***
Cahaya lembut dari mentari pagi mulai menerpa sela-sela jendela kamarku, angin dingin yang lembut terus memaksa tanganku untuk makin menaikkan selimut tebal ini, dan juga suara kicauan burung yang sangat mer...
"Bangun kau pemalas!"
Sangat tidak merdu.
"Cepat bangun! Kuhitung sampai 3 kalau kau tidak keluar akan kuhancurkan tubuhmu!"
"Iya iya aku bangun."
"Satu...."
"Eh?"
"Dua..."
"Heh tunggu dulu, aku baru bangun."
"Tiga!!!"
"Tidak! Tunggu dulu Tree!!!"
***
Sekali lagi, cahaya matahari yang lembut, angin dingin yang melewati kulitku, suara kicauan burung, dan warna merah yang tampak bersinar terang dipipiku.
"Kau ini apa-apaan sih Snow, katanya mau latihan tapi malah malas-malasan dikamar."
"Maafkan aku."
Mulai detik ini, aku akan rajin bangun pagi.
"Jadi, hari ini kita mau latihan apa?"
"Huh? Mana kutau, kau kan gururnya."
"Oh, kau benar juga."
Apa-apaan itu, bercandanya sangat tidak lucu.
"Jadi hari ini kita akan berlatih pernapasan."
"Pernafasan?"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com