webnovel

Xavier Zhan

Xavier Zhan masuk ke dalam toko bunga yang berada tepat di depan lampu merah. Dan seorang gadis bernama Maria Dale datang menghampirinya. Maria Dale adalah pemilik toko bunga sekaligus salah satu sahabat Xavier Zhan.

"Vier, selamat pagi" Sapa Maria Dale dengan senyuman manisnya.

"Selamat pagi, Kak Maria. " Balas Xavier Zhan yang tentu saja dengan senyuman terbaiknya.

Xavier Zhan melihat ke sekeliling toko. Berbagai macam bunga tertata cantik untuk siap di jual dan di rangkai. Toko bunga milik Maria Dale juga salah satu yang terbaik di kota ini.

"Bunga yang kau pesan sudah aku simpan. Ada di dalam chiller." Kata Maria

"Benarkah kak, terima kasih ya."

"Kau ingin aku bantu untuk merangkainya?" Maria menawarkan diri.

"Tidak perlu, akan kulakukan sendiri." Jawab Xavier Zhan sambil tersenyum lembut.

Xavier Zhan pun berlalu ke chiller yang Maria maksud di tempat bunga pesanannya di simpan. Ia mengambil bunga mawar berwarna cream yang sudah di tempatkan di dalam ember aluminium.

Setelah mengeluarkan ember yang berisi mawar cream dari chiller, Xaxier Zhan kemudian mulai merangkai satu persatu mawar cream hingga menjadi sebuah bouquet. Tak perlu di ragukan lagi kalau kemampuan merangkai bunga Xavier Zhan memang bagus. Bouquet yang ia rangkai sangat indah dan terlihat penuh dengan seni. Terkadang Maria Dale akan meminta bantuan Xavier Zhan jika ia memiliki banyak pesan bouquet bunga.

"Bagaimana?" Tanya Xavier sambil menunjukkan rangkaian bunga mawar creamnya pada Maria.

"Sangat indah 👌." Puji Xuan Lu

Xavier tersipu malu, ia juga tak bisa menyembunyikan senyumnya. Xavier Zhan tak pernah membanggakan dirinya. Apapun keahlian yang ia bisa dan tentu saja terlihat bagus di mata orang, ia akan tetap rendah diri.

"Bouquet untuk siapa?" Tanya Maria Dale

"Untuk Gevanno House."

"Ya tuhan, perusahaan ternama keluarga Gevanno?! Kenapa kau bisa mengiriminya bunga?" Tanya Maria yang penuh dengan rasa tak percaya.

Tentu saja Maria Dale sangat mengenal Gevanno House. Bukan hanya dia, kota ini, negara ini, bahkan negara di belahan dunia lain juga mengenal reputasi dan popularitas perusahaan milik keluarga Gevanno tersebut.

"Ada salah satu pelanggan di bakery yang bekerja di sana. Dia memintaku untuk membawakan bouquet bunga."

"Harus mawar cream?"

"Dia bilang, bunga apa saja. Selama bisa memberikan rasa nyaman dan tidak mengganggu pemandangan."

Maria hanya mengangguk ringan.

Xavier Zhan melihat jam di tangan kirinya. "Aku harus pergi sekarang."Katanya.

"Kau akan langsung ke perusahaan itu?" Tanya Maria Dale

"Aku akan mampir ke bakery dulu. Dia juga memesan roti." Jawabnya.

Xavier Zhan sangat menyukai aroma roti. Dan toko roti yang ia dirikan juga banyak di sukai orang. Tidak ada cabang yang lain, karena ia hanya ingin fokus untuk mengembangkan satu toko saja. Ia tinggal serumah dengan sahabatnya Albert Wayne, yang juga membantunya untuk mengembangkan usaha toko rotinya. 5 tahun yang lalu bertetangga, kedua orang tua mereka juga berteman dengan baik, Xavier Zhan tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya sejak 3 tahun yang lalu hingga sekarang. Dan toko roti yang ia jalani juga

hampir berdiri 3 tahun lamanya.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati ya.." Kata Maria Dale.

"Hm.. terima kasih Kak Maria. Oh iya ini uangnya." Sambung Xavier Zhan sambil memberikan uang untuk bouquet bunga yang ia pesan.

"Tidak perlu, aku ingin roti seperti kemarin. Kau bisa bawakan ke rumah. Kita akan makan malam bersama. Jangan lupa ajak Albert juga ya."

Maria Dale sering memberikan Xavier Zhan bunga tanpa membayar. Mereka dekat, mungkin itu juga alasannya. Tapi seorang laki-laki semurni, setulus, dan sebaik Xavier Zhan, tidak akan mudah Maria Dale temukan dan jadikan sebagai sahabat sekaligus terasa seperti adiknya sendiri. Walaupun selalu merasa tak enak hati, akhirnya Xavier Zhan akan tetap mengambil bunga yang diberikan secara gratis oleh Maria Dale padanya.

"Terima kasih Kak, sampai ketemu nanti malam."

"Jam 7 malam ya."

"Baiklah.."

Xavier Zhan pun meninggalkan toko bunga Maria Dale. Ia mendekap hangat bouquet bunga yang ada di pangkuan tangan kirinya. Hatinya terasa hangat, dan ia tak berhenti tersenyum.

TBC 💚❤️

Próximo capítulo