webnovel

BODOH SEKALI MEREKA YANG TIDAK MENYADARI PERMATA BERHARGA SEPERTIMU

Hendri sedang mempersiapkan pesta untuk Yudha, dia mempersiapkan pesta yang cukup meriah. Pesta dibuat terbuka dari kalangan pebisnis namun tidak untuk wartawan. Hendri hanya mengundang beberapa wartawan dari media terkenal sebagai perwakilan.

Drrrt drrrt drrrt

Ponselnya tiba - tiba berdering dan dilihatnya itu panggilan yang berasal dari bos sekaligus sepupunya, Yudha

"Apa kamu sudah mulai memperiapkan pesta yang kuminta?" kata Yudha dari ujung telepon setelah Hendri menerima panggilannya

"Sudah tuan. Aku sedang melakukan persiapannya"

Hendri menjawab dengan sopan

"Baiklah, kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu"

"Baik tuan"

Yudha mengakhiri panggilan teleponnya setelah dia selesai bicara dengan Hendri

"Apa yang sedang Hendri kerjakan sepertinya dia sangat sibuk sekali?" tanya Gina yang sedang berada disebelah Yudha

"Dia sedang membantuku membuat acara pesta kecil" jawab Yudha dengan mata yang masih memandang pada televise

"Pesta? Pesta apa maksudmu?"

Gina nampak terkejut mendengar ucapan Yudha yang dia tahu Yudha tidak suka keramaian. Entah apa yang dia rencanakan

"Aku hanya ingin semua orang tahu siapa aku. Jadi bisa dibilang ini adalah peringatan untuk mereka agar tidak berani macam - macam denganku"

Senyum Yudha terlihat aneh hingga Gina menatapnya heran

"Sudahlah lambat laun juga kamu akan mengerti apa yang aku maksudkan"

"Baiklah tuan, aku percaya saja kalau kamu tidak pernah melakukan sesuatu yamh ceroboh"

Drrt drrt drrt

Ponsel Gina berdering dilihatnya itu adalah nomor Siska

"Untuk apa lagi pengganggu ini menghubungi ku lagi?" gumamnya sebelum menerima telepon dari SIska

"Halo, untuk apa kamu menghubungiku? Aku yakin kamu mrnghubungiku bukan karena kamu merindukan aku kan?" kata Gina dengan nada sinis begitu dia menerima teleponnnya

"Kamu pandai sekali kakakku tersayang. Tidak mungkin jika aku menghubungimu hanya karena aku merindukanmu. Aku hanya ingin bertemu denganmu untuk membicarakan mengenai dokumen penyerahan saham yang harus segera kamu tanda tangani" suara siska terdengar begitu sombong

"Oh, untuk itu. Kapan kamu ingin bertemu denganku?"

"Tentu saja secepatnnya. Aku ingin kita bertemu hari ini"

"Baiklah. Kirimkan aku alamat dimana kita akan bertemu"

"Tentu. Aku akan segera mengirimkan alamat restorannya"

Gina langsung mengakhiri panggilan teleponnya sebelum Siska bicara panjang lebar

"Apa kamu akan menemuinya?" tanya Yudha begitu melihat Gina selesai menelepon

"Iya, aku ingin melihat apalagi yang mereka rencanakan untuk menyakitiku. Aku sudah tidak sabar membalas mereka. Tapi aku masih belum punya kesempatan"

"Kamu tenang saja. Akan ada banyak kesempatan nantinya"

Gina tidak menjawab perkataan Yudha, dia hanya tersenyum dengan anggukan kepala saja

"Biar aku menemanimu hari ini"

"Apa kammu tidak kekantor? kamu begitu sering menghabiskan waktu bersamaku sekarang ini. Tidak baik jika para anggota dewan menilaimu tidak profesional"

"Tidak apa. Kamu tidak perlu memikirkan masalh itu. Pergilah bersiap,setelah menemui Siska kita akan pergi jalan -jalan di mall"

"Baik"

Gina bangkit dari duduknya dan berjalan kekamar untuk bersiap. Sementara Gina sedang berganti pakaian, entah dari mana nenek Julia tahu akan pesta yang sedang dia rencanakan sehingga dia menghubungi Yudha

Drrtt drrt drrt

Yudha langsung menerima panggilan teleponnya setelah melihat nama sang nenek yang muncul dilayar ponselnya

"Ya halo nek"

"Apa kamu melupakan nenek? Bagaimana bisa kamu tidak menghubungi kami setelah kepulanganmu dari sini bersama Gina?"

"Maaf nek, tapi aku sibuk"

"Sibuk katamu? Sibuk apa? Apa sangat sibuk karena ingin menggelar pesta?" suara nenek Julia terdengar kesal

"Dari mana nenek tahu? Apa Hendri memberi laporan langsung pada nenek? Dasar, awas saja dia. Akan kuberi pelajaran nanti" tanya Yudha dengan nada penuh selidik.

Sementara itu kakek Wijaya telah merebut telepon dari tangan nenek Julia

"Aduuuuhhh kenapa kupingku tiba - tiba panas begini ya? sepertinya sedang ada yang membicarakanku" gumam Hendri yang sedang sibuk menyiapkan tempat dilaksanakannnya pesta

"Hendri tidak bersalah, aku yang memintanya melaporkan sesuatu yang penting! Tapi kenapa kamu ingin melaksanakan pesta? Setahu kakek kamu tidak suka dengan keramaian?"

"Bagaimana ini bisa kakek? Bukankah tadi nenek yng berbicara?"

Yudha terdengar heran mendengar suara kakeknya sekarang

"Dia ada disebelahku" jawab Kakek Wijaya sambil menatap pada nenek Julia yang sedang mengerucutkan bibir karena kesal Wijaya merebut teleponnya begitu saja

"Aku ingin mereka tahu kalau aku ada di negara A dan tidak boleh ada yang berani menyinggungku" kata Yudha dengan nada bicara yang sangat tenang

"Apa ada sesuatu yang terjadi hingga membuatmu kesal?"

Kakek Wijaya tahu betul bagaimana cucunya, karena dari kecil dia sendiri yang telah merawat dan membesarkannya

"Tidak ada. Hanya orang - orang dari masa lalu Gina yang sedang membuat masalah untuknya. Aku ingin memberikan mereka peringatan secara tidak langsung"

"Aku percaya kalau kamu bisa menyelesaikan masalah dengan tuntas hingga ke akar. Jangan buat akar itu semakin bercabang"

"Tentu kek, aku akan memotong setiap akar yang mencoba tumbuh"

"Kalau begitu sampaikan salam kakek pada cucu menantu. Kakek tidak ingin mengganggu waktu kalian"

"Baik kek, akan aku sampaikan. Sampai jumpa kek"

Yudha menutup teleponnya dan melihat ternyata istrinya telah selesai bersiap dan berjalan kearahnya

"Bodoh sekali mereka yang tidak menyadari permata berharga sepertimu"

"Ayo kita berangkat" ajak Gina begitu dia berdiri dihadapan Yudha. Tidak tidak langsung merespon dan terus memandangi Gina dengan senyum

"Kenapa kamu memandangiku seperti itu?" tanya Gina heran dengan dahi yang mengernyit

"Aku sedang memandangi wanita cantik yang tepat berdiri dihadapanku dan sedarang telah menjadi istriku"

Yudha tersenyum menggoda Gina yang sekarang wajahnya telah berubah menjadi merah karena gombalan Yudha

"Berhenti merayuku. Ayo kita jalan sekarang. Siska telah mengirimkan alamatnya"

"Tentu saja nyonya"

Yudha berdiri dari duduknya dan meraih kunci mobil yang berada di atas meja, mereka berjalan bersama menuju mobil Yudha

"Apa tidak masalah menggunakan mobilmu? Sebelumnya Siska telah menihat mobil putih pemberianmu di taman"

Gina terdiam sebelum masuk ke dalam mobil Yudha

"Tidak apa-apa. Justru itu akan membuatnya semakin iri padamu! Dan aku senang membuat orang gelisah"

"Kamu sungguh berbahaya tuan"

Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.

Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!

Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.

Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.

Gampang banget bukan? ;)

Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh

Misel09creators' thoughts
Próximo capítulo