Kinan tak ingin bangun dari ranjang, ia tetap menutupi tubuhnya dengan selimut tebal itu. Sementara Toni, setelah puas, ia segera saja bergegas pergi. Tidak seperti biasa, terlelap. Katanya, ada hal yang harus dikerjakan. Jadi, pembahasan mengenai kesepakatan antara dirinya dan Toni, sudah pasti tidak jadi terlaksana.
Rasa bersalah menyeruak ke seluruh relung kalbu. Ia semakin membenamkan diri dalam rasa sesal. Seharusnya bisa lebih menahan diri, namun apalah yang bisa dikata, nasi sudah menjadi bubur. Sekuat apapun ia menahan, godaan itu jauh lebih besar. Terlebih dengan kondisi yang hanya berdua saja dengan Toni, dalam ruangan yang teramat mendukung perbuatan mesum itu terulang kembali.
Kinan telah mengenakan pakaian. Tak boleh terus-terusan begini. Lagi pula, apa yang telah ia lakukan, merupakan bentuk pengorbanan demi keselamatan semua.
Semua…?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com