu!" ucap Kolonel Ray.
Kolonel Ryota terdiam dan tidak dapat membalas perkataan dari Kolonel Ray. Dirinya sangat terkejut bahwa ada orang lain yang masih hidup selain dirinya dan mengenal Ayumi.
"Dulu aku membencimu sejak aku mengetahui bahwa Ayumi mati dan kau tidak bisa melindunginya. Aku ingin membunuhmu, namun setelah beberapa saat aku menyadari bahwa itu semua bukan kesalahanmu. Oleh karena itu aku bertekad menjadi sahabatmu dan membebaskanmu dari masa lalu yang kelam itu. Namun tampaknya ada orang lain yang telah menarikmu dari masa lalu kelam itu, dan orang itu adalah Ryouichi. Katakan kalau aku salah tentang itu!" ucap Kolonel Ray.
Setelah mendengar perkataan Kolonel Ray yang telah menyadarkannya dari segala amarah dan rasa balas dendam, niatan Kolonel Ryota untuk balas dendam pun perlahan sirna. Namun dirinya pun menjadi lengah dan tidak menyadari bahwa ada seseorang di belakangnya yang menyerang dirinya.
"Ryota awas!" teriak Kolonel Ray.
Kolonel Ray pun melindungi Kolonel Ryota dengan menghalangi serangan itu dengan tubuhnya. Alhasil serangan yang seharusnya mengenai Kolonel Ryota malah mengenai dan menembus dada Kolonel Ray.
"Ray!" seru Kolonel Ryota.
"Uhuk… Jangan khawatir, untungnya serangan itu tidak mengenai jantungku" ucap Kolonel Ray sembari tergeletak ditanah.
"Cih, serangan tadi tidak berhasil yah" ucap sesosok yang menyerang Kolonel Ryota.
"Siapa kau?" ucap Kolonel Ryota.
"Ugh… Kejam sekali, bukankah kau yang mencari diriku? Dan ngomong-ngomong, persahabatan yang kalian bahas cukup membuatku muak" ucap sosok yang ternyata adalah Astaroth.
"Jadi kau bajingan yang bernama Astaroth? Bagus, jadi aku tidak perlu mencarimu lagi" ucap Kolonel Ryota.
"Ryota berhati-hatilah, aku tidak bisa membantumu kali ini" ucap Kolonel Ray sembari tergeletak ditanah.
"Tenang saja, aku bisa mengatasi ini sendirian" ucap Kolonel Ryota.
"Hahahahaha... Mungkin kalau aku sendirian kau akan memiliki kesempatan mengalahkanku. Namun aku tidak sendirian kali ini. Keluarlah para bawahanku" ucap Astaroth.
Seketika muncul dua demon yang merupakan bawahan langsung dari Astaroth. Dua demon itu merupakan demon tingkat langit yang memiliki kekuatan hampir setara dengan [Trinity Leader].
"Mereka adalah Mammon dan Behemoth. Untuk sekarang merekalah yang akan menjadi lawan kalian. Aku hanya akan menonton pertunjukan ini saja dari kejauhan. Hahahaha… Mari kita mulai pertunjukannya!" ucap Astaroth.
"Cih, harusnya aku bisa dengan mudah membunuh mereka. Namun sekarang kekuatan sihirku hampir habis karena pertarunganku sebelumnya dengan Ray" gumam Kolonel Ryota.
Disaat Kolonel Ryota sedang bertarung dengan Astaroth, Markas Provinsi Timur sedang dikejutkan oleh kedatangan Jendral. Dan Kolonel Rose yang jiwanya terguncang hanya mau berada disamping tubuh Ryouichi dan tidak mau pergi meninggalkannya.