webnovel

fiveteen√Orang baru

"Se..Sean tungguin aku dong" Teriak cewek dengan rambut menutup bagian punggungnya.

"Aduh... Kok kamu ninggalin aku sih padahal kan aku udah teriak-teriak." Perempuan itu nyerocos pada Sean.

"Udah.. pergi sana ganggu aja". Ketus sean dingin.

 -Zenoveva Adhisty-

Gadis cantik blasteran Jawa tersebut merupakan gadis cantik yang sangat terobsesi pada Sean. Dilengkapi dengan rambut hitam panjang, hidung mancung,kulit putih dan tinggi sesampai membuat siapa saja kaum Adam akan tertarik padanya. Namun siapa sangka kecantikan gadis yang biasa disapa Zeva tersebut tidak berlaku bagi Sean.

"Kok kamu gitu sih se, padahal aku udah lari-lari, tapi kamu malah nyuruh aku pergi."

"Lo bisa nggak, nggak usah ganggu gue lagi. Gue terganggu dengan kegaduhan Lo." Tegas Sean pada Zeva.

Tanpa rasa bersalah sedikitpun Sean meninggalkan gadis tersebut sendiri tanpa kata kata.

Siapa yang tidak tau gadis tersebut. Gadis yang sudah terobsesi pada Sean sejak duduk di bangku kelas X. Namjn pada saat kelas XI, gadis tersebut pindah di mengikuti orang tuanya.

"Se, gu cinta sama Lo,gue sayang sama Lo. Gue tau Lo juga suka sama gue Sean." Teriak Zeva ketika Sean meninggalkan nya.

Pertemuan yang sangat menyebalkan bagi Sean, bagaimana tidak. Dulu memang Sean pernah mempunyai rasa suka pada Zeva saat duduk di bangku kelas XI, karena baginya Zeva itu asik dan ramah. Namun setelah itu, ketika tau Zeva telah memiliki kekasih, hati Sean terasa hancur. Dengan berjalannya waktu saat iya telah disatukan dengan Radiz, tiba-tiba saja gadis tersebut muncul kembali dalam kehidupannya.

        **********

Suara lagu milik maroon 5 tersebut menggelegar di ruang kamar milik Radiz. Suara itu hanya terdengar ketika memasuki kamar Radiz, tak sampai keluar. Bagaimana tidak,kamar tersebut telah diberi pelapis ruangan kedap suara, sehingga siapapun tidak bisa mendengarkannya.

"Zeva." Ucap Radiz memikirkan gadis tersebut.

Ya, ketika ia tidak sengaja melintas di belakang halaman sekolah, ia mendengar percakapan antara sean-zeva. Ia terkejut ketika Zeva menyatakan bahwa dia sayang dan cinta pada Sean.

"Cinta." Kalimat kembali terucap di mulut mungil Radiz.

Pikirannya saat ini terfokus pada sean-zeva. Ia masih tak tahu maksud dari perkataan Sean dan zeva.

"Zeva cinta sama Sean." Kalimat tersebut kembali terucap.

Saat ini hati Radiz dalam kondisi rapuh, setelah kejadian masa lalunya dutambah masahal bimbang yang menyelimuti hati radiz saat ini.

"Apa jangan-jangan perempuan itu pacarnya sean,ahh.. tapi tidak mungkin,sekarang Sean hanya punya aku,tapi bagaimana bisa gadis tersebut mengatakan kalau dia cinta sama Sean, dan bagaiman bisa Sean mengatakan kalau gadis tersebut mengganggu hidupnya." Sungguh keadaan yang sulit dijelaskan bagi Radiz. Ia tak tau kebenarannya. Ia sungguh bimbang dan bingung memikirkan kata kata yang terlontar dari mulut Sean dan zeva. Ia tak tau harus menyimpulkan apa tentang kata-kata yang dilintasi mereka. Ia sungguh sangat bingung dengan situasi ini

 

                        ***********

"Bu, Radiz Pamit berangkat dulu ya. Ibu jaga diri baik-baik ya Bu." Pamit lembut Radiz pada 'ibunya'.

"Ya ndok, kamu juga hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut kalau naik mobil." Pesannya pada Radiz.

Mobil putih sport tersebut sudah tak terlihat lagi. Radiz mengendarai mobil tersebut memecah padatnya kota Jakarta.

"Zeva". Nama itu membuat fokus Radiz terbagi antara jalan dan Zeva.

Saat ini sungguh Radiz mengendarai mobil diatas rata-rata tanpa ia sadari.

"Argh....pusing banget kepala gue." Ringis Radiz, setelah mobil yang ia kendaraai tak sengaja menabrak mobil merah sport.

"Ah..maaf aku tadi tidak melihat mu." Sesal perempuan di depan Radiz.

"Ohh..nggak apa-apa,aku yang salah." Sanggah Radiz.

"Oiya, kenalin nama aku Zeva." Ulur tangan Zeva pada Radiz.

"Zeva,jadi ia namanya Zeva. Bukannya dia perempuan yang kemarin sama Sean?" Radiz terkejut ketika gadis tersebut memperkenalkan namanya.

"Oh maaaf. Nama aku Radiz" balas Radiz dengan senyum ramah.

"Kamu sekolah dimana?" Tanya Zeva basa-basi.

"Aku sekolah di SMA MERAH PUTIH." Jawab Radiz atas pertanyaan yang dilontarkan zeva.

Setelah bercakap-cakap sekitar 10 menit, mereka berdua memilih pergi ke tempat tujuannya masing masing.

"Diz, Lo kenapa, kok muka Lo kusut banget kaya serbet?" Tanya Cecil meneliti wajah Radiz.

"Gue nggak apa-apa, cuma kemarin gue lihat Sean ketemu sama cewek. Cuma gue nggak tau cewek itu siapa, yang gue tau cuma namanya doang ." Radiz mengingat-ingat nama cewek tersebut.

"Siapa namanya diz, kepo nih gue?" Kepo Cecil

"Ze..Zeva, iya namanya itu Zeva. Tapi gue kurang tau juga sih hubungan mereka aja. Ya palingan juga temennya." jawab Radiz enteng.

Setelah masalah kemarin dan pertemuannya dengan Zeva tadi pagi, membuat fokus Radiz dengan pelajaran terganggu, ia tak bisa fokus pada pelajaran yang diajarkan sejak pagi tadi. Ia hanya terfokus pada Zeva.

Satu nama yang membuat Radiz bisa jatuh gila. Zeva, nama itu sungguh membuat Radiz hampir gila. Setiap menit setiap detik Zeva selalu memikirkan nama itu, ia sudah seperti setrika jalan yang mondar-mandir sembari memikirkan nama itu.

Sungguh Radiz kesal dibuatnya, sejak tadi ia selalu terfikir oleh nama tersebut. Ia tak bisa melupakan nama tersebut.

Próximo capítulo