webnovel

[Season 2] Chapter 7

Hei, apa kau tahu tentang rumor SMA Akatsuki?

Tentu saja. Bukankah kita bersekolah di SMA Akatsuki? Kalau tidak salah, sempat berhenti 10 tahun yang lalu. Entah kenapa kegelapan di masa lalu terulang kembali dan menimpa kita.

Kudengar Yakisaka Yuuto dan Hoshikawa Ruka adalah tumbalnya saat ini. Kalau Yakisaka sih iya karena dia murid pindahan, tapi Hoshikawa? Dia kan sudah lama menjadi murid di sekolah kita.

Aish, kau tidak dengar yang sensei ceritakan pada kita? Orang tuanya adalah 2 dari 6 orang yang berhasil menghentikan kegelapan SMA Akatsuki 10 tahun yang lalu. Kata Aonuma-sensei, kedua orang tua Hoshikawa Ruka dikutuk oleh pelaku kegelapan SMA Akatsuki yang menjadi buronan polisi itu.

Ah, ya. Aku lupa, maaf hehehe....

Sekarang saja, mereka mau melawan kegelapan itu. Aku khawatir mereka berdua malah terjebak dan membahayakan diri mereka sendiri. Hiks....

Kita sendiri juga tidak bisa apa-apa kan? Kita berdoa saja semoga kegelapan di sekolah kita cepat berakhir dan mereka berdua dalam kondisi sehat dan selamat.

Kau benar. Semoga saja cepat berakhir....

Gedung SMA Akatsuki....

Drap drap drap....

"Cepatlah, Yakisaka-san!!! Kita tidak punya waktu."

"Ini sudah cepat, Ruka."

Yuuto dan Ruka berlari menuju kelas 2-4 di mana lingkaran Iblis tersebut berada. Dengan langkah cepat, mereka melewati mayat-mayat yang tergeletak di lantai dan tidak lupa juga, genangan darah di sana.

Ctas ctas ctas....

"Betapa mengerikannya koridor ini."

"Iya."

Syut!!!

Brak!!!

Pintu kelas 2-4 terbuka dengan tidak elitnya. Ruangan kelas 2-4 sedikit horor daripada kelas lainnya. Mereka berdua memasuki kelas dan meraba lantai kelas.

"Yakisaka-san, bantu aku memindahkan meja guru."

"Baiklah."

Gret!!!

Gret!!!

Mereka berdua memindahkan meja guru agar tidak mengganggu pengaktifan lingkaran tersebut. Tujuan mereka adalah memancing dalangnya keluar dan membunuh dalang tersebut.

Sret!!!

Tes!!!

Ruka melukai tangan kanannya dan meneteskan darahnya ke lantai. Yuuto menatap semua yang Ruka lakukan. Gadis bersurai hitam sebahu tersebut hanya menunggu waktu yang tepat untuk memancing sang Iblis keluar.

"Tunggu saja."

Groar!!!

Groar!!!

"Ruka, mereka semakin mendekat!!!"

"Tenang saja, Yakisaka-san. Mereka tidak akan menyakiti kita." Ruka berusaha meyakinkan Yuuto yang ketakutan tersebut

"Benarkah?"

"Hn, ya."

Groar!!!

Groar!!!

Groar!!!

Para zombie tersebut mulai mendekati kelas 2-4. Di saat yang bersamaan, meja dan kursi melayang dan ruangan kelas menjadi bergetar seperti gempa bumi. Namun, mereka berdua tidak bergeming sama sekali.

Klotang!!!

Klotang!!!

Groar!!!

"Mereka sudah datang rupanya." Ruka langsung tersenyum dingin "Kau siap, Yakisaka-san?"

"Tentu saja."

Wush!!!

Klotang!!!

Klotang!!!

Groar!!!

****

Wush!!!

"Ayo lebih cepat lagi!!!"

"Kita harus cepat, anak-anak!!!"

"Ba-baik."

Mamoru bersama Kazuo dan Saki menyuruh para penghuni yang tersisa untuk terus berlari dan tidak menoleh ke belakang. Mereka sengaja menjauh dari SMA Akatsuki untuk menghindari masalah yang lebih besar.

Wush!!!

Wush!!!

"Sial, ternyata lebih parah daripada 10 tahun yang lalu." Mamoru mendengus kesal "Apalagi Amano sudah bebas dari penjara."

"Berarti.... "

Crash!!!

"Aaaa!!!"

Teriakan seorang siswi membuyarkan percakapan mereka dan mereka semua berlari mendahului Mamoru, Kazuo dan Saki. Terlihat dengan jelas raut wajah mereka yang sangat mencekam.

"Lari!!! Ada pembunuhan acak!!!"

"Ha?"

Mereka bertiga menoleh ke arah belakang dan benar saja, ada 5 orang terkapar tidak berdaya dan terlihat seorang pria kurus berwajah tirus tengah menatap mereka bertiga dengan tatapan tajam.

"Ternyata sudah direncanakan dari awal ya."

"Jika kau berani menyentuh murid-muridku, aku tidak akan pernah memaafkanmu, Kurohaku Amano!!!" Mamoru berada di depan Kazuo dan Saki. Tatapannya semakin menajam "Sampah sepertimu hanya membuat masalah. Cuma merusak ketenangan."

Tidak banyak yang tahu bahwa guru muda SMA Akatsuki, Aonuma Mamoru ternyata memiliki kata-kata yang pedas.

"Aku baru tahu ternyata Aonuma-sensei seram juga."

"Iya. Kata-kata Aonuma-sensei pedas."

"Ck. Kau seperti biasanya, Aonuma Mamoru. Kata-katamu pedas seperti 10 tahun yang lalu."

"Hee.... memangnya kenapa? Kau marah?"

Woosh....

Kazuo dan Saki mendongakkan kepala mereka dan terlihat langit mulai gelap dan angin semakin kencang.

"Sensei, kita tidak punya waktu.... " Saki mulai ketakutan melihat pemandangan tersebut.

"Hahahaha..... !!!! Kedua teman kalian tidak akan selamat kali ini hahaha!!!" Pria yang diduga bernama Amano tersebut tertawa jahat "Nyawa mereka tidak akan bisa bertahan hahaha!!!"

Woosh....

Mamoru menatap ke arah sekitar karena saat ini, siswa-siswi SMA Akatsuki harus selamat terlebih dahulu. Dia tidak menyangka kutukan Amano pada 2 teman lamanya 10 tahun yang lalu terjadi di zaman ini.

"Kuharap kalian selamat, Yakisaka Yuuto, Hoshikawa Ruka. Riki, Lenka, semoga saja kalian masih sempat melihat putrimu."

****

Klotang!!!

"Awas, Ruka!!!"

"Ha?"

Duk!!!

Punggung Yuuto terkena barang yang jatuh ke arah Ruka. Baginya, kejadian yang menimpa mereka sangat langka. Ruka menatap Yuuto yang terlihat seperti pelindung dadakan.

"Te-terima kasih, Yakisaka-san." Ruka menatap manik coklat milik Yuuto sejenak "Tapi, kau kesakitan."

"Tidak masalah, Ruka. Ini bukan apa-apa kok."

"..... "

Ruka melihat suasana kembali menjadi semula. Dengan cepat, mereka berdua pergi meninggalkan kelas 2-4 sebelum suasana kembali mencekam.

****

Drap drap drap....

"Hah.... hah.... hah.... "

Keduanya berhasil keluar dari gedung SMA Akatsuki dan tidak terlihat serangan apapun di luar sana.

"Aneh sekali."

"Aneh bagaimana, Ruka?"

Ruka mengeluarkan penutup mata miliknya dan memakai penutup mata tersebut "Aku mencurigai dalangnya mengejar Mitsuya-san, Minohara-san, dan Aonuma-sensei."

"He? Benarkah?"

Drrt.... drrt.... drrt....

Ponsel milik Yuuto dan Ruka berbunyi. Mereka berdua mengambil ponsel mereka masing-masing dari saku blazer mereka. Sebuah pesan yang sangat misterius dan membuat mereka penasaran.

Drap drap drap....

"Jangan buka pesan singkat itu!!!"

Mereka berdua terkejut melihat 4 orang datang ke hadapan mereka. Ruka merasakan firasat buruk dengan salah satunya.

"A-Ayah?"

"Aonuma-sensei? Kazuo? Saki? Memangnya kenapa?"

"Ini jebakan."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Maksudnya?" Yuuto dan Ruka melongo bersamaan.

"Aish, kalian ini. Di kami sudah 5 orang yang tewas dan pelakunya adalah Kurohaku Amano." Kazuo menjelaskan yang terjadi saat ini pada mereka "Yang sisanya ditampung di rumahmu atas izin ayahmu, Ruka."

Ruka menatap tajam ayahnya yang seenaknya menampung seluruh penghuni SMA Akatsuki yang tersisa di rumah. Dia langsung menghela nafas sejenak "Ternyata Ibu benar. Ayah memang selalu baik sampai lupa dirinya sendiri."

"Kau sama dengan ibumu, Ruka. Selalu merepotkan Ayah."

"A-Ayah!!!"

"Maaf kalau mengganggu pertengkaran kalian.... " Mamoru mencela pertengkaran ayah dan anak tersebut "Tapi kita dalam situasi sulit, Riki. Bisa-bisa putrimu ikut lenyap."

Woosh....

Woosh....

Angin kembali bertiup kencang dan mereka menatap ke atas gedung SMA Akatsuki.

"Lihat itu!!!" Kazuo menunjukkan ke arah sosok di atap sekolah.

"Ikuti dia!!!"

"Baik!!!"

Drap drap drap....

Mereka berenam berlari ke arah SMA Akatsuki. Tidak butuh lama untuk mengejar sosok tersebut. Sesampainya di kelas 2-4, terlihat ruangan kelas berubah menjadi malapetaka.

Meja dan kursi berantakan....

Kaca jendela semuanya pecah....

Dan juga lingkaran yang tengah aktif...

"Hoshikawa Ruka, bisa kau jelaskan semua ini?" Pria bermanik merah tersebut menatap dingin Ruka.

"Bu-bukan aku, Ayah. Aku hanya menekan agar Iblis itu tidak keluar."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

Tap tap tap....

"Selamat datang di pesta penyambutanku yang meriah ini!!!"

Mereka menatap seorang pria yang berdiri di dekat lingkaran tersebut. Pria tersebut berpakaian serba hitam dan hanya menatap mereka berenam penuh minat.

"Upacaranya segera dimulai."

Yuuto menatap sekitar yang terlihat sangat menakutkan dan penuh bahaya. Langkah kaki Ruka mulai cepat tanpa disadarinya.

"Dimulai dari dirimu, Hoshikawa Ruka."

Próximo capítulo