Keesokan harinya Aldebaran membawa Killi menemu Altair. Dengan menggantikan kerudung merah Killi menjadi kerudung hitam miliknya, Aldebaran menggandeng gadis itu masuk ke dalam desa. Tidak ada satu pun dari mereka yang curigai bahwa gadis itu adalah sang penyihir merah.
Dari lantai dua penginapan, Altair menatap ke arah keduanya dengan pandangan tidak suka. Hatinya merasa geram, terbakar oleh rasa cemburu. Meski sebenarnya Altair sadar betul bahwa itu bukan salah Aldebaran bila ternyata Killi lebih memilihnya.
"Alt, turunlah!! Kemarilah!" Aldebaran berteriak memanggil kembarannya. Dengan setengah hati pria itu turun, meloncat dari lantai dua dan mendarat tepat di depan Aldebaran dan Killi.
"Kemana saja kau selama satu minggu?" Meski sudah tahu Altair masih bertanya, ia terus menatap gadis yang menunduk di balik jubah hitamnya. Jubah hitam itu nampaknya tak berhasil menyembunyikan kecantikan Killi, ia tetap mempesona di mata Altair.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com