webnovel

Pertarungan, Penemuan, dan Penyelamatan pt.2

"Tidak ada? baiklah, terima ajalmu gadis sombong!"

Wanita itu mengumpulkan gravitasi pada tangannya dan menambah tekanan gravitasi pada bagian belakang tubuh Liana. Ia berniat menghimpit Liana dan meremukkannya.

Wanita itu melayangkan pukulan dan suara benturan keras terdengar. Suara bangunan yang remuk dan hancur menggema ke sepenjuru ruangan.

Liana yang memejamkan mata lalu membuka matanya sedikit, mengintip keadaan yang sedang terjadi.

Liana POV

Apa yang sedang terjadi. Kenapa ada bunyi benturan yang keras? maksudku bukannya seharusnya aku yang terkena pukulan lalu...

Sebelum kejadian itu aku melihat seseorang berjubah hitam membawa sebuah botol berisi cairan bercahaya. Lalu aku memejamkan mataku saat wanita gila itu melayangkan pukulannya.

aku membuka mataku dan terkejut, wanita itu terpental jauh. Debu ekibat hancurnya bangunan berhamburan dan mengganggu penglihatanku.

"Liana, kau tidak apa-apa?"

Sebuah suara remaja laki-laki terdengar bersamaan dengan uluran tangan di hadapan ku. Aku kenal suara ini, debu dan asap masih mengganggu penglihatan ku. Namun beberapa saat kemudian aku melihat seseorang yang ku kenal berdiri di depan ku.

"Liana? apa kau mendengarku? hei," ujarnya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan ku.

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, dia berdiri di hadapan ku. Tersenyum, senyum yang cerah. Senyum yang aku impikan terukir di wajahnya sedari dulu.

Liana POV end.

"Alwhin, apa ini benar-benar dirimu?" tanya Liana tak percaya.

"Iya, ini aku Liana. Aku sudah bisa berdiri seperti sedia kala. Aku tak lagi duduk di kursi roda, aku tak lagi lamban, aku...aku...." Alwhin hampir tidak bisa menyelesaikan kata-katanya. Ia pun kini sangat terharu.

"Bagaimana bisa? apa yang telah terjadi?" tanya Liana lagi.

"Panjang untuk diceritakan sekarang. Senantinya kita setelah pulang akan ku ceritakan. Tapi kita masih ada urusan di sini." Awlhin mengalihkan pandangannya pada sebuah tumpukan bangunan hancur yang bergerak.

Liana mengikuti arah pandangan Alwhin dan melihat bahwa wanita bersurai ungu itu masih sadar dan dapat bangkit.

"Tidak," ujar Alwhin sambil menahan Liana. "Pulihkan dirimu dulu, kau sudah terluka berat. Lakukan apa saja tapi janga melawan orang itu dulu. Aku tidak mau kau tambah terluka."

Liana hendak menyanggah namun Alwhin menatap tajam Liana. Alwhin sakit hati melihat gadis yang ia cintai terluka seperti sekarang, dan ia sudah diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melindungi Liana.

"Berhati-hatilah Alwhin. Kekuatan magis gravitasinya sangat berbahaya," ujar Liana mengingatkan Alwhin.

"Iya Liana, terima kasih kau sudah memberi tahuku."

Liana mengangguk, dan ia mundur ke belakang. Memberi ruang lebih untuk Alwhin. Liana mengerti, kalau ia bersikeras ikut bertarung dengan kondisinya yang sekarang itu, ia hanya akan mempersulit Alwhin.

Wanita gila itu berulah lagi, kali ini ia lebih ganas. Ia hendak membuat Alwhin tak dapat bergerak, namun ia kalah cepat. Saat ia mengaktifkan pemberat gravitasi ke titik tertentu untuk menarik Alwhin, Alwhin sudah lebih dulu berlari menjauh.

"Distancia brevis!"

Alwhin juga tidak mau kalah. Ia melangkah secepat kilat, sekejap mata ia sudah berpindah tempat ke sepenjuru ruangan. Ia menendang wanita itu ratusan kali. Tak hanya cepat, tendangannya pun sangat kuat.

Keadaan berbalik sekarang, wanita itu terluka berat. Persis seperti yang Liana rasakan sekarang.

Alwhin bak di atas langit, kecepatan larinya merupakan keunggulan yang hebat. Liana terpukau melihat Alwhin. Alwhin terlihat sangat hebat, sangat mengagumkan, kini dirinya bisa melihat kepercayaan diri dalam senyuman dan tatapan Alwhin. Ini adalah saat-saat yang membahagiakan bagi Alwhin dan Liana tentunya.

Di kala pertarungan hebat antara Alwhin dan wanita bersurai ungu tersebut, ternyata anggota kelompok berjubah hitam sebagian telah sadar kembali.

Beruntunglah Liana cepat menyadarinya dan menghindar tatkala diserang dari belakang oleh salah satu dari mereka.

Liana bersiaga, meski sudah terluka ia tidak tumbang. Dirinya bersyukur karena telah berlatih teknik pernafasan yang baik bersama Lyosha. Setidaknya stamina nya tidak habis sekarang.

Liana mengembalikan wujud orang yang telah ia ubah menjadi semula. Ia tidak membiarkan orang-orang tersebut mati. Lagipula energi mereka tersisa sangat sedikit, kalaupun memakai weapon itu tidak ada daya serangan yang dapat dikeluarkan. Setidaknya ada perisai yang masih cukup kuat. Karena energi magis yang dimiliki orang dalam perisai itu masih cukup.

Mungkin kalian mengira ini bodoh, namun Liana adalah orang yang baik hati. Ia akan membalas kejahatan dengan kebaikan sebisa mungkin.

"Kenapa gadis bodoh? apa kau mau menyerahkan nyawa mu? kami terkesan dengan kemurahan hati mu hahahaha."

"Teruslah tertawa. Tapi seperti tadi, kalian akan tumbang terlebih dahulu," balas Liana sengit.

"Percaya diri sekali dirimu. Kau tadi punya senjata, sekarang tidak. Dan kami sudah tahu kalau kau hanya bisa mengubah seseorang dengan menyentuhnya. Jadi kami tinggal menjaga jarak denganmu. Kau tidak akan bisa menang kali ini,"

Liana terkekeh, ia tidak bodoh. Namun ia diam saja, tidak perlu mengumbar sesuatu yang tidak penting di hadapan orang bodoh. Biarkanlah orang bodoh banyak bicara.

Lalu pertarungan Liana dimulai kembali. Alwhin menyadari kalau sekarang Liana juga diserang, namun dengan cepat Liana meyakinkan Alwhin kalau ia baik-baik saja.

"AKU BAIK-BAIK SAJA! JANGAN KHAWATIRKAN AKU ALWHIN! MENANGLAH! JANGAN MAU KALAH DARI KU!" teriak Liana seraya menangkis serangan demi serangan yang lawannya berikan.

Alwhin tertegun, ia mengikuti apa perkataan Liana. Ia semakin bersemangat melawan wanita itu karena Liana sudah percaya dengan kemampuan dirinya. Alwhin tak akan mengecewaka Liana.

Kembali ke pertarungan Alwhin. Kini ia silih berganti melancarkan serangan. Wanita gila berambut ungu itu juga tidak mau menyerah, ia sempat membuat Alwhin terjerat. Namun Alwhin dengan sekuat tenaga bisa menggerakan kakinya lagi.

Alwhin menghindar pada sebuah tiang besar yang diterbangkan wanita tersebut. Namun Alwhin tak sadar kalau tiang tersebut merupakan jebakan. Alwhin diseret menghantam tembok karena terseret gravitasi pada tiang besar tadi. Ia terjebak, karena posisinya sekarang tengah berada di atas udara.

"Kau lengah anak kecil! jangan kau kira aku hanya membuang-buang tenaga ku. Tapi aku cukup terhibur." Wanita tersebut tertawa, lalu melanjutkan ucapannya. "Tapi sayangnya waktu bermain mu sudah berakhir. Sampai jum---"

Dan tiba-tiba semuanya terdiam, Alwhin terjatuh ke bawah bersamaan dengan tiang besar yang melekat pada dirinya tadi.

"Ada apa? kemana Miss Vivia?"

"Kenapa beliau menghilang? apa yang terjadi?"

Semuanya yang ada di ruangan tersebut bertanya-tanya. Ruangan itu yang tadinya sangat berisik kini hening bak di tengah hutan belantara. Liana sendiri pun terheran-heran. Apa Alwhin punya kekuatan teleportasi yang bisa memindahkan orang lain?

Alwhin kembali berdiri, persetan dengan wanita tadi. Sekarang ia sudah ada tepat di samping Liana. Menatap tajam para lawan bertarung Liana.

"Cukup sudah, sepertinya kalian yang harus mengucapkan selamat tinggal," ujar Alwhin dan satu persatu ia menghajar musuhnya dengan penuh semangat.

Di lain tempat.

Kini wanita itu atau bisa kita sebut Vivia, tersadar kalau dirinya tak lagi berada di ruangan tadi.

"Halo Miss," sapa seseorang berambut oranye yang panjang.

Terima kasih buat yang udah collect cerita ini. makasih juga yang udah sempat lempar batunya. Oh iya, kalo ada yang penasaran visual karakter itu gimana. Author sebenarnya ngambil dari karakter di anime. Kalo penasaran kalian bisa nanya di IG author. atau kalian bisa request biar author buatkan profile mereka. see you next chap.

Leony_Ackermancreators' thoughts
Próximo capítulo