Aku baru saja akan membuka pintu ketika melihat Axel dan seorang wanita sedang bercumbu di depan unit. Aku buru-buru menutup pintu kembali dan otomatis nggak jadi keluar. Kurang ajar memang si Axel. Kalau mau bermesraan kenapa nggak masuk dulu ke dalam unit?
Sudah beberapa hari ini juga Axel membuat masalah denganku. Apa-apa yang aku kerjakan menurutnya salah. Mulai dari memasukan data sampai menyusun laporan. Dan yang lebih membuatku kesal dia dengan seenaknya menyuruhku membuatkannya kopi. Aku nggak bisa nolak, karena dia selalu menggunakan ancaman busuknya itu.
Suara ketukan mengagetkanku. Aku menyeret kakiku kembali menuju pintu. Axel berdiri tersenyum lebar saat aku membuka pintu. Aku memutar bola mata sebelum aku menutup pintu kembali, tapi Axel buru-buru menahannya.
"Apaan sih, Pak?" tanyaku bete.
"Gue laper, Re," katanya mengusap-usap perut.
"Ya terus? Kenapa lu lapor gue? Kalau laper ya makan lah."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com