webnovel

Guardian knights (2)

Malam hari, saat langit gelap dihiasi oleh bintang.

- Kediaman Klan Utama Keluarga Ray.

Seorang Wanita meloncat turun dari jendela dan memasuki kamarnya, menggantikan pakaiannya. Semua dia lakukan dengan tergesa-gesa. Saat ini Klan Utama tengah melakukan upacara syukur atas keberhasilan dirinya yang telah menjadi Kapten di salah satu pasukkan khusus kerajaan.

Wanita itu berusia antara 25 dan 26 tahun, dengan perawakan yang langsing dan wajah cantik. Dia begitu tinggi, dengan mata setajam elang.

" Kenapa pakai acara upacara segala sih? Sial, aku pasti akan membalas perbuatan senior yang malah menjadikan ku babu dadakan "

Wanita itu bernama Raychell Ray, Dua hari yang lalu dia naik jabatan. Begitu senangnya dia saat Raja Achazia menyebut namanya dalam daftar pelantikan naik jabatan itu.

Tapi, banyak juga yang iri akan kenaikan jabatannya. Maklum saja, wanita di pasukkan khusus kerajaan hanya ada 50 yang terdaftar. itu pun bukan wanita yang manja yang suka berdanda atau berteriak saat melihat pemuda tampan. Mereka wanita-wanita terpilih!.

Di klan, Raychell dianggap berbakat bahkan bisa dibilang jenius. Saingan terberatnya di Klan adalah Norman, Pemuda yang merupakan kakak sepupunya yang sudah menjabat sebagai Letnan.

Klan Ray selalu mempunyai orang-orang seusianya yang telah mendapatkan jabatan tertinggi dikerajaan Gold Stone. Ada yang sudah menjadi Jenderal, dan ada juga yang menjadi Ilmuan.

Selain itu, Aimi Ray, gadis cantik yang menjadi teman bermainnya menjadi Dokter utama kerajaan diusianya yang masih 20 tahun. Karena Aimi sangat sibuk, sehingga waktu untuk berdua sangatlah susah untuk di dapatkan.

....

Usai Upacara, Raychell melarikan diri menuju Taman umum yang berhadapan langsung dengan gunung Heaven Waters. Walau sudah malam, taman yang dia kunjungi masih sangat ramai.

wusshh!

Raychell menoleh kebelakang, Manik hitamnya menatap seorang gadis mengenakan seragam putih abu-abu yang tengah berjalan sendirian, membaur dalam kerumunan. " Seragam yang aneh, dari mana gadis itu mendapatkan nya? " kata Raychell.

Namun, saat Raychell kembali menoleh gadis itu sudah tidak ada. Raychell berjalan beberapa langkah hingga sebuah aliran listrik menyengatnya. Kedua matanya terbuka saat aliran listrik itu hilang.

Tiit! Tiit! ( bunyi mobil)

Raychell berlari melawan arah sehingga polisi yang tengah mengatur lalu lintas berusaha mengejarnya. Raychell panik, dia bingung dengan tempat dia saat ini. Benar-benar sangat asing kecuali gunung Heaven Waters.

Melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju gunung Heaven Waters dengan kecepatan yang luar biasa. bahkan polisi yang mengejarnya menggunakan Mobil berdecak kesal melihat betapa lincahnya orang yang mereka kejar.

" Apa dia itu hantu " kata Reo yang tengah menyetir mobil.

" Fokus saja untuk mengejarnya " Kata Hanum, rekan Reo yang duduk di samping nya.

Raychell lebih dulu sampai menuju puncak, setidaknya kekuatan sihirnya masih berguna. Duduk di salah satu kursi yang telah tersedia di sana sambil mengatur nafasnya.

" Minum? " Botol minum berada di hadapannya, Raychell mendongak dan melihat gadis yang baru saja dia lihat di taman.

" Ah, terima kasih " Kata Raychell lalu meminumnya sekali teguk. Raychell benar-benar kehausan saat ini.

" Siapa nama mu? aku baru pertama kali melihat Wanita berpakaian seperti bangsawan. Apa kau seorang Cosplayer? " kata nya.

" Ah, bukan. sepertinya aku menyadari jika aku telah masuk kedunia mu " kata Raychell dengan otak pintarnya. " ngomong-ngomong, Siapa nama mu? " tanya Raychell.

" Ah! kita belum saling kenal rupanya, perkenalkan namaku Atika sari. Panggil saja Atika " kata Atika dengan nada ramahnya.

" Raychell Ray, panggil saja Raychell ".

Atika menganggukan kepalanya, duduk di samping Raychell, berhadapan langsung dengan perkotaan. Dari puncak, Gedung-gedung bahkan yang ada disekitarnya terlihat kecil.

" Apa maksudmu mengenai 'masuk ke duniamu?' " Tanya Atika.

Raychell menatap Atika, " aku sepertinya perlu menjelaskannya kepada mu. Aku berasal dari dunia yang berbeda, sepertinya ada kesalahan yang membuat ku masuk kedunia mu" . Raychell menghela napas, " Dunia mu lumayan juga " puji Raychell dengan senyuman menawan nya.

Buk!

Gelombang Energi yang begitu kuat menghantam tubuh Raychell dan Atika, Raychell menarik Atika agar Atika jatuh di atas tubuhnya. Langit-langit retak, terbelah menjadi dua. Sebuah kilat menyambar ke puncak.

" Apa itu? " Hanum dan Reo berada di belakang mereka berdua, mengarahkan pistol ke depan.

Wanita dengan baju compang-camping dan sayap di belakangnya kini berdiri di hadapan mereka bertiga. Reo dan Hanum membelakangi Raychell dan juga Atika.

" Aku yakin jika Wanita di hadapan kita pasti hantu " Kata Reo.

" Apa pun itu, kita harus bisa pergi dari sini " Kata Hanum pelan.

" Ha ha... aku kesini tidak ingin menyakiti kalian wahai para manusia. aku kesini hanya ingin mencari empat Guardian Knights "

" Guardian Knights? " Gumam Hanum, terasa tidak asing di pendengarannya.

" Nona, bisakah anda menyerahkan diri anda dengan suka rela? kami tidak ingin menyakiti anda. " Kata Reo.

" Percuma... " Raychell bangkit, " ...Dia bukan manusia biasa " lanjut Raychell. Mengeluarkan mantra sihirnya untuk memanggil pedang nya.

Hanum nyaris kehilangan keseimbangan nya dan hampir terjatuh saat melihat Raychell mengeluarkan pedangnya. Untung saja dia mampu menyeimbangkan badannya dengan cepat. Otak nya masih memproses apa yang tengah terjadi saat ini.

Reo, pemuda berseragam polisi dengan badan atletis dan berotot, alis mata yang tebal, Matanya memancarkan sinar merah ketika dia menatap wanita itu.

wanita itu sadar, dia lalu tertawa. " Ternyata kalian berempatlah salah satu kesepuluh Guardian Knight. Untung saja aku bisa merasakan kekuatan Ksatria pendahulu kalian " kata Wanita itu.

Kuku-kuku tajamnya menggores lengannya, membacakan beberapa mantra sihir saat darah mengalir dari lengannya. Pasukkan Tengkorak muncul dari dalam tanah, berjalan perlahan menuju mereka berempat.

" Aku, Rita... Salah satu penyihir kegelapan terkuat di Nusantara. Di utuskan oleh Ratu ku, Pandora untuk membunuh para Guardian Knights! "

" f*ck,aku benci situasi ini " Umpatan kasar dilontarkan oleh Raychell barusan.

Dor! Dor! peluru mengenai pasukkan tengkorak. Namun, sama sekali tidak berpengaruh terhadap pasukkan tersebut. Serangan Raychell pun juga sama, menghunus mereka hingga terbelah menjadi dua. Namun, mereka kembali lagi kebentuk yang lebih sempurna.

" Percuma, kalian tidak bisa membunuh pasukkan ku! " Kata Rita.

" Memang... " Suara pemuda menggema, Rita mendongak keatas dan terkejut saat Arion jatih dari langit sambil mengarahkan pedang hitam kearah nya.

Brukkk! (Suara pedang tertancap di tanah)

Tap! ( Suara langkah kaki)

Rita berhasil menghindari serangan dari Arion. Pasukkan tengkoraknya mulai menyerang Arion. Arion melemparkan pedangnya saat cahaya hitam muncul di hadapannya.

Wush!

Sekali tebasan seluruh pasukkan hancur berkeping-keping menjadi abu. Rita mundur beberapa langkah, matanya melotot kedepan.

Menatap enam Guardian Knights.

" Kalian... " Geram Rita. Sebelum Rita mengepakkan sayapnya untuk melarikan diri, Reo melepaskan tembakkan nya dan mengenai sayap kiri Rita.

Duk!

Rita terjatuh ketanah, erangan kesakitan terdengar jelas dari mulut Rita. " Kerja bagus, Reo " Puji Hanum sambil menepuk-nepuk bahu Reo. Reo hanya membalas pujian tersebut dengan anggukan kepala nya.

" Apa yang akan kita lakukan? " Tanya Reo saat menatap Rita. Rita mengarahkan tangannya kewajah Reo, Sebelum menyelesaikan mantranya, Daris langsung memotong tangan Rita dengan cepat. " Hue... " jerit Atika sambil menutup kedua matanya.

" Apa yang akan anda lakukan, tuan? " Tanya Daris saat melihat Arion memandang Rita.

" Kita serahkan dia kepada Raja " Kata Arion memutuskan.

Daris memberi hormat kepada Arion, " Baik, tuan ku! " Kata Daris.

Dia memandang Hanum, Reo, Atika dan juga Raychell secara bergantian. Cahaya keemasan mengelilingi tubuh mereka berempat, sebuah ingatan berputar dipikiran mereka. Itu ingatan Ksatria pendahulu mereka.

" Kalian sudah terpilih menjadi Guardian Knights! " Kata Arion, meulurkan tangannya ke depan. " Ayo, kita berjuang bersama-sama " lanjut Arion dengan ramahnya.

Reo dan Hanum saling bertatapan, mereka tidak tahu maksud dengan perkataan pemuda di hadapan mereka. tetapi entah mengapa tangan mereka menyambut uluran tangan Arion. " Kita akan menjadi rekan tim " Kata Daris yang juga memegang tangan Arion.

Atika dan Raychell memandang tangan mereka berempat, mereka berdua juga melakukan hal sama. menerima uluran tangan pemuda itu.

Seekor Naga keluar dari atas langit dengan cepat membawa mereka ke dimensi lain. Dimensi dimana Raja Achazia tengah memimpin.

....

Riri mematikan TV nya, berita mengenai kemunculan seekor naga yang ada di gunung Heaven Waters membuat banyak orang mengunjungi gunung tersebut. Penasaran akan sosok naga yang terlihat jelas malam itu.

Rarvis duduk di samping anaknya, " ada apa? " Tanya Rarvis ramah.

Riri memeluk Rarvis, " Kapan kak Arion pulang? Riri kesepian di rumah, gak ada teman bermain. Ka Rimi kuliah, mama dan papa kerja sedangkan aku justru di rumah."

" Papa, kenapa Rimi harus Homeschooling? kenapa tidak sekolah seperti teman-teman lainnya " Kata Riri.

Rarvis mengelus sayang surai hitam Riri, " Nak, kamu memiliki tubuh lemah. kami akan sangat khawatir jika kamu berada diluar sendirian ".

" Kalau begitu kenapa papa membiarkan Ka Arion sekolah diluar kota? Riri kan kesepian. biasanya Ka Arion akan mengajak Riri jalan-jalan jika bosan ".

Tangan kecil mengelus wajah Riri, rupanya Nana ibu kandung Riri, Rimi dan Arion baru saja datang. mencium kening Riri lalu mencium Rarvis penuh cinta. " Kena anak mama cemberut? " Tanya Nana kepada Riri.

" Dia cuma kesepian, sayang... katanya dia bosan jika tidak ada Arion " kata Rarvis menjelaskan.

" Kita tunggu liburan semester ya, nak. setelah libur semester kita sekeluarga akan pergi jalan-jalan " kata Nana.

Riri begitu senang, " Benarkah, Terima kasih mama" sambil memeluk Nana.

" Sama-sama "

Rarvis tersenyum melihat intraksi anaknya dengan istrinya. berdiri dari sofa dan meninggalkan mereka berdua diruang santai. berjalan menuju halaman belakang sambil memandang langit pagi.

" Nak, cepatlah selesaikan misimu " bisik Rarvis.

Próximo capítulo