webnovel

13. Kenyataan awal

Brum... Brum....

"Udah gue bilang, lo itu bukan tandingan gue"ucapnya dengan bangga

"Yoi bro, woy her lo itu lemah dibanding bintang"tawa cowok disebelah bintang itu

Bintang berdiri dan mengambil kunci motor hersan, musuhnya di arena balapan liar itu

"Sesuai perjanjian"ucapnya lalu melempar kunci motor itu kearah didi

"Woah"ucapnya senang

"Buat lo di"ucap bintang dan berlalu pergi

Sebenarnya bintang tidak begitu mengharapkan hadiah motor harsen, ia hanya ingin membuktikan jika dirinya lebih dari pada si sombong harsen

...........

Tok... Tok..

"Non"

"Ara gak mau makan bi, ara kenyang"ucap kejora yang masih duduk dibalkon kamarnya

"Non, kata nyonya kalau non gak makan nanti non ara bisa sakit"ucap bibi dari luar tampak khawatir

Kejora menghela nafas

"Iya, nanti ara turun"ucap kejora malas

Tidak ada nafsu makan

Bibi akhirnya pasrah melihat anak majikannya yang begitu keras kepala ini

........

"YA ELAH... SEMANGAT DONG RA"Ucap raya menyemangati sahabat satunya ini

"Cowok banyak kali di muka bumi ini, eh disma ini"ucap raya sambil tersenyum

"Nih ada arjun si ketua basket, ada andra si alim idaman banget gak sih, atau lo mau nih cowok masa depan gue"tunjuk raya

Terpampang dilayar datar itu walpaper cowok halu nya

"Ra... "Lirih raya yang tidak berhasil membujuk kejora

Lihat saja raya akan memberi pelajaran pada arsen, karena menghilangkan semangat sahabatnya ini

Deg

Cowok yang berusaha mati matian kejora lupakan berdiri disana sambil menampakkan gaya angkuhnya

Tidak seperti arsen yang ia kenali

Kejora menormalkan detak jantungnya

"Gue harus biasa aja, harus"ucapnya membatin

Namun nasib sial kali ini berpihaknya padanya, ia terjatuh tepat didepan arsen dan para temannya karna tali sepatu yang diinjaknya

seluruh murid yang berada disana tertawa melihatnya

"Difikirnya arsen bakal nolongin gitu"

"Caper banget sih"

"Ih rasain tuh"

kejora mendengar semuanya, dan dimana arsennya

Arsen yang selalu membelanya, arsen yang melindunginya, sekarang lihat arsen hanya diam seolah membiarkan anaya di caci

Kejora menahan sebisa mungkin untuk tidak menangis, kejora tidak tau kesalahannya mengapa arsen begitu benci dengannya

Kejora melihat sekali lagi punggung itu menjauhinya dengan tatapan datarnya

"Kalau gue salah, tolong beri gue penjelasan, lo gak berhak membenci gue tanpa alasan"ucap kejora menahan tangisnya

Arsen membalikkan badan

"Lo... Selalu salah dimata gue kejora "ucapnya tersenyum meremehkan

"Lo itu bodoh, polos gak tau apa apa, lo fikir lo bisa dengan mudah mendapatkan hati gue lewat surat cinta tidak berguna itu, heh"ucapnya berdiri sambil tertawa meremehkan

"Lo itu gak lebih dari sebuah mainan gue"

"Ma... Maksud l.. Lo"getar kejora

"Gue kira lo pintar, lo tau permainan TOD kan, yah kurang lebih seperti itu"ucap arsen berlalu pergi

Ia, dia arsen yang terkenal kejam, begitulah dirinya, ini semua memang salah dirinya, tidak seharusnya ia mencintai lelaki bajingan seperti arsen

"Oke fine kita putus"tangis kejora dan berlalu pergi

Raya yang bingung akhirnya mengikuti sahabatnya itu

.......

SMA BHAYANGKARA

Bintang menatap malas, ia memasukan kedua tangannya kedalam saku celana

Kalau bukan karna dikeluarkan dari sekolah, bintang gak akan mau bersekolah disekolah yang jauh dari sahabatnya

Bintang sedikit takjub dengan sekolah barunya ini

Bagus juga ternyata

"Wop bro, santai"ucap bintang kepada seorang cowok didepan yang tidak sengaja menabrak dirinya

Cowok itu hanya menatapnya tajam, dan berlalu pergi

Bintang mengedikkan bahu acuh, hari pertamanya jangan sampai menjadi rusak karna ulahnya sendiri

........

Plakk

"Ayah sudah memperingati, jangan pernah kamu....

"Kata kasar, mencacinya, membandingkannya, lantas apakah ayah sudah merasa benar? " ucap gadis yang masih berseragam putih abu abu itu

"Jangan menjawab!! "Emosi seorang pria berjas biru itu

"Ayah membuat aku seperti ini, karena ayah tidak tau seberapa susahnya aku mengeluarkan pendapat karna sikap ayah"ucap gadis itu menangis

"Ayah boleh tampar aku, ini yang ayah mau kan, iya!! "

Ayahnya hanya terdiam

"Sampai kapanpun aku gak tau apa alasan ayah membenciku"

"Membenci putri bungsunya ini"

ucap gadis itu dan berlari masuk kedalam kamarnya

Hiks.... Hiks.....

"Selalu saja begini"

"Aku tidak sepintar kak rendi ayah"ucapnya terus menangis

"Kenapa!! Tidak ada yang membelaku, bahkan kak rendi juga ikut diam"ucapnya menelungkup kan kepalanya di atas tangan

Tok tok

Gadis berpita merah jambu itu membukakan pintu dengan mata sembabnya

"Ngapain"

"Seharusnya lo suruh gue masuk, tidak sopan"ucap cowok yang lebih tua dari gadis didepannya

"Gue sama ayah minggu depan keluar kota" ucapnya sambil memperhatikan kamar yang penuh dengan poster kata kata indah itu

"Terus?, gue harus ngemis sama kalian untuk tidak pergi? "

"Gue rasa gak"ucap gadis itu datar

"Lo, berbakat juga. Ini karya lo? "Tanya nya

"Menurut lo?, gak penting jugakan, kalau lo merasa selesai lo boleh keluar dari kamar ini"ucap gadis itu datar

"Jaga kesopananmu, saya kakakmu"

"Cih"ucap gadis itu dan berlalu pergi

"Lo punya sopan santun, apa benar kata ayah kalau lo itu hanya pembawa sial dalam hidupnya"

"Iya, gue memang pembawa sial, lo ingin gue mati kan? "Ucapnya menahan tangis

"Lo bisa bunuh gue sekarang"lanjutnya menatap mata tajam kakak kandungnya itu

Merasa tak ada jawaban, gadis itu kembali berjalan keluar kamar, taman belakang mungkin membantunya untuk meredam emosi

"Lo.... "Geram rendi

"Raya!!" teriaknya emosi

.....

kalian bisa baca cerita kedua aku di aplikasi web novel ya, ☝👆

Próximo capítulo