"Rizal, kenapa kamu kurang ajar sekali? main cium dan peluk dengan seenak hati. bukankah kita telah membuat kesepakatan kalau kita tidak akan pernah bertemu lagi? dan kita juga sudah tidak bertemu selama puluhan tahun, seharusnya saat bertemu denganku kamu berpura-pura tidak mengenalku." ucap Dina sambil menangis. Dia sebenarnya sangat merindukan Rizal dan dia sebenarnya sangat bahagia saat menerima perlukan dari Rizal. Juga saat Rizal menciumnya, tetapi saat ini Rizal memiliki keluarga yang bahagia dia tidak mau merusak kebahagiaan keluarga Rizal.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com