webnovel

Hadiah Ulang Tahun untuk Ibu Tiri

Editor: Wave Literature

Malam hari, di bawah cahaya megah lampu-lampu indah.

Di dalam maupun di luar kediaman Keluarga Qiao, semuanya terlihat diterangi oleh cahaya lampu. Orang-orang berdatangan ke kediaman itu dengan membawa hadiah masing-masing.

Pesta ulang tahun Yu Tingyun mengundang berbagai pejabat tinggi, suasananya sangat meriah.

Qiao Mu saat ini sedang ada di balkon kamarnya, dan memperhatikan tamu-tamu undangan yang berlalu lalang di bawah dengan bosan.

Dalam acara seperti ini, Qiao Mu hanya menunjukkan wajah pada waktu tertentu saja, dia tidak menganggap dirinya sebagai nona besar Keluarga Qiao, dan berusaha sebisa mungkin untuk memberikan semua perhatian kepada Qiao Ya.

Tiba-tiba pelayan mengetuk pintu, "Nona kedua, tamu-tamu undangan sudah datang, tuan menyuruhmu untuk turun."

Qiao Mu menjawab sekedarnya lalu merapikan bajunya. Di saat seperti ini, hanya ayahnya yang ingat dengannya.

Qiao Mu datang ke aula pesta, dia melihat Qiao Jiannan dan Yu Tingyun, dua orang itu sedang bergandengan tangan dan dikelilingi oleh tamu-tamu undangan, terlihat sangat mesra serta harmonis.

"Mumu sudah datang." Qiao Jiannan menatap Qiao Mu, nada bicaranya terdengar sedikit menyalahkannya, "Kamu ini, sejak kecil tidak suka bertemu orang, begitu ada acara besar, kamu langsung bersembunyi. Hari ini adalah ulang tahun Bibi Yun, benar-benar keterlaluan."

"Ayah, bukankah aku sekarang sudah datang!" Qiao Mu tersenyum sambil menatap Yu Tingyun, "Bibi Yun, selamat ulang tahun."

Setiap gerak gerik Yu Tingyun terlihat sangat anggun dan elegan, dia tersenyum kecil, "Jiannan, Mumu tidak suka acara seperti ini, jangan memaksanya."

Yu Tingyun menatap Qiao Mu yang tersenyum lugu, wajahnya sangat polos, dia mengenakan rok putih selutut dan tidak terlihat berkelas seperti gaun pesta lainnya, namun terlihat sangat bersih dan polos.

Qiao Mu yang seperti ini membuat semua orang yang melihatnya beranggapan kalau dia adalah gadis kecil yang lugu, lagi pula dia baru berusia 18 tahun.

Tapi semakin lugu Qiao Mu, Yu Tingyun semakin merasa terganggu melihatnya.

Qiao Mu yang berpenampilan sederhana, ditambah dengan kecantikan alami di wajahnya sudah menarik perhatian banyak orang.

Sementara Qiao Ya yang ada di samping, terlihat mengenakan gaun panjang yang sangat feminim, dia tersenyum melihat Qiao Mu yang datang dengan dua tangan kosong, "Mumu, hadiah ulang tahun apa yang kamu siapkan?"

"Kak, kamu pasti sangat penasaran hadiah apa yang aku siapkan kan? Sekarang belum saatnya untuk memberi hadiah, nanti aku akan mengambil hadiahku." Qiao Mu mengedipkan mata, terlihat sedikit nakal.

Qiao Jiannan lalu tertawa, "Cepat pergi dan sapa para tamu."

Satu keluarga itu terlihat sangat harmonis.

Qiao Mu tahu kalau Yu Tingyun dan Qiao Ya tidak menyukainya, mana mungkin mereka menyukainya, keberadaannya menunjukkan kenyataan kalau ayahnya pernah berselingkuh, siapapun pasti akan terganggu jika ada seorang anak haram dari suaminya berada di depan matanya sendiri.

Tapi Yu Tingyun sangat berbesar hati, dia adalah seorang wanita elegan. Walaupun dia tidak suka, dia tetap bisa menunjukkan sisi baiknya, jadi di depan Qiao Jiannan, Qiao Mu dan ibu tirinya ini terlihat sangat harmonis.

Demi mempertahankan citra nyonya yang berbudi luhur ini, Yu Tingyun melakukan penyamaran yang cukup baik, dan Qiao Mu juga sangat senang karena dia memerankan perannya dengan sangat sempurna.

Qiao Mu melihat sekeliling aula itu, saat menyadari kalau perhatian semua orang tidak ada pada dirinya, dia segera menyelinap diam-diam keluar dari sana.

Di luar rumah, ada sebuah taksi yang berhenti. Saat Qiao Mu keluar, ada seseorang yang turun dari taksi tersebut.

"Xiaxia, aku cinta sekali padamu!" Qiao Mu segera menyambut temannya, ingin memberikan pelukan pada Chi Xia, tapi dihalangi dengan kejamnya.

"Jangan berpikir sembarangan, merepotkanku saja! Di mana otakmu, sampai bisa meninggalkan hadiah ulang tahun ibu tirimu di asrama, dan nyaris dibuang ke tong sampah!"

"Hei hei, perhatikan sedikit bicaramu, sampah apanya? Kalau orang lain mendengarmu, mereka akan mengira aku tidak tulus."

Próximo capítulo