"Apa kabar?" tanya wanita itu.
Bram terdiam, tubuhnya mendadak lemas. Bibirnya terasa kaku untuk hanya sekedar membalas sapaan wanita itu.
"Maaf, jika aku datang tanpa diundang. Bagaimana kabarmu?" tanya wanita itu.
Kesadaran Bram seakan kembali ketika melihat wanita itu begitu dekat dengan posisinya. Bahkan hanya terpaut beberapa centimeter saja.
"Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Bram.
Wanita itu menghela napas.
"Aku merindukanmu, Bram," ucap wanita itu.
Bram tersentak ketika tiba-tiba saja wanita itu memeluk dirinya. Namun, tak ada penolakan dari Bram. Dia membiarkan wanita itu memeluk dirinya.
"Aku benar-benar merindukanmu, Bram. Aku sedih, mendengar kabar pernikahanmu dengan Istri barumu. Aku terlambat datang menemuimu," ucapnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com