Aroma itu manis seperti kayu manis, ada sedikit kesegaran citrus, namun juga dibalut dengan eksotisnya bau bunga tanjung. Entahlah, aroma itu sulit untuk dideskripsikan oleh hidung si manusia. Yang ia tahu saat ini otak dan juga tubuhnya terus bergerak untuk membau aroma itu lebih dalam. Membau dan membau, sampai benar-benar terbius oleh aromanya.
"Jangan ke sana!! Anda bisa mati!!" Pengawal menarik tubuh Jaya yang hampir saja menerobos pembatas jembatan cahaya.
"Apa itu???" Jaya tersadar, sebuah pohon berkilauan, berwarna emas, sebuah bunga hitam tumbuh di tengah-tengah batangnya.
"Itu Puspa Nera," jawab para pengawal.
"Puspa Nera?"
"Permata terindah di dunia peri. Satu-satunya di duniamu mau pun di dunia kami."
"Wah, luar biasa."
"Pokoknya ayo cepat pergi dari sini. Ini adalah area terlarang bagi manusia." Pengawal Jaya menyeret paksa tubuh tahanan itu sampai kembali ke pondok peri pengobatan, tempat Jaya tinggal selama ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com