webnovel

Bagaimana Bisa?

Hari ini Alendra sudah di dalam perjalanan pulang, namun ia tidak pulang ke rumah, melainkan ia ingin ke rumah Maya untuk mengantarkan barang Maya yang ketingalan di kampusnya dan sekaligus mengantarkan surat pengeluaran Maya dari kampusnya, karena rumah Maya dan Alendra satu arah saja, jadi ia tidak perlu khawatir ayahnya akan marah nantinya. Saat ia sedang ingin berhenti sebentar membeli minuman, ia melihat Maya sedang berjalan menyusuri jalan.

"Pak, pak. Berhenti sebentar!" perintah Alendra.

"Maya!" panggil Alendra dan Maya pun langsung menoleh ke arah suara itu, ia melihat Alendra sedang menghampiri dirinya.

"Alendra," ucap Maya terkejut.

"Hem, kenapa kamu berjalan di sekitar sini?" tanya Alendra dengan dingin.

"Aku—" ucap Maya terpotong.

"Sudahlah, aku tidak perduli lagi kamu lagi apa sekarang. Aku hanya ingin mengantarkan barang milik mu dan mengantarkan surat pengeluaran mu dari kampus," ucap Alendra dingin.

"Alendra aku—" ucap Maya lagi, namun Alendra selalu saja memotong ucapannya.

"Sudahlah, aku ingin pulang sekarang. Kamu tau aku tidak boleh berlama-lama disini," ucap Alendra, ia pun langsung pergi tanpa pamit meningalkan Maya yang ingin mengatakan sesuatu, tetapi sepertinya Alendra tidak ingin mendengarkan ucapan Maya dan Maya tahu pasti Alendra sengaja mengabaikan dirinya.

"Sepertinya Alendra benar-benar sangat membenciku, Sudahlah lupakan saja dia," ucap Maya pasrah. Ia pun langsung melanjutkan perjalanannya yang pikirannya entah kemana sekarang.

Sedangkan Kendra tidak ingin terus pusing lagi memikirkan Maya, tapi pikirannya justru beralih memikirkan Erlin mahasiswa cantik yang baru saja kuliah di kampusnya, senyuman seketika terukir di bibirnya, karena baru pertama kali ini ia jatuh cinta dengan wanita.

"Tuan muda, kita sudah sampai," ucap sang supir itu.

"Terima kasih pak," ucap Alendra, lalu ia pun langsung masuk ke dalam rumah. Ia melihat di ruang tamu tampaknya sangat sepi, tapi ia mendengar suara ribut di dalam kamar kedua orang tuanya.

"Sepertinya merek bertengkar lagi," gumam Kendra, lalu dengan diam-diam Alendra menguping pembicaraan kedua orang tuanya.

"Mas, kenapa kamu selingkuh di belakang aku?" tanya ibu Alendra dan Alendra pun sedikit terkejut dengan ucapan ibunya.

"Hei wanita jalang! Aku selingkuh karena kamu juga selingkuh dengan ayah anak haram itu!" ucap ayah Alendra. Alendra terdiam sebentar apa maksud dari semua ini. Siapa anak haram yang di maksud ayahnya barusan.

"Cih! Jangan menyebut anak itu lagi, aku muak mendengarnya."

"Oh ya, lalu buat apa kamu memungutnya. Padahal Alendra bukan siapa-siapa kita, apa karena dia anak selingkuhan mu itu hah!" bentak ayah Alendra.

"Mas, aku hanya memungutnya karena ayahnya memiliki banyak harta. Lagian aku selingkuh dengan ayahnya, hanya karena dia memiliki segalanya. Aku tidak mencintai ayah Alendra, aku hanya mencintai kamu mas. Sekarang kita tidak miskin lagi, itu berkat kerja keras ku selama ini, jadi tidak akan aku sia-sia kan harta ini," jelas ibu Alendra.

Alendra mendengar perbicangan kedua orang itu, langsung geram, terutama hatinya sangat hancur, jadi selama ini dia bukan anak kandung dari kedua orang itu. Pantas saja hidupnya selalu di siksa seperti anak tiri, melainkan dirinya memang anak tiri mereka, lalu ia bertanya-tanya kembali. Sebenarnya siapa orang tua kandungnya dan dimana mereka sekarang. Pikiran Alendra benar-benar sangat pusing sekarang.

"Mas, aku mohon segera akhiri hubungan kamu dengan wanita murahan itu, mari kita kembali lagi seperti semula. Lagian ayah Alendra sudah meninggal dunia, karena aku yang memberikan racun di dalam makanannya, sedangkan ibunya juga sudah gila di rumah sakit, karena stres aku mengambil suaminya, apa yang perlu kita takutkan sekarang," ucap ibu Alendra.

Hati Alendra seketika memanas, tangannya langsung ia kepal dengan sangat kuat hingga sampai memerah.

Ketika Alendra ingin masuk memberikan pelajaran buat kedua orang itu, tiba-tiba saja langkahnya terhenti.

"Yang aku takutkan adalah anak itu, bagaimana bisa kita hidup tenang begini, baiklah aku akan kembali lagi seperti dulu, hidup bersama mu tanpa adanya gangguan siapa-siapa lagi," ucap ayah Alendra, lalu ayah Alendra pun mengambil sesuatu dari kantongnya dan dengan sekejap ia langsung menancapkan suntik di leher ibu Alendra, begitu juga dengan ibu Alendra ia menancap suntik di leher ayah Alendra. Kedua orang itu saling menyerang satu sama lainnya, sehingga akhirnya mereka berdua terkapar di lantai.

Sebenarnya ayah tiri Alendra sudah tidak mencinta istrinya itu lagi, jadi ia memutuskan memberikan suntik untuk melumpuhkan istrinya, namun ia tidak menduganya, istrinya itu juga menyuntik lehernya, ia langsung merasakan tubuhnya tiba-tiba saja mati rasa, ia sudah tau terlebih dahulu bahwa suaminya itu sudah merencanakan rencana jahat untuk dirinya , karena ia tidak sengaja mendengar percakapan suaminya dengan wanita murahan, saat ia bertemu dengan suaminya di restoran.

Alendra langsung masuk ketika tidak lagi mendengar suara keributan di dalam kamar itu, ia melihat kedua orang itu sudah terkapar lemah tidak berdaya.

"To...tolong," ucap kedua orang itu dengan terbata-bata meminta pertolongan Alendra, namun ia melihat sesuatu di tangan kedua orang itu dan itu adalah sebuah suntikan. Alendra pun langsung memungutnya, lalu ia pun memiliki rencana jahat juga untuk kedua orang yang telah menghancurkan keluarganya itu.

"Ternyata kalian hanya menjelma sebagai manusia, padahal asli wujud kalian berdua adalah ular. Aku tidak menyangka orang yang merawat aku selama ini dengan tidak baik adalah ular berbisa, baiklah aku juga bisa merawat kalian seperti kalian merawatku selama ini," ucap Alendra dengan tersenyum devil, kali ini Alendra bukan orang yang seperti dulu lagi, setelah mengetahui dirinya bukan anak kandung kedua orang itu. Alendra sangat bahagia sekarang, bahagia karena penderitaannya selama ini sudah hilang dan bersedih ketika mengetahui ayahnya sudah meninggal, apa lagi ibunya selama ini tinggal di rumah sakit jiwa.

Hatinya terasa sangat sakit, ia berjanji akan membalas semua perbuatan kedua orang itu, ia akan terus memberikan suntikan untuk melumpuhkan kedua orang itu selama-lamanya sampai meninggal.

Alendra langsung pergi begitu saja dari kamar kedua orang itu, ia tidak perduli lagi. Ia ingin mengetahui keberadaan ibunya sekarang, namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika seseorang memanggil namanya.

"Ada apa?" tanya Alendra kepada security.

"Tuan muda ingin kemana?" tanya security bernama Joni itu.

"Saya ingin pergi mencari ibu saya mang," ucap Alendra dengan wajah sedihnya.

"Maaf tuan muda, bukanya saya ingin ikut campur dengan urusan keluarga tuan muda, dengan berat hati saya menyampaikan ibu tuan muda sudah meninggal sejak sebulan yang lalu," jelas Joni.

"Bagaimana bisa? Kata kedua orang tua tiri saya, ibu saya sedang berada di rumah sakit jiwa," jelas Alendra tidak percaya.

"Mereka hanya tahu ibu tuan muda masuk rumah sakit, padahal ibu tuan muda di rawat oleh seorang perempuan cantik ketika ibu tuan muda sedang kabur dari rumah sakit itu dan namanya kalau tidak salah Maya," ucap Joni.

"Bagaimana mamang bisa mengetahui semuanya?" tanya Alendra heran.Sudahlah lupakan saja dia,

"Sebenarnya saya adalah pengawal setia almarhum ayah tuan muda, saya di utus untuk menjaga dan mengawas kalian," jelas Joni dan Alendra pun tidak menyangka ternyata Maya merawat ibunya selama ini, tapi kenapa ia tidak pernah bertemu dengan ibunya, padahal Alendra sering pergi ke rumah Maya.

Próximo capítulo